Eddy Santana Soal Tunjangan Kineja ASN Pemkot: Ukurannya Apa?

PALEMBANG | Koranrakyat.co.id — Mantan Walikota Palembang, Ir. H. Eddy Santana Putra, MT tersenyum membaca keterangan Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Palembang, Amiruddin Sandy yang menyatakan tunjangan kinerja aparatur sipil negara (ASN) di Ibukota Provinsi Sumatera Selatan tertinggi di Sumatera.
Menurutnya, besaran uang negara yang diberikan sebagai tunjangan kepada ASN sudah sama dengan kota-kota besar di pulau Jawa yang pendapatan asli daerah (PAD)-nya tinggi.
ESP nama panggilan tokoh flamboyan yang mengubah Palembang dari kota yang banyak kumuh menjadi kota bersih itu, serta sukses meningkatkan pelayanan air bersih, berpendapat perlu dievaluasi kebijakan pemberian tunjangan kinerja tersebut. Dan, yang terpenting, dana APBD Palembang seharusnya diperuntukkan yang utama kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Menurut ESP, yang perlu dinaikkan adalah gaji walikota atau bupati. Setidaknya gaji walikota atau bupati itu Rp 200 juta sebulan, dengan catatan jangan nyari atau terima dari yang lain lagi. Sebab, walikota memang punya beban dan tanggung jawab yang besar. Sedangkan sekarang yang diterima walikota sekitar Rp 25-30 juta sebulan.
“Apa tidak malu tunjangan tertinggi di Sumatera? Apakah sudah pantas menerima tunjangan yang besar itu? Apakah kinerja pejabat dan ASN di Palembang sekarang sudah bagus nian. Ukurannya apa?” kata tokoh yang dinilai paling sukses memimpin Kota Palembang ini dalam wawancara khusus di kediamannya, Jalan Kapten A. Rivai Palembang, Minggu (7/7/2019).
Eddy Santana Putra yang sukses terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mewakili Partai Gerindra dari daerah pemilihan Sumatera Selatan (Sumsel) I itu mencontohkan, bagaimana dengan kebersihan yang ada saat ini.
Apakah penanganan kebersihan oleh pejabat kepala dinas lingkungan hidup dan kebersihan sudah terlaksana dengan baik? Apakah truk-truk sampah yang ada dalam keadaan baik dan dioperasikan dengan baik, apakah pasukan kuning dihargai dengan baik misal upah mereka tidak pernah telat dan mendapat perhatian lebih, sehingga Palembang bersih selalu, setiap saat.
Begitu juga dengan sektor pendidikan dan kesehatan, apakah sekolah-sekolah yang ada di Palembang ini sudah mumpuni dan terbebas dari pungutuan liar. Termasuk masalah kesehatan, apakah pelayanan rumah sakit dan puskesmas sudah tak ada lagi keluhan.
”Saya kira kedua sektor inipun masih perlu dilihat sejauhmana keberhasilannya,” ujarnya. (dm)