15 Januari 2025

Kontarktor di Natuna Was- Was, Pencairan Proyek Belum Ada Kepastian

KR- Natuna Sejumlah Kontraktor  Natuna mengeluhkan pengajuan pencairan sejumlah proyek yang sudah di kerjakan ternyata pencairan dananya  belum ready, sementara mereka disdesak oleh pekerja dan pemborong yang berharap gajinya segera cair, begitu juga dengan toko material yang mendesak pembayaran.

” Hari hari ini kontrakor  pusing , seperi saya juga, karena  pekerjaan saya sudah selesai sejak Bulan Oktober lalu , tetapi belum juga bisa dicairkan, kita jadi repot kalau ridka ada kepastian kapa pembayaran, maklumlah kita pekerjakan orang mereke rata-rata pekerja harian atau borongan yang berharap pekerjaannya segera dibayar, begitu jugacdengan tagihan material mereke mau mendesak bayar setelah  kerjaan  selesai,” terang Yanto kepada media ini Kamis.(19/212)

Kontraktor laim juga mengeluhkan hal serupa, kini meeka semua sudah menyiapkan berkas untuk mengejar pencairan, tetapi belum ada kepastian tanggal berapa akan cair.

” Kita semua selaku kotraktor sudah menyekkeaikan pekerjaan dan  mengajukan berkas pencairan, kita dituntut untuk tepat waktu menyelesaikan proyek, jika terlambat kena denda permil yang cukup besar, sementara Pemkab  kalau terlambat bayar tidak ada sanksi, kondisi seperti ini kan tak adil, Saya sudah siapkan proyek esuai kontrak berakhir bulan Oktober lalau sampai kini belum adakepsatiankapan cair,” jelas Ujang salah satu Kontrakor Natuna.

Lebih jauh Ujang mennjelaskan bahwa Dengan terlambat bayar kontraktor merasa  dirugikan, banyak kontraktor yang pakai modal pinjaman BanK, kalau terlambat otomatus bunga pinjaman jadi bertambah, kita jadi rugi apalagi kalau asampai tunda bayarnya berbuan- bulan, Kontraktor tak ada untung jadinya, seperti “kerja bakti kita.”

Yanti ketua asosiasi Gapensi Natuna

Kondisi ini juga menjadi perhatian  Ketua Asosiasi Gabungan Pelaksana Kontrukisi Nasional  Indonesia  (GAPENSI) Kabupaten  Natuna , selaku Asosisasi Jasa Konstruksi tertua dan terbesar di Indonesia.

” Gapensi saat ini menaungi sekitar 20 (dua puluhan)  anggota pengusaha kontruksi di Natuna, beberapa anggota kita memang menyampaikan belum adanya kepastian tanggal berapa bisa pencairan proyek yang sudah dikerjakan  yang saya tahu  semua kontrakator sudah mengurus termin, kondisi seperti ini memang sudah sering terjadi pembayaran di injuri time, pernah pencairan di  tanggal 3o Desember jelang  malam tahun baru, ” jelas Yanti selaku ketua GAPENSI Natuna menjawab konformasi media ini

Selaku ketua Asosiasi GAPENSI  Yanti berharap mudah -mudahan tidak terjadi  Tunda bayar yang berlarut -larut sampai ke 2025 karena pernah terjadi seperti itu,

” Kita positif thinking saja mudah-mudahan semua bisa dicairkan di bulan Desember 2024 ini, jangan sampai pencairan berlarut larut, karena  kasihan kontraktor dan kasihan dampak efek dominonya ke masyarakat, khususnya  para pekerja proyek , ” jelas Yanti

Selaku ketua Asosiasi GAPENSI Natuna  Yanti berharap, bisa kedepan GAPENSI bisa bersenergi dengan Pemkab Natuna,

” Kedepan kami berharap pemkab bisa bersikap bijaksana menyikapi bayaknya aturan yang berubah ditingkat pusat, Gapeknas berharap Pemkab Natuna bisa melakukan kebijakan relaksasi aturan ketersediaan tenaga kerja (tenaga ahli) yang masih terbatas di Natuna, ” tambah Yanti.

Totok Ketua Asosiasi Apekindo kabupaten Natuna

Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Konstuksi Indonesia (Aspekindo) juga  yang menaungi  50 (limapukuh) lebih, anggota Kotraktor di Natuna  juga mendapat laporan anggota yang mengeluh kondisi tunda bayar proyek mereka,

” Ya bang kita juga menerima keluhan anggota kita yang proyeknya mengalami tunda bayar , saya selaku ketua asosiasi Aspekindo  sudah menghubungi BKAD Natuna dan Dinas mengkonfirmasi kodisi tunda bayar , jawaban mereka menunggu uang masuk, kalau uang trasnfer pusat masuk di bulan  Desember tetao aka dibayar meskipun di  tetapi sampai  last minid, tetai kalau tunda salurnya tertinda sampai tahun2025 , Ya lain lagi ceritanya, nanti kita sikapi berdasarkan kesepakatan anggota, kalau perlu kta demo Pemkab Natuna ” terang Totok selaku ketua Aspeksindo Natuna.

Pewarta juga berusaha mengkonfirmasi masalaah ini kepada Kadis PU kabupaten Natuna, dan Kepala  Dinas Perkim Natuna  tetapi belum mendapat jawaban,

Sementara Sekdakab Natuna Boy Wijanarko Varianto juga belum menjawab konfrmasi media ini

Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) yang bertugas membantu Bupati melaksanakan fungsi penunjang keuangan. menyataka bahwa belum bisa meberi kepatian tanggal berapa pencairan proyek kotraktor yang telah siap dikerjakan.

” Saya tak bisa janjikan kapan bisa dibayar karena menunggu uang masuk tunda bauar 103 Milyar rupiadari pemerintah pusat.” jelas Suryanto selaku kepala BKAD Natuna menjawab konfirmasi media ini. (red)