26 April 2025

Bantu Kapal Fiber, Pertamina Mudahkan Nelayan Cari Ikan & Bawa Wisatawan ke Geopark Natuna

** Sebuah Kolaburasi Membangun Ekonomi Rakyat di Kepulauan

NATUNA | Koranrakyat.co.id – Rudi Alim (35 Tahun), luar biasa gembira ketika mendapatkan bantuan kapal kecil berbahan fiber dari Pertamina (Persero). Dengan sarana ini, ia mengaku bisa lebih leluasa mengarungi laut demi memenuhi kebutuhan hidup. Tidak saja sebagai nelayan, tapi juga menjadi pengantar wisatawan manca negara dan lokal, yang ingin berkunjung ke Pulau Senoa, salah satu pulau geopark tercantik di gugusan Pulau Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

=======================

Matahari sore di ufuk barat mulai meredup. Dua pria muda itu, cekatan ‘memarkir’ perahu fibernya di bibir pantai, dekat dermaga Pariwisata Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna. Satu mendorong dari belakang, yang satu membantu dari sayap kanan, agar posisi badan kapal tersebut separuh berada di atas pasir, tak bergerak lagi jika ada gelombang.

Rudi Alim (berbaju hitam), bersama rekannya saat mamarkirkan kapal fiber bantuan Pertamina di pantai dekat dermaga wisata Sepempang, Bunguran Timur. (f/Agung E Hermawan)

”Kami baru saja mengantar wisatawan asing, ke Pulau Senoa. Hari ini cukup ramai wisatawan yang menyeberang ke sana. Beginilah jika hari Minggu, Pulau Senoa paling ramai dikunjungi, kawasan wisata pantai lain di Natuna, tidak begitu,” ujar Rudi Alim, kepada koranrakyat.co.id, Minggu (27/10/2024).

Rudi Alim, yang saat itu tengah melepas mesin tempel pendorong kapal tersebut, mengaku belum genap sebulan mendapatkan bantuan dari Pertamina (Persero) ini. Persis pada tanggal 12 Oktober 2024 lalu. Prosesi penyerahannya berlangsung di Pantai Sujung, Desa Kelanga, Kecamatan Bunguran Timur Laut, dan difasilitasi oleh Komunitas Pandu Laut Nusantara, yang juga Chief Executive Officer-nya adalah mantan Menteri Kelautan, Susi Pudjiastuti.

Selain Rudi Alim Ada tiga nelayan lagi di Natuna yang mendapatkan bantuan tersebut. Yang satu biasa dipanggil Pak Hendry F, dan satunya lagi diberikan kepada pak Izhar alias bujang merah dan pak Wan Atal  ”Semua atas rekomendasi Pak Atal (Wan Atal-red), Orang Kepercayaan Ibu Susi Pudjiastuti,” ujar Rudi menambahkan.

Penyerahan bantuan kapal untuk nelayan ini merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Pertamina (Persero). Turut hadir pada acara tersebut Pjs. Bupati Natuna Rika Azmi, Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Brahmantya S. Poerwadi, Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Freddy Anwar dan para nelayan di Kabupaten Natuna.

Susi Pundjiastuti berfoto bersama Pjs Bupati Natuna dan Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Brahmantya S. Poerwadi, Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Freddy Anwar serta para nelayan penerima bantuan. Kapal (f/dok.pertamina)

Sesungguhnya ada 10 kapal berikut mesin tempel Yamaha 15 PK serta paket jaring ikan yang digelontorkan Pertamina. Namun terbagi di 4 kabupaten/kota. masing-masing di Kabupaten Natuna, Kabupaten Belitung, Kota Padang dan Kabupaten Simeulue. Bantuan ini tentu saja diharapkan dapat meningkatkan produktivitas nelayan dan memperkuat pengawasan di wilayah perbatasan khususnya perairan Natuna.

Pilih yang Cepat Hasilkan Uang

Lalu kenapa kapal tersebut tidak digunakan untuk mencari ikan? Rudi ternyata punya alasan tersendiri. Menurutnya, alih fungsi pemanfaatan kapal bantuan ini disesuaikan dengan peluang untuk mendapatkan uang lebih cepat.

Sejak menerima bantuan ini, ia mengaku baru dua kali menggunakannya untuk melaut mencari ikan. Itupun tidak terlalu ke tengah. Sebab, saat ini kondisi cuaca di laut memasuki musim angin utara. Gelombang laut bisa mencapai ketinggian 2-3 meter dan sangat berbahaya. Karena itu, kapal ini sementara dimanfaatkan juga untuk mengantar para turis ke Pulau Senua.

Sedikit gambaran mengenai Pulau Senua, adalah sebuah pulau di Kabupaten Natuna yang terlihat seperti wanita hamil yang sedang berbaring. Ya, dalam bahasa setempat Senua berarti satu tubuh berbadan dua. Penamaan pulau ini berdasarkan cerita rakyat setempat yang mana pulau ini merupakan jelmaan dari seorang putri raja kerajaan melayu yang sedang hamil.

Apa hanya bentuk pulau yang unik ini yang membuat Pulau Senua mempesona? Tentu tidak. Begitu kita tiba di dermaga apung di Pulau Senua, kita akan dibuat terpana dengan air lautnya yang begitu jernih bagaikan kristal yang dihiasi dengan pemandangan dasar laut. Ditemani dengan pasir putih di bagian pantainya dan bebatuan yang memiliki nilai sebagai objek geowisata.

Suasana patani di Pulau Senua yang berpasir putih dan airnya bening, (f/pariwisata.natuna)

Setelah puas dengan pemandangan yang bisa dinikmati di daratan, wisatawan juga bisa melihat pemandangan dasar laut. Memulai Snorkeling dari pantai yang berada di dekat dermaga apung atau Diving di tengah laut. Disini, wisatawan dapat melihat keindahan terumbu karang dan hewan laut. Begitulah cerita Rudi kepada setiap turis yang memanfaatkan jasanya.

Kini Rudi sudah memiliki kapal sendiri, meski kecil. Pola pemanfaatannya menggunakan sistem sewa perhari, mulai dari jam 08:00 pagi hinga sore. Tarif sewa Rp 500 ribu, maksimal 5 penumpang. Boleh kurang tapi tidak boleh lebih. ”Pokoknya mana yang cepat mendapatkan uanglah. Kita bukannya pilih-pilih, tapi kan harus melihat situasi juga,” ujarnya.

Menurut Rudi, menggunakan kapal bantuan ini secara komersial untuk mengantar turis, tentu tidak salah. Bahkan sebaliknya justru membantu pemerintah daerah Natuna dan Propinsi Kepri dalam mempromosikan aset wisata pantai dan Pulau di Natuna. Sebab, tak sedikit juga wisatawan yang dibawa, bertanya soal lokasi diving (menyelam) dan snockling di tempat-tempat terumbu karang yang indah di dasar laut yang aman dikunjungi.

”Jika ada yang begitu, ya tinggal kita antarkan saja, lokasinya di sekitar Pulau Senua itu juga,” ujar Rudi yang juga mengaku profesi ini, sebenarnya sudah ia tekuni sejak lama. Namun waktu itu, ia tidak punya kapal sendiri, melainkan menggunakan kapal bermesin 3 GWT milik abangnya, ketika sedang tidak melaut.

Soal pendapatan bersih, Rudi mengatakan, paling sedikit Rp 350.000 sekali sewa perhari. Karena dari tarif sewa yang Rp 500 ribu, kita sisihkan Rp 150 Ribu untuk makan dan bensin mesin yang dipakai untuk mengerakkan kapal.

Jika cuaca bagus, lanjut Rudi dalam seminggu, lima hari kapal digunakan olehnya bersama abangnya untuk mencari ikan di laut lepas. Dua hari lainnya, yakni Sabtu dan Minggu, kapal digunakan untuk mengantar wisatan ke Pulau Senua, yang jaraknya hanya 30 menit dari Dermaga Sepempang, Bunguran Timur.

Selama liha hari berjuang di laut, biasanya terkumpul ikan sebanyak tiga peti, yang terdiri dari berbagai jenis. Seperti ikan Kakap Merah, Ikan Kalang, Ikan Tenggiri, Ikan Lebam dan sebagainya. Kalau dijual hargnya sekitar Rp 5 juta. ”Setelah dipotong biaya kebutuhan makan dan BBM, ya dapatlah kita masing-nasing Rp 1 juta,” ujarnya berkisah.

Kapal-kapal nelayan Natuna yang menunggu waitawan di Dermaga Apung Pulau Senua. (f/pariwisata.natuna)

Ke depan Rudi juga berencana memodifiksi lagi kapal bantuan Pertamina ini, supaya memiliki atap, sehingga jika hujan penumpangnya tidak kebasahan. Selain itu, lantai kapal dan tempat duduk, juga akan dibuatkan dari bahan kayu. Kapal bantuan ini, akan iya gunakan juga untuk menjaring, manakala turis ke Natuna sedang sepi.

Hal yang sama, ternyata juga dilakukan Hendra, yang akrab dipanggil Pak Hen. Sehingga kehadiran Rudi Alim dan Pak Hen semakin melengkapi jumlah nelayan yang nyambi menjadi pengantar wisatawan yang saat ini jumlahnya hampir 15 kapal.

Pjs Bupati Berteriama kasih Kapada Pertamina

Pjs. Bupati Natuna Rika Azmi menyampaikan apresiasi kepada Pertamina dan Pandu Laut atas dukungannya kepada masyarakat Natuna melalui program bantuan kapal ini.

“Kabupaten Natuna sebagai salah satu wilayah perbatasan di ujung utara yang juga merupakan salah satu wilayah operasional kerja Pertamina, begitu banyak kontribusi CSR Pertamina dalam mendukung kemaslahatan masyarakat di daerah ini yang juga sangat memperhatikan Sumber Daya Manusia,” ujar Rika dalam sambutannya.

Lebih lanjut Rika menyampaikan bahwa komitmen Pertamina kembali ditunjukkan dengan bantuan khusus untuk memberdayakan nelayan di Natuna.

“Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan berupa pemberian kapal kepada nelayan, kita berharap dengan bantuan kapal ini nelayan dapat memanfaatkannya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” lanjut Rika.

Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Brahmantya S. Poerwadi. (f/dok.pertamina)

Sementara itu CEO Pandu Laut Nusantara, Susi Pudjiastuti juga mengungkapkan bahwa Natuna dengan sumber daya kelautan perikanan yang sangat kaya tentunya nelayan menjadi sorotan utama untuk dapat terus meningkatkan kualitas produktivitas penangkapan ikan tersebut.

Susi juga mengatakan Natuna juga memiliki potensi pariwisata laut yang sangat menjanjikan bila dikembangkan. Mulai dari keindahan pantai di gugusan pulau-pulau kecil, flora dan fauna serta alam pengunungannya.

Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Brahmantya S. Poerwadi mengatakan, Pertamina secara berkelanjutan membangun kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk bisa memberikan manfaat lebih luas kepada berbagai elemen masyarakat.

“Inilah, kolaborasi Pertamina dengan berbagai pihak untuk melaksanakan bisnis yang berkelanjutan dengan memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian alam, perlindungan terhadap lingkungan hidup, berkontribusi terhadap kemandirian masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup nelayan di kepulauan melalui program bantuan kapal dan jaring ikan,” papar Brahmantya. (Agung Elisa Hermawan)

** Feuture ini merupakan kepesertaan penulis pada Anugerah Jurnalistik Pertamina 2024