11 Oktober 2024

Kebersihan Geosite Geopark Sebagai Kawasan Wisata Natuna Perlu ditingkatkan

KR Natuna- Penataan dan kebersihan kawasan g=Geoprak Natuna ynag menjadi andalan promosi guna meningkatkan kunjungan wisatawan perlu mendapatkan perhatian, kebersihan ini juga sebagai upaya menjaga kualitas lingkungan sehingga keberlanjutan pariwisata juga terjaga.

Kadis Pariwisata hardinansyah dan ketua harian geoprak Natuna ir Basri

“Pariwisata itu identik dengan kawasan yang bersih, keindahan dan kebersihan itu seiring , maka kebersihan  adalah harga mati,” ujar ketua Harian geopark Natuna ir Basri saat membuka pelatihan kebersihan kawasan wisaya Natuna di aula Hotel Natuna, Senin, (30/09/2024)

Lebih jauh Basri yang juga menjabat Asisten II bidang ekonomi dan pembangunan Pemkab Natuna , menjelaskan. bahwa pariwisata di Natuna ini suka tidak suka harus menjadi roda ekonomi, untuk itu guna menjaga keberlanjutan kawasan wisata maka manajemen pengelolaan kebersihan kawasan wisata khusunya kawasan geoprak harus menjadi perhatian utama

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Hardinansyah menjelaskan bahwa tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan motivasi dan kemampuan para pengelola daya tarik pariwisata maupun desa wisata dalam melaksanakan kebersihan lingkungan, sanitasi dan pengelolaan sampah.

Peserta pelatihan terdiri dari pengelola daya tarik wisata, pengelola daya wisata dan kelompok sadar wisata (Pokdawarwis) dengan narasumber dari praktisi dibidang manajemen dan hospitality, Rita Ritasari.

Kebersihan Kawasan Geoparak sebagai objek Wisata uggulan Natuna Tangungjawab Bersama

Ketua harian Geoprak Natuna ir Basri

Dari 9 geoside yang masuk dalam Geopark Natuna yaitu Pulau Akar, Batu Kasah, Gunung Ranai, Pantai Gua dan Bamak, Pulau Senua, Pulau Setanau, Senubing, Tanjung Datuk serta Taman Batu Alif. Hal ini menjadikan potensi wisata yang luar biasa. sayangnya pengelolaan kebersihan dari 9 geosite ini masih belum optimal, hanya kawasan pulau Akar dan kawasan batu kasah ynag memiliki manajemen kebersihan.

Kebersihan geosite Batukasah dikelola oleh kelompok  sadar wisata desa Cemaga Tengah, sedangkan geosite Pulau Akar dikelola oleh kelompok sadar wisata desa Cemaga kota, geosite pulau Setanau oleh kelompok sadar wisata desa Sabang Mawang, kawasan Taman Batu Alif oleh pengelola swasta,

Sedangkan geosite Gua Kamak dikawasan desa Pengadah, geosite Tanjung datuk dikawasa desa Teluk Buton , kawasn pulau Senua dan kawasan gunung Rnai masih perlu pengannan lebih seriuslagi

TNI khsusunya Kopasgat Natuna juga ikut andil menjaga kebersihan geosite Pulau Senua

Begitu juga dengan kebersihan kawasan Landmark pantai Piwang, keberihan yang dilakukan dinas DLH hanya sebatas kebersiahan dalam are alun-alun pantai Piwang, sementara untuk kawasan Pantai penunjang kawasan landmark ini masih juga terlihat sampah plastik dan sampah sisa residu musim ombak yang terbawa ke tepi pantai, belum ada kelompok khusus yang dibentuk untuk mengendalikan sampah laut ini.

Sejumlah relawan bebrapa kalai ikut ambil bagian dalam mebersihkan kawasan pantai maupun kawasan Gunung Ranai, tetapi tentu upaya ini tidak cukup untuk menendalikan sampah yang terus dibawa oleh wisatawan.

” Kebersihan kawasan geoprak ini merupakantangungjawab bersama, baik pengelola maupun masyarakat sebagai wisatawan, karena sampah ynag tidak terurai ini merupakan hasil dari bawaan para wisatawan, jadi himbauan kepada wisatawan agar tidak meninggalkan sampah dilokasi wisata geoprak ini harus terus diagaungkan diimbangi dengan manajemen kebersihan oleh pengelola kawasan wisata Geoprak Natuna” jelas Siro selaku relawan kepada media ini.

Relawan Pendaki Jaga Kebersihan Geosite Gunung ranai

Aksi relawan jaga kebersihan geosite Gunung ranai

Selain mendaki puncak gunung Ranai, puluhan pendaki pada Sabtu (25/5/2024) juga melakukan pembersihan sampah yang berserakan di jalur pendakian. Aksi tersebut dilakukan untuk menjaga kebersihan puncak gunung Ranai, yang juga menjadi primadona bagi pencinta wisata alam.

“Sekitar puluhan kantong sampah yang berhasil kami bawa turun ke kota untuk dibuang pada tempatnya,” kata Raja Darmika salah satu pendaki kepada media ini bebrapa wakatu lalu.

“Kita harap bagi masyarakat maupun pengunjung yang melakukan aktivitas di puncak tidak membuang sampah sembarangan,” tambah Raja Darmika yang juga hobi mendaki gunung tersebut.

Sementara itu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat maupun pengunjung lainnya, para pecinta wisata alam gunung Ranai juga membuat papan himbauan dengan seruan gunung Ranai bukan tempat sampah dan bawalah sampahmu.

Aksi Bersih-Bersih Bersama Masyarakat 

Goro kebersihan kawasan pantai batu kapal disekitar Geosite Senubing

Contoh kegiatan bersih bersih ini juga diberikan saat gerakan global World Cleanup Day yang diadakan secara serentak di berbagai wilayah, termasuk di Kepulauan Riau dengan tema “Membuat Ruang untuk Kehidupan” Make Rooms for Life.

Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda memberikan apres iasi tinggi atas inisiatif warga Natuna dalam menyukseskan kegiatan WCD. Menurutnya, gerakan ini selaras dengan program Jumat Bersih yang telah ia canangkan sejak menjabat sebagai Wakil Bupati, bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

“Menjaga kebersihan pantai bukan hanya untuk kesehatan lingkungan, tetapi juga penting untuk meningkatkan daya tarik wisatawan. Natuna memiliki potensi wisata yang luar biasa, dan kebersihan adalah salah satu kunci untuk menjadikannya destinasi unggulan,” ujar Rodhial Huda. menjawab konfirmasi media ini

Aksi bersih bersih pantai batu kapal ini melibatkan Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna, instansi terkait, organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat, Komunitas, TNI – POLRI, masyarakat dan para pelajar serta anak muda Natuna yang mau berpartisipasi.

Ia menambahkan, melalui kegiatan semacam ini diharapkan bisa menumbuhkan  kesadaran dan kebiasaan hidup bersih masyarakat Natuna.

“Tanpa menyalahkan pihak manapun, kita melakukan aksi nyata, membersihkan sampah dengan bergotong royong bersama. Harapannya gerakan yang kita lakukan akan menjadi sebuah trigger yang akan menyadarkan orang-orang yang tadinya belum sadar, lalu kemudian bermunculan agen-agen perubahan yang baru,” terang Sirojudin selakumkoordinator kegiatan. (red)