Isi Hati Hanya Satu Warna

Oleh: Hamka Suyana
Motivator Manajemen Sasyuik
Hati yang dikenal sebagai pusatnya perasaan, isinya hanya satu warna. Ia selalu terisi, tak pernah kosong.
Ketika perasaan sedih berada di sana, maka perasaan gembira akan pergi menjauhi.
Jika tiba giliran bahagia memasuki hati, maka perasaan derita tahu diri, akan segera pergi.
Bagaimana caranya agar esensi perasaan gembira dan bahagia selalu mengisi hati dalam segala kondisi, tidak hanya ketika tercapai keinginan baru merasa bahagia?
Sesungguhnya pada saat dalam kesulitan dan menghadapi ujian pun, masih bisa menghadirkan esensi perasaan bahagia.
Barang siapa mampu berbahagia pada saat menderita, niscaya akan dibahagiakan oleh Allah secara tak terduga.
Hal ini sesuai Hadits Qudsi, Allah berfirman, yang artinya, “Aku (Allah) mengikuti prasangka hambaKu”
Bentuk prasangka kepada Allah adalah apa yang DIRASAKAN hati ketika otak memikirkan sesuatu.
Banyak fakta, ada orang yang merasa sulit mendapatkan esensi bahagia pada saat menderita. Penyebabnya, tak lain karena membiarkan efek masalah menggerogoti perasaannya. Misalnya, pada saat mengalami kenyataan tak diinginkan, selalu memikirkan akibat buruk yang menimpa. Kemudian diratapi dan disesali berkepanjangan. Ia membiarkan esensi perasaan derita, kerasan berdomisili dalam perasaannya.
Terus bagaimana cara mengatasinya?
Berikut tips jitu agar esensi lega dan bahagia lebih mudah hadir dalam segala kondisi.
- Harus tegas pasang target waktu untuk merasakan sedih, sesal, kecewa dan sejenisnya. Misalnya rentang waktu bersedih, kecewa, dan jengkel untuk masalah kecil ditarget paling lama dua jam. Untuk sedih dan jengkel katagori sedang ditarget satu hari. Untuk yang berat …. silakan dibuat target sendiri.
Setelah target waktu habis, suruhlah esensi perasaan sedih, kecewa, kesal, dan derita segera pergi meninggalkan hati. Karena esensi perasaan lega dan bahagia sudah antri untuk mengisi.
- Kemudian, undanglah esensi perasaan lega dan bahagia agar mampu bertahan lama bermukim dalam hati.
Bagaimana caranya? Gunakan dan maksimalkan kemampuan SASYUIK (sabar, syukur, ikhlas) untuk mengatasinya yang ditandai dengan munculnya sikap tenang, senang, lapang menghadapi kenyataan dengan berpedoman pada Surat Al Insyiroh, ayat 5 dan 6, yang artinya, “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ADA KEMUDAHAN, sesungguhnya bersama kesulitan ADA KEMUDAHAN.”
Ingatlah QS Al-Ahzab ayat 4, Allah berfirman, “Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya.”
Bukan karena keadaan dan kenyataan yang menjadikan hati bahagia atau menderita. Tapi kecerdasan yang bersangkutan dalam mengelola masalah yang menjadikan salah satu dari 2 perasaan itu bertahan lama di dalam hatinya.
Salam Sasyuik, semoga bahagia sukses selalu.
Taman Sasyuik, Ayyamul Bith hari ke-2, 14-1-2025