Putra Sumsel di Senayan Soroti Kasus Rohingya
JAKARTA | KoranRakyat co.id –Putra Sumsel yang juga Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP ) DPRRI menyoroti dan mengaku prihatin akan nasib etnis Rohingya di Myanmar.
Sebagaimana rilis yang dikirim ke meja Redaksi KoranRakyat co.id yang mengaku prihatin akan kondisi yang terjadi menimpa etnis Rohingya di Myanmar.
“Kita menyaksikan penderitaan & kekerasan yang dilakukan Junta terhadap etnis Rohingya padahal suku Rohingya sudah ada di Rakhine sejak tahun 1055 dan sempat jaya di Myanmar. Sekarang Rezim di Myanmar tak lagi urus mereka karena sudah dianggap bukan lagi Warga Myanmar sehingga nasib muslim Rohingya semakin tidak jelas. Rezim merasa tak ada kewajiban bahkan bertindak semena mena, represif, melakukan pembunuhan, dibantai dan diusir. Hak dasar manusia tak lagi mrk peroleh mrk,” ungkap Anggota Komisi XI DPR RI itu, awal pekan ini, Senin (25/12/2023).
Menurut Achmad Hafisz Thohir, PBB telah mengatakan bahwa sudah lebih 1 juta penduduk Rohingya yang terusir dari tanah kelahirannya. Rohingnya sebagai kelompok paling teraniaya di dunia.
Hafisz mendorong agar ASEAN bertindak lebih jauh untuk menghentikan kekerasan dan genosida di Myanmar. Tak cukup skadar mengutuk, tapi Dunia dan ASEAN harus membuat langkah konkret.
Bisa saja Myanmar diisolasi dari berbagai forum dunia, embargo senjata, ekonomi dan membekukan pasport dan visa mereka serta menyeret pelaku genosida disana ke Mahkamah Internasional untuk diadili..!! BKSAP DPR RI terus berkomitmen kuat terkait HAM, antara lain
terus menyuarakan bbgai mcm pelanggaran HAM. Mengajak DUNIA untuk bersatu melawan pelanggaran HAM yg tjdi di Rohingya. (*/Sar)