15 Januari 2025

UMM Kukuhkan Joko Widodo Sebagai Guru Besar Sastra

 Prof Joko Widodo (kiri) dan Prof Dr Mohammad Syaifuddin. (Humas UMM/KLIKMU.CO) Malang|KoranRakyat co.id—– Kali ini  Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menambah jajaran dua guru besar untuk perguruan tinggi tersebut.

Kedua guru bersar tersebut Prof Dr Joko Widodo MSi yang dikukuhkan sebagai guru besar sastra. Joko Widodo merupakan dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Selain Joko Widodo juga ada Prof Dr Mohammad Syaifuddin MM dikukuhkan sebagai guru besar matematika. Mohammad Syaifuddin merupakan dosen Pendidikan Matematika.

Seperti diwartakan KLIKMU.CO sebelummnya kedua guru besar yang dikukuhkan berasal  dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Keduanya dikukuhkan pada Sabtu (27/12/2023).

 

Dalam disertasinya, Prof Joko Widodo, membahas terkait apresiasi sastra dan penerapannya dalam kehidupan. Dia menegaskan bahwa peningkatan kualitas apresiasi terhadap karya sastra akan berdampak signifikan. Ada pencapaian literasi dan penerapannya dalam kehidupan.

 

Ketepatan mengapresiasi berujung pada pencapaian membaca secara reading beyond in the line, dapat menyelamatkan ribuan orang dari tindakan negatif, tercela, pelanggaran peraturan, kehancuran masa depan, bahkan jiwa.

“Pembaca didorong untuk mampu menangkap pesan-pesan yang disampaikan pengarang lewat karyanya. Kemudian menjadikannya inspirasi dan menuangkannya dalam tindakan nyata berupa sistem yang bisa mencegah orang terjerumus dalam tindakan tercela. Aktivitas ini merupakan fungsi preventif,” tegasnya.

Menurut dia, jika apresiasi dalam sastra diimplementasikan oleh orang-orang yang memiliki wewenang atau pengambil kebijakan, tentu bisa mencegah tindakan melanggar yang berakibat pada kerugian bagi diri sendiri dan masyarakat.

Begitu pun dengan peningkatan dalam aspek moral bagi masyarakat dan sebagai alat untuk mendidik. Dikaitkan dengan pesan dan muatannya, hampir secara keseluruhan karya sastra merupakan sarana-sarana etika.

“Dengan demikian, memahami karya sastra pada gilirannya merupakan pemahaman akan nasihat dan peraturan, larangan dan anjuran, kebenaran yang harus ditiru, jenis -jenis kajahatan yang harus ditolak, dan sebagainya,” ungkap mantan Wakil Rektor III UMM itu.

Di sisi lain, Prof Mohammad Syaifuddin meneliti mengenai “Keterampilan Abad Ke-21: Tantangan Asesmen Kelas yang Mencerdaskan”. Perkembangan abad ke-21, menurut dia, telah membawa perubahan dan tantangan yang signifikan dalam masyarakat.

Untuk menavigasi perubahan positif, individu perlu memperoleh dan mengembangkan seperangkat keterampilan yang dikenal sebagai keterampilan abad ke-21.

“Keterampilan ini mencakup berbagai bidang, termasuk pembelajaran dan inovasi, informasi dan teknologi, dan keterampilan hidup dan karier. Keterampilan abad ke-21 sangat penting bagi individu untuk berkembang di dunia saat ini,” jelasnya.

Dalam bidang pembelajaran dan inovasi, individu perlu memiliki kreativitas, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan kemampuan untuk belajar bagaimana belajar. Mereka harus mampu berpikir di luar kotak, menghasilkan ide-ide inovatif, dan beradaptasi dengan situasi baru.

Dalam hal keterampilan informasi dan teknologi, individu harus mahir dalam menggunakan teknologi dan media serta dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi secara efektif.

Terakhir, dia menyampaikan bahwa asesmen untuk kehidupan merupakan upaya mencapai kecerdasan spiritual yang memainkan peran penting pengembangan dimensi spiritual anak didik.

“Salah satu hal penting lain dari asesmen yang mencerdaskan adalah bagaimana asesmen menuntun manusia untuk menuju tujuan hidup yang sesungguhnya. Tujuan hidup sesungguhnya manusia adalah kembali kepada Allah dalam keadaan husnulkhatimah,” tuturnya. (*/sar)