KR Natuna,- Setelah moratorium pengiriman sapi keluar daerah pasca merebaknya penyakit mulut dan kuku tahun lalu , kini Pemkab Natuna telah mengijinkan kembali pengiriman sapi asal Natuan ke luar daerah,
ini ditandai dengan pengiriman 64 ekor sapi menuju Tanjung Pinang melalui pelabuhan Tanjung Payung Penagi yang dilengkapi dokumen resmi pemberangkatan sapi.
Sapi yang dikirim keluar tersebut merupakan sapi dari petani ternak diwilayah pulau Bunguran besar.
Wakil Bupati Natuna Rodial Huda menyampaikan bahwa kualitas sapi dari Natuna cukup terjaga, sehingga memiliki nilai jual yang tinggi diluar daerah, prospeknya yang cukup bagus untuk dikembangkan didaerah ini.
“Dengan dijual keluar daerah ini kan merupakan peluang yang cukup bagus bagi petani ternak didaerah kita, untuk dapat lebih serius dalam memelihara ternak sapi, sehingga kedepan sapi di Natuna akan lebih dikenal diluar karena pemeliharaan yang bagus,dan kualitas kesehatanya yang juga baik,” kata Wabup.
Pengiriman sapi menuju Tanjung Pinang dilakukan dengan menggunakan Kapal Laut KM. Kawaranae 2 dipantau Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda, Selasa (30/5)
Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Natuna Asmara Juana Suhardi mengatakan bahwa pada tahun ini rltelah dilakukan pengiriman sapi mencapai 700 ekor. Sebelum dilakukan pengiriman keluar daerah Sapi – sapi iti telah dilakukan PCR dan juga karantina mandiri oleh setiap pedagang sapi.
” Tahun ini kita akan mengirimkan 600 hingga 700 ekor sapi keluar Natuna. Sapi – sapi ini sebelum dikirim telah dilakukan proses PCR, pengurusan dokumen dan karantina mandiri,” jelas Asmara Juana Suhardi.
Pengiriman sapi keluar Natuna ini dilaksanakan secara bertahap. Dijadwalkand alam waktu dekat kembali akan dilakukan pengiriman sapi keluar Natuna lagi.
Sapi-sapi dari Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), dipastikan bebas dari virus lato-lato atau Lumpy Skin Disease (LSD). Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Natuna, juga memastikan sapi-sapi dari wilayah Natuna tersebut, aman untuk hewan kurban.
Dari permintaan 343 ekor sapi untuk kurban tersebut, sebanyak 313 ekor telah dikirim dan tidak ditemukan adanya virus lato-lato.
“Data yang masuk ada 343 ekor sapi untuk dikirim ke luar Natuna, tapi kemungkinan akan bertambah. Saat ini kami sudah kirim 313 ekor, dan tidak ada ditemukan virus lato-lato,” ujar Zulfikar selaku Kepala Bidang Peternakan DKPP Kabupaten Natuna,
Zulfikar menyebutkan, seluruh sapi kurban itu telah dikirim ke Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Kepulauan Anambas, dan Kota Tanjungpinang. DKPP Kabupaten Natuna, sudah memeriksa kesehatan sapi kurban tersebut sebelum dikirim ke daerah tujuan.
“Kami sudah kirim ke Kabupaten Bintan, sebanyak tiga kali. Untuk ke Kota Tanjungpinang, sudah mengirimkan sebanyak empat kali. Sedangkan di Kabupaten karimun, dan wilayah Tarempa masing-masing satu kali pengiriman. Seluruhnya telah diperiksa kesehatannya,” tegas Zulfikar.
Wabah penyakit LSD atau Lato-lato telah melanda sejumlah daerah. Virus ini menjangkit hewan ternak seperti sapi dan kerbau. Secara kasat mata, sapi yang terkena LSD mengalami benjol-benjol di sekujur tubuh. Meski termasuk dalam penyakit kulit menular, tapi belum ditemukan penyebarannya pada kambing atau manusia.
LSD bisa menular secara langsung melalui kontak lesi kulit. Namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine. Sedangkan secara mekanis, LSD menular melalui vektor yaitu nyamuk, lalat, migas penggigit, dan caplak.
(red)