APJII: Saatnya Kabupaten/Kota di Sumsel Miliki Pusat Data Internet Handal
PALEMBANG | Koranrakyat.co.id – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) siap berkolaburasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah maupun pelaku bisnis di seluruh wilayah kabupaten dan kota di provinsi Sumatera Selatan, untuk meningkatkan layanan teknologi internet bagi masyarakat, terutama di wilayah pedesaan.
Pernyataan itu disampaikan Zulfadly, salah seorang senior di jajaran pengurus APJII Pusat, dalam sebuah diskusi bertajuk Perkembangan Internet dan Pembangunan Data Center APJII Sumsel di Palembang, Senin (16/7/2019). Diskusi yang dihadiri oleh Kadis Kominfo Sumsel, utusan institusi terkait, akademisi dan kalangan pers ini, dipandu oleh H. Sony Oktapriandi, S.Kom. M.Kom, yang juga menjabat Ketua Pengurus Wilayah APJII Sumatera Selatan.
Zulfadly mengatakan, penggunaan Internet sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari dan terus berkembang pesat. Selain jumlah pengguna yang terus bertambah, layanan yang diberikan pun semakin bervariasi dan menggeser teknologi konvensional.
“Komunikasi video conference, telepon, transaksi bisnis, update informasi/berita, pelacakan lokasi, dan lain-lain kini mudah dan murah dilakukan, berkat adanya platform internet,” ungkapnya.
Menurut hasil survei tahun 2018, penetrasi pengguna internet di indonesia sudah mencapai 64,8 persen dari jumlah penduduk, atau sekitar 171,17 juta pengguna dari jumlah penduduk 264,17 juta orang. Data ini dipastikan akan terus meningkat sejalan dengan terus berkembangnya daya dukung teknologi perangkat komunikasi suara dan visual.
Apalagi internet merupakan sistem global dari infrastruktur komunikasi yang saling terhubung memanfaatkan internet protocol (IP), dimana jaringan merentang jauh melampau sekat dan batas antar negara. Tak terkecuali di seluruh pelosok desa di Sumatera Selatan.
”Karena itu ketersediaan data senter untuk mendukung keandalan sistem jaringan internet di daerah merupakan keniscayaan, guna menunjang kelancaran semua sektor pembangunan,” ujar Zulfadly.
Zulfadly juga menjelaskan tentang peran APJII, yang sudah berdiri sejak 22 tahun silam ini. Di indonsia jumlah anggota APJII sudah mencapai 2000 komunitas bahkan lebih.
APJII juga telah meletakan berbagai fondasi penting dalam pengembangan industri internet di Indonesia, diantaranya melalui penetapan tarif jasa internet, pembentukan Indonesia-Network Information Center (pusat data), pembentukan Indonesia Internet Exchange (IIX), negosiasi tarif infrastruktur jasa telekomunikasi, dan pembuatan usulan jumlah dan jenis provider Penyedia Jasa Internet (Internet Service Provider).
Untuk memudahkan pengelolaan informasi jaringan daerah, APJII berencana membangun data center di setiap propinsi dan kabupaten kota di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan fungsi dan peran dalam penyediaan informasi jaringan di Indonesia, sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri maupun untuk kepentingan masyarakat Internasional,” ujar Zulfadly.
Dijelaskan Zulfadly, beberapa tahun lalu banyak ISP di Indonesia menggunakan bandwidth internasional, maka APJII merasa harus mengubah ketergantungan ISP Indonesia terhadap bandwidth luar karena faktor biaya yang sangat mahal. Oleh karenanya, pada bulan Juni 1997 silam APJII memprakarsai pendirian IIX Nodes.
Selain untuk memperingan biaya yang harus dikeluarkan ISP untuk mengakses jaringan dari luar negeri, IIX Nodes juga mempunyai fungsi menciptakan jaringan interkoneksi di Indonesia yang pada waktu itu belum ada. Bahkan sekarang ini IIX Nodes sangat berkorelasi dengan program Palapa Ring yang dibangun pemerintah melalui Kementrian Kominfo.
Sebagaimana diketahui Palapa Ring adalah pembangunan jaringan kabel serat optik bawah laut yang ‘merangkai’ seluruh wilayah kepulauan di Indonesia yang masih ‘miskin’ jaringan komunikasi. Dengan Palapa Ring, muncul banyak provider yang memanfaatkan fasilitas ini untuk usaha penyediaan layanan internet.
Dalam diskusi ini Kadis Kominfo Sumsel, Jon Kenedy, menyatakan sangat mengpresiasi program APJII untuk meningkatkan keandalan jaringan internat di Sumatera Selatan dengan membangun data center.
Dikatakan, saat ini pemerintah provinsi Sumsel sudah membangun beberapa infrastruktur untuk peningkatan jaringan internet. Namun hal itu belum dirasakan maksimal. ”Saya sangat setuju kapasitas internet di Sumsel ini ditingkatkan, dan itu memang menjadi program gubernur sekarang ini. Sebab, di Sumsel masih banyak blankspot,” ujarnya.
Jon Kenedy juga berharap ada diskusi lanjutan, yang dapat melibatkan seluruh OPD Kominfo di seluruh kabupaten dan kota. Hal ini penting sekali. Apalagi mayoritas kepala Kominfo di Sumsel tidak berlatarbelakang teknologi informasi (TI).
”Kebanyakan kita hanya bicara teknologi informasi secara normatif, tapi bagaimana membangun infrastruktur basic dan teknis pelaksanaan di lapangan, kerap terbentur pengetahuan yang terbatas,” ujarnya. (dm)
editor: dahri maulana