12 November 2025

Pastikan Ada Unsur Lemak Babi, Muhammadiyah Desak Hentikan Penggunaan Food Tray MBG Bermasalah

KoranRakyat.co.id —-Setelah dipastikan ada unsur lemak babi melalui beberapa penelitian lanboratorium, Muhammadiyah mendesak dan minta dihentikan menggunaan Food Tray (wadah) makan bergizi gratis (MBG).  

Dilansir Inilah.com polemik dugaan food tray atau ompreng program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengandung minyak babi semakin meluas. Setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi perhatian, kini giliran Muhammadiyah yang mendesak pemerintah memastikan kehalalan alat makan tersebut.

Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menegaskan pemerintah wajib menghentikan penggunaan food tray MBG jika terbukti mengandung unsur yang dilarang agama.

net

“Muhammadiyah meminta kepada pemerintah dan para ahli untuk memastikan apakah food tray MBG itu mengandung unsur babi atau tidak. Jika benar, maka pemerintah wajib menyetopnya,” kata Buya Anwar, Kamis (18/9/2025).

Menurutnya, hal ini sejalan dengan amanat Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 yang menjamin kebebasan beragama.

“Menjaga makanan dan minuman dalam Islam termasuk ibadah,” tegasnya.

RMI-NU DKI Jakarta Klaim Temukan Minyak Babi

Dukungan agar pemerintah tegas juga datang dari Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU DKI Jakarta. Wakil Sekretaris RMI-NU, Wafa Riansah, menyebut hasil uji laboratorium di dua tempat di China menunjukkan positif adanya kandungan lemak babi pada pelumas food tray impor asal China.

net

“Kami tes di China di dua tempat, semuanya menyatakan positif ada kandungan minyak babi. Makanya hari ini kita laporkan di Kementerian Perdagangan,” kata Wafa, dikutip Kamis (18/9).

Ketua RMI-NU DKI, Rakhmad Zailani Kiki, menambahkan bahwa food tray bermasalah bukan hanya soal halal, tetapi juga tidak memenuhi standar food grade. Ia mendorong agar ke depan pemerintah menetapkan SNI wajib bagi produk food tray.

“Kita paham ini program prioritas, tapi ke depan produsen dalam negeri harus mampu menyediakan food tray halal dan sesuai standar,” ujarnya.

Pelajar dan Ormas Islam Desak Produk Lokal

Isu ini juga disorot organisasi pelajar seperti IPNU, PII, dan IPM. Mereka mendorong agar pemerintah mengutamakan produk lokal yang halal dan memenuhi standar kesehatan, serta melakukan uji laboratorium independen.

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menegaskan siap menghentikan impor food tray jika terbukti mengandung unsur babi. “Kami menunggu hasil inspeksi BPOM dan akan dorong penerapan SNI wajib,” katanya.

BGN Bantah, Tegaskan Minyak Hanya Pelumas Mesin

Di sisi lain, Kepala BGN, Dadan Hindayana, membantah food tray MBG mengandung minyak babi. Menurutnya, wadah terbuat dari logam nikel, sementara minyak hanya digunakan dalam proses pencetakan (stamping) agar tidak panas.

“Minyak itu digunakan pada saat stamping supaya mudah dibentuk. Setelah dicetak, minyak dibersihkan dan direndam hingga steril,” jelas Dadan, Kamis (18/9).

Dadan menegaskan minyak yang digunakan pabrik dalam negeri berbahan nabati, bukan babi. Ia juga mengungkap kebutuhan food tray MBG mencapai 15 juta unit per bulan, sementara produksi dalam negeri baru sanggup menyediakan 11,6 juta unit, sisanya masih dipenuhi impor.

Publik Menunggu Hasil Resmi

Hingga kini, publik menanti pengumuman resmi hasil uji laboratorium dari BPOM dan otoritas terkait. Pemerintah menegaskan hasil akan disampaikan melalui satu pintu oleh Kantor Komunikasi Kepresidenan, guna memastikan transparansi dan mencegah simpang siur informasi. (*)