Kasus Kekerasan Terhadap Dokter PPDS Unsri di RSMH Palembang Dikaji Kemenkes

KoranRakyat.co.id, Jakarta — Kasus dugaan kekerasan yang terjadi dan dialami seorang dokter Pendidikan Program Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang membuat pihak Kementrian Kesehatan (Kemenkes RI) buka suara dan akan mendalaminya.
Berdasarkan informasi korban terluka setelah alat vitalnya ditendang konsulen atau dokter konsultan.
“Iya, kasus tersebut sudah kami terima laporannya,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman kepada wartawan Senin (21/4/2025) sebagaimana dilansir Tribunnews.Com.
Namun, pihaknya masih mendalami dan memastikan laporan tersebut.
“Untuk kronologinya masih kami dalami. Karena info ini beredar dan viral, kami pastikan dulu,” ucapnya dia.
Disebut-sebut peristiwa kekerasan fisik tersebut terjadi di Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Hoesin Palembang.
Menyikapi hal itu, Dirut Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Hoesin, dr Siti Khalimah mengatakan pihaknya sedang melakukan investigasi untuk mencari kebenaran dan fakta soal isu tersebut.
“Kami sedang investigasi, tunggu ya nanti kami kabari kalau sudah ada titik terang,” kata Siti Khalimah saat dikonfirmasi, Senin (21/4/2025).
Ia belum bisa memberikan keterangan terkait peristiwa dugaan kekerasan tersebut dan kondisi terkini dari korban.
“Saya belum dapat info jelas, kami sedang investigasi. Masih menunggu tim SPI melakukan investigasi, ” ujarnya.
Sementara Humas Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Hoesin, Suhaimi, mengatakan dalam keterangan tertulisnya, terkait dengan isu kekerasan yang dikabarkan terjadi RSMH Palembang, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi dari pihak manapun terkait kejadian tersebut.
“Kami akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan petugas di lapangan untuk memastikan lingkungan kerja tetap aman dan kondusif bagi seluruh tenaga kesehatan maupun pasien dan keluarganya,” katanya dalam keterangan yang diterima Tribunsumsel.com.
Ketika ditanya mengenai tempat peristiwa kekerasan itu terjadi ia juga belum bisa memastikan, sebab isu beredar kalau peristiwa itu terjadi di lingkungan RSMH.
“Besok akan kami konfirmasi dimana betul kejadiannya,” sambungnya.
Pihak rumah sakit meminta maaf apabila informasi yang beredar menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa pihak. Kemudian mengimbau agar tidak berspekulasi terlebih dulu dan menunggu klarifikasi resmi.
“Kami memahami bahwa informasi yang beredar dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa pihak Oleh karena itu kami minta maaf. Kami mengimbau semua pihak untuk tidak berspekulasi dan menunggu klarifikasi resmi jika memang diperlukan. Apabila benar terjadi permasalahan yang bersifat pribadi antar individu, kami berharap hal tersebut dapat diselesaikan secara baik-baik dan kekeluargaan, tanpa mengganggu pelayanan kesehatan di RSMH,” tandasnya.
Sebelumnya viral di media sosial dugaan kasus kekerasan yang dialami seorang peserta PPDS anestesin Unsri.
Disebutkan kalau yang melakukan kekerasan itu adalah konsulennya.
Isu kekerasan tersebut diposting oleh akun Instagram @ppdsgramm yang memperlihatkan pesan dari seseorang memberitahu tentang peristiwa tersebut.
Pesan DM Instagram yang diposting itu menyebutkan kalau korban sampai dirawat di IGD karena area alat vitalnya mengalami hematom (pendarahan), dan hal tersebut sudah dikonfirmasi dengan USG alat vital.
Belum diketahui identitas korban dan oknum yang melakukan kekerasan tersebut, tetapi disebutkan kalau korban adalah PPDS anestesi Unsri. (*)