13 November 2024

Pelantikan Bukan Jaminan Akan Langgeng Memimpin

Oleh : Hamka Suyana

Pengamat Kemunculan Pratanda

KoranRakyat.co.id —Tanggal 20 Oktober tinggal selangkah lagi. Dengan melihat situasi keamanan yang kondusif, maka menurut logika umum, memastikan bahwa  Prabowo-Gibran akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

Setelah dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden, mereka memiliki hak penuh untuk memimpin Indonesia selama satu periode. Sekaligus memiliki tanggung jawab dan kewajiban besar menciptakan suasana aman tenteram yang berkeadilan dan berkewajiban mengantarkan kesejahteraan rakyat.

Namun, apakah mereka akan bertahan hingga akhir masa jabatan atau justru akan “terjatuh” di awal kekuasaan, yang pasti, bahwa momentum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden bisa dianalogikan seperti START lomba lari.

Apakah sang atlet akan selamat sampai garis finish dan akan keluar menjadi pemenang, banyak faktor yang menjadi penentu. Antara lain, sangat ditentukan oleh persiapan dan kesiapan sang atlet sebelum melakukan start.

Dengan pendekatan melalui analogi tersebut,  diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa meskipun Prabowo-Gibran dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden bukan jaminan kekuasaannya akan bertahan lama.

Bahkan, berdasarkan asumsi dari kemunculan pratanda, kepemimpinan Prabowo-Gibran, insha Allah, berpratanda akan tumbang pada awal kekuasaan. Berikut ini kemunculan pratanda yang memberikan isyarat kepemimpinan Prabowo-Gibran tidak akan stabil.

1. Kemunculan pratanda, konflik batin antara Presiden dengan Wakil Presiden Terpilih

Sejak Pilpres dilaksanakan di negeri ini, baik pemilihan melalui perwakilan MPR maupun Pilpres yang secara langsung, baru pertama kali terjadi dalam sejarah, yakni pada Pilpres 2024 terjadi konflik batin cukup tajam (walau tidak tampak di permukaan) antara Presiden dan Wakil Presiden Terpilih yang disebabkan oleh kemunculan jejak digital Wapres Terpilih pada akun Fufufafa yang menghina Presiden Terpilih beserta keluarganya.

Konflik batin diperkirakan akan semakin membara setelah mereka memegang kekuasaan. Padahal, jika pasangan pemimpin dilanda konflik batin, akan menjelma menjadi energi vibrasi negatif pengundang keburukan, pemicu kegagalan.

2.Kemunculan pratanda potensi “kejatuhan” Wakil Presiden

Sejarah telah mencatat dengan tinta merah, mekanisme pencalonan Gibran menjadi Cawapres mendampingi Capres Prabowo dengan cara “memperkosa” aturan konstitusi tentang persyaratan batas usia calon presiden dam wakil presiden.

Allah menunjukkan Kemahakuasaan-Nya. Gibran yang sejatinya tidak memenuhi syarat usia sebagai cawapres, “ditelanjangi” Allah dengan “Detik Lengah” jejak digital akun Fufufafa yang terahasiakan selama puluhan tahun.

Dengan terbongkarnya jejak digital akun Fufufafa yang isi postingannya tidak berakhlak, merupakan pengukuhan bahwa Gibran tidak memiliki kompetensi dan integritas kepemimpinan nasional.

Berdasarkan kemunculan pratanda, yang akan dialami Gibran pasca pelantikan adalah “guncangan besar” terhadap eksistensinya sebagai Wapres yang tidak kapabel dan tidak kredibel serta tidak memiliki integritas.

3.Kemunculan pratanda potensi “kejatuhan” Presiden

Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden pada Pilpres 2024, bukan karena elektabilitas tinggi, melainkan mutlak hasil jernih payah Presiden Joko Widodo yang totalitas menggunakan segenap kekuasaannya untuk mensetting kemenangan 58%. Penyalahgunaan kekuasaan untuk mensetting kemenangan Paslon 02 di antaranya adalah penyelewengan bantuan sosial (bansos) beratus-ratus triliun rupiah.

Dampak psikologis dan spiritual melakukan politik uang secara terang-terangan, bagaikan ingin berlari, tetapi kakinya diborgol dengan pemberat bola besi.

Walaupun pada masa kampanye Pilpres, Prabowo sering berorasi berapi-api, mengatakan akan memberantas korupsi dan mengejar koruptor hingga ke Antartika, namun faktanya sejumlah tokoh yang diundang diberikan pembekalan sebagai calon menteri, menurut para pengamat, banyak yang “terpapar” korupsi.

Selain itu, politik balas budi pun sudah menyebar aromanya. Sejumlah nama yang diundang Prabowo dan mengaku akan diposisikan pada jabatan tertentu, di antaranya Permadi Aria atau Abu Janda. Pada akunnya, ia memosting foto yang duduk berdampingan dengan Prabowo. Ia berkomentar bahwa dipanggil Pak Prabowo, datang lewat pintu belakang. Ia dijanjikan untuk menempati jabatan, tapi bukan menteri atau wakil menteri.

“Apabila suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.” (Hadits Riwayat Bukhari).

Menghubungkan antara kemunculan pratanda dengan peringatan Rasulullah yang termaktub pada hadits di atas, masa depan kepemimpinan Prabowo-Gibran berpratanda akan “goyang” bagai joget gemoy, yang berpotensi besar akan tumbang.

Wallahu a’lam bishshowab.

 Ayyamul Bith ke-3, Jum’at, 18-10-2024