Ke Natuna JICA dan KKP Akan Tinjau Lokasi Pasar Yang 2 Kali Gagal Lelang
KR Natuna- Dikabarkan Rombongan perwakilan KKP dan JICA akan berkunjung ke Natunq guna melihat lokasi pembangunan “Pasar Modern” yang sedianya sejak 4 tahun lalu direncanakan akan di danai JICA. Proyek Ini hasil loby Mentri Kelautan dan perikanan era Susi Pudjiastuti yang mengunjungi Jepang pada April dan Agustus 2016.
” Ya kami mendapat kabar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) akan mengunjungi Kabupaten Natuna pada 8 Agustus 2024.” jelas Kepala Dinas Perikanan Natuna, Hadi Suryanto, kepada wartawan sejumlah media Rabu, (7/08.) seperti dikutip dari Marwahkepri.co.m
Menurutnya, rombongan dijadwalkan tiba menggunakan pesawat Wings Air dan akan didampingi oleh perwakilan Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang untuk Indonesia.
“Besok, ada beberapa agenda yang mereka lakukan selama kunjungan kerja di Kabupaten Natuna,” kata Hadi.
Hadi menjelaskan bahwa sebelum melakukan peninjauan lapangan, rombongan akan mengadakan koordinasi singkat dengan Wakil Bupati Rodhial Huda di kantor Bupati Natuna.
“Dari bandara mereka akan bertemu dengan pak wakil bupati dulu sebentar,” tambahnya.
Setelah pertemuan tersebut, rombongan akan melanjutkan perjalanan darat menuju pelabuhan Selat Lampa dan kemudian menyeberang ke Pulau Tiga untuk melakukan peninjauan lokasi.
Menurut Hadi, tujuan kunjungan ini antara lain untuk mengunjungi lokasi JICA di Natuna, memberikan penjelasan terkait kegiatan JICA, dan berdiskusi mengenai perizinan pelaksanaan reklamasi di pasar Ranai yang akan didanai oleh JICA.
“Saat ini ada beberapa kegiatan JICA di Natuna antara lain, hibah untuk pembangunan pasar ikan Ranai, pinjaman untuk pembangunan pelabuhan perikanan di Selat Lampa, dan kerjasama teknis dengan Pengawas Sumberdaya Kelautan di Pulau Tiga,” jelas Hadi.
Rombongan JICA akan berada di Natuna selama satu hari dan keesokan harinya kembali ke Batam menuju provinsi.
Turut serta dalam rombongan antara lain, Ms. Takeda (Chief Representative JICA), Mr. Iwasaki (Representative JICA), Mr. Chikami (tenaga ahli JICA), Mr. Wakabayashi (Kedutaan Besar Jepang), Reisky Maulana (Senior Officer JICA), dan Fathir (JICA).
Dari tim KKP, akan hadir 3 orang dari Direktorat Pemasaran dan 2 orang dari Direktorat Kepelabuhan Perikanan
2 Kali Dikabarkan Gagal Lelang
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Hadi Suyanto mengungkapkan, belum dikerjakan nya pembangunan Pasar Ikan Modern disebabkan KKP RI sudah dua kali gagal lelang.
“Tinggal lelang fisik bangunannya saja. Tapi lelang ini sudah dua kali gagal,” kata Kepala Dinas Perikanan Natuna, Hadi Suryanto. seperti dikutip dari Batampos.com
Hadi Suryanto atau Jojo menjelaskan, jika proses lelang pasar bantuan Jepang itu sudah dua kali dilakukan oleh Kementerian KKP, namun selalu gagal pertama tahun 2022 lalu kemudian tahun ini 2023.
“Saya juga tak tahu apa masalahnya kenapa bisa gagal. Kabarnya sih KKP akan melelang kembali proyek ini,” ujar Jojo
Menurutnya, rencana pembangunan pasar ikan modern tersebut sudah ada sejak 4 tahun lalu. Proyek tersebut merupakan bantuan hibah dari pemerintah Jepang dengan anggaran sekitar Rp57 miliar
Dalam perjalanannya, izin reklamasi untuk pembangunan pasar tersebut sudah melewati masa berlakunya, yakni 2 tahun. Sehingga kata Jojo, harus dilakukan perpanjangan izin kembali sebelum dilakukan reklamasi.
Selai itu, Jojo juga menjelaskan bahwa JICA memberikan dana hibah sebesar Rp 100 miliar kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Dana ini akan digunakan untuk pembangunan Pasar Ikan Ranai Rp 57 miliar.
Sementara sisanya untuk pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Natuna
Proyek Gagal Lelang KKP Menyebut Lokasi Pembangunan Pasar di Selat Lampa
Berdasarkan pengumuman yang di buat PPTK lelang pembangunan pengembangan SKPT Selat Lampa di KKP yang gagal lelang tidak ada satupun yang menyebut lokasi pembangunan pasar ikan tersebut berada di Ranai, tetapi satu paket kawasan dengan lokasi pengembangan “SKPT Selat Lampa”
Sesuai nilai pagu RP 57 Milyar yang terkonfirmasi dengan keterangan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Hadi Suyanto maka diduga ada perbedaan lokasi dengan paket yang dilelang di KKP dengan nilai pagu Rp 57 Milyar untuk pembangunan pengembangan kawasan perikanan terpadu.
Baca : (https://koranrakyat.co.id/?s=pasar+ikan+natuna+gagal+lelang)
” Kami bigung selaku salah satu perusahaan yang masuk dalam nominasi pemenang lelang, dalam judul lelang disebut lokasi pembangunan pasar ini berada di kawasan SKPT Selat Lampa, tetapi setelah kami cek lokasi dilapangan berada di kawasan kelurahan Ranai kecamatan Bunguran Timur, jaraknya lebih dari 70 Km dari SKPT Selat Lampa, ada perbedaan kontur pantai di kedua lokasi ini, ” Syukurlah lelang ini dibatalkan, mungkin perlu koordinasi lagi antara KKP dan Pemkab Natuna” jelas ir .HG salah satu pimpinan perusahaan yang lolos kualifikasi lelang kepada koran trakyat.co.id
Dalam dokumn lelang KKP menyebut : Lelang atau Tender paket pekerjaan pembanguna pelabuhan SKPT tahun anggaran 2023 dengan pagu anggaran sebesar Rp 57 Milyar lebih dinyatakan gagal tender oleh Panitia.
Kepastian proses gagal lelang ini disampaikan panitia dalam berita acara tertanggal 22 Mei 2023 lalu. berita acara ini bisa dibaca di situs : https://lpse.lkpp.go.id/eproc4/lelang menjelaskan bahwa Teder dengan nomor 16160218 dengan nama ” Tender Pembangunan Prasarana dan Sarana di luar Kawasan Pelabuhan SKPT Selat Lampa Natuna dengan Nilai pagub Rp. 57.062.340.581.00.. di nyatakan gagal lelang ”
Pasar “Tsukuji Natuna” Yang gagal lelanag sejak awal direncanakan di Selat Lampa
Dalam berita hasik wawancara yang dimuat di Bisnis.com Bupati natuan saat itu Hamid rizal menjelaskan bahwa Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) menjadi kabupaten/kota ketujuh yang menuai manfaat hasil kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Dimana Natuna mendapatkan hibah dana untuk proyek pembangunan pasar ikan dan dermaga senilai Rp 100 miliar. Sebelum Natuna, enam daerah lain di Indonesia yang telah tersentuh manfaat dari kerja sama ini adalah Morotai, Moa, Biak, Sabang, dan Saumlaki.
Bupati Kabupaten Natuna Abdul Hamid Rizal, mengatakan rencana pembangunan pasar bernama Tsukuji, sesuai dengan nama pasar ternama di Jepang ini akan dimulai pada tahun 2020 mendatang.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Pasar Ikan Kerja Sama KKP dan JICA di Natuna Mulai Dibangun Tahun Depan”, Klik selengkapnya di atuna-mulai-dibangun-tahun-depan
“Rencana tahun depan proyek fisik dimulai, sekarang kami tengah mempersiapkan untuk itu,” kata Hamid ketika ditemui di Batam
Pada prosesnya, hibah tersebut tidak hanya diperuntukan untuk pembangunan pasar Tsukuji yang berada di kawasan Selat Lampa, Natuna ini saja, namu juga untuk peningkatan fasilitas pelabuhan perikanan di Selat Lampa. Di pelabuhan perikanan ini sendiri, kata Hamid telah ada fasilitas untuk Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) yang didirikan pemerintah di bawah naungan BUMN Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia (Perindo) si bawah KKP. Dari dana hibah Rp 100 miliar tersebut, sebanyak Rp 46 miliar untuk pembangunan pasar, sementara sisanya untuk peningkatan fasilitas pelabuhan perikanan tersebut.
Hamid tidak menjelaskan secara rinci fasilitas di pasar yang akan dibangun ini, hanya saja dia menyampaikan akan ada beberpa kelengkapan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang memaksimalkan pasar ini untuk kegiatan ekonomi mereka. Seperti pabrik es, cold storage, dan kawasan kuliner di sekitar pasar ini.
Hadirnya pasar ikan dengan konsep yang lebih modern ini, lanjut Hamid, tentu menjadi kabar baik bagi Natuna yang memang menjadikan sektor perikanan sebagai penopang gerak perekonomian utama di daerah ini. “Pertumbuhan ekonomi kami sekarang sudah mencapai 5,8 persen, lebih tinggi dari Nasional, salah satu sebabnya karena dukungan dari SKPT Natuna yang membuat harga ikan di sini lebih tinggi, apalagi nanti ada pasar ikan tentu lebih bagus lagi,” tutur Hamid.
Data dari SKPT Natuna mencatatkan produk perikanan yang dihasilkan para nelayan Natuna di 2017 ada sebanyak 328,478 ton. Jumlah ini terdiri atas hampir 50 jenis ikan dan produk perikanan yang berasal dari Natuna. Sementara untuk tahun 2018 sendiri, tangkapan nelayan mengalami peningkatan menjadi sebanyak 570,332 ton.
Asisten Manajer Perindo Unit Natuna, Roberto menuturkan ada dua komoditas perikanan di Natuna yang banyak diekspor, yakni ikan Kakap Merah dan Gurita. Sementara komoditas lain seperti ikan Tuna dan beberapa jenis ikan lain lebih diutamkan untuk konsumsi lokal.
Hingga semester I 2019 ini, ekspor ikan Kakap Merah asal Natuna berada di angka 100 ton yang tersebar ke berbagai negara termasuk ke Singapura. Jumlah tersebut diakui Roberto baru berada sekitar 65 persen dari target mereka di tahun 2019 ini.
Sementara untuk ekspor Gurita sendiri, Perindo menargetkan sebanyak 250 ton untuk tahun 2019 ini. Target ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi ekspor Gurita di ahun 2018 lalu yang hanya berada di angka 140 ton saja. (red)