15 Juli 2025

Muak Tak Pernah Diurus, Warga Kirim 4 Truk Sampah ke Kantor DPRD dan Bupati

KoranRakyat.co.id —Kesabaran masyarakat ternyata sudah memuncak tatkala layanan umum yang seharusnya dikeloka pihak pemerintah daerah.

Seperti dilansir SURYAMALANG.COM, penyebab warga kirim 4 truk sampah ke kantor DPRD dan Bupati Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) terungkap.

Ternyata warga sudah  muak dan habis kesabaran karena pemerintah dianggap tidak pernah menangani sampah dengan benar hingga menumpuk dimana-mana.

Aksi mengirim 4 truk sampah ke depan kantor Bupati dan DPRD tersebut sebagai wujud protes warga karena keluhan mereka selama ini tidak pernah didengar.

Peristiwa ini terjadi di halaman Kantor DPRD dan Kantor Bupati Sintang pada Selasa (23/7/2024).

Koordinator aksi Marsianus mengatakan, sejak 2021 sejumlah tempat pembuangan sampah (TPS) ditutup warga karena tidak diurus pemerintah dan akhirnya sampah menumpuk dimana-mana.

“Sekarang sampah menumpuk, pencemaran dan aroma sampah membuat ketidaknyamanan warga,” kata Marsianus, Selasa siang melansir dari Kompas.com (grup suryamalang).

Fotop : Warga kirim 4 truk sampah ke depan kantor DPRD dan Bupati Sintang (Istimewa via Kompas.com)

Aksi ‘mengirim kado sampah’ ke Kantor DPRD dan Kantor Bupati Sintang ini imbuh Marsianus, sebagai bentuk protes dan mendesak pemerintah daerah melakukan langkah konkret penanganan sampah.

“Aksi ini supaya segera dilakukan penanganan sampah di Sintang yang sudah sangat darurat,” jelas Marsianus lagi.

Selama ini persoalan sampah di Kabupaten Sintang tidak kunjung selesai.

Pemerintah beralasan lokasi TPS kurang dan armada truk pengangkung terbatas.

Hal ini membuat jumlah sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) membeludak.

Marianus mengungkap, penumpukan sampah terjadi di sejumlah wilayah, di antaranya Jalan Hutan Wisata, Stadion Baning, Pasar Masuka, Pasar Sungai Durian dan Jerora.

“Sampah di sana berminggu-minggu tidak diangkut. Akibatnya bau tak sedap menyebar ke mana-mana,” ungkap Marsianus.

Marsianus menilai pemerintah terkesan lempar tanggung jawab soal sampah.

“Kalau saya lihat pemerintah ini lempar tanggungjawab, mengatakan bahwa masyarakat tidak buang sampah pada tempatnya” tutur Marsianus.

“Faktanya sejak 2021 TPS yang ada ditutup warga karena tidak diurus sampah jadi menumpuk. Bau” jelas Marsianus.

“Jadi warga sekitar dan pemilik tanah menutup TPS sehingga muncul TPS ilegal (di lingkar hutan wisata)” lanjutnya.

“Dan tidak ada tindakan yang jelas dan tegas dari pemerintah untuk menangani sampah, makanya harus dibuat begini,” ujar Marsianus.

Sementara itu Lorensius Anong yang tinggal di sekitar jalan lingkar TWA Baning mengaku banyak tumpukan sampah di sekitar rumahnya yang meluber dan berbau tak sedap.”Kami yang tinggal di hutan wisata juga tidak merasa nyaman dengan bau sampah,” kata Lorensius Anong melansir Kompas.com.

Lorensius mengatakan sampah di Lingkar TWA Baning sudah cukup lama menumpuk dan DLH beralasan tak memungut sampah di kawasan tersebut karena disebut bukan TPS resmi.

“Dimana mana kita lihat sampah menumpuk. Di Hutan wisata juga. Jadi kami melihat sama sekali belum ada solusi dari pemerintah” tegas Lorensius.

“Hari ini kami buang sampah ke kantor bupati dan DPRD sebagai bentuk protes kami kepada pemerintah supaya sampah yang ada segera ditangani dengan cepat,” tandasnya.

Sementara itu, Assisten II Sekretariat Daerah Sintang Harysinto Linoh menyatakan, pihaknya sudah berencana memberi sarana dan prasarana baru untuk mengatasi masalah sampah tersebut.

“Kami sudah berencana membeli armada baru untuk ngatasi sampah ini, intinya cari solusi yang terbaiklah,” kata Harysinto singkat. (*/Sar)