Rumah Risha Untuk Relokasi Warga Korban Longsor Serasan Hampir Rampung
KR Natuna – Sebagian besar rumah bantuan dengan jumlah total tahap pertama sebanyak 100 unit tampak telah mulai rampung. kondisi ini terlihat saat Bupati Natuna, Wan Siswandi bersama sejumlah pimpinan OPD meninjau langsung proses pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHa) bagi warga yang terdampak longsor Serasan di Kecamatan Serasan, Natuna, Sabtu (16/9/2023).
Bangunan serta fasilitas umum yang disiapkan bagi warga terdampak bencana longsor awal feruari 2023 lalu.
Bupati Wan Siswandi mengatakan, saat ini Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), terus mengebut penuntasan pembangunan rumah bantuan ini.
“Sudah 90 persen, rumah sudah selesai tinggal finishing saja dan semoga akhir bulan ini sudah rampung semuanya sehingga masyarakat bisa segera menempati rumah bantuan ini,” ujarnya.
Dalam hal ini Wan Siswandi terus menghimbau masyarakat Pulau Serasan untuk selalu waspada sejumlah titik yang telah dinyatakan zona merah longsor, terutama pada saat hujan deras turun.
Tidak lupa dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI melalui Kementerian terkait yang telah peduli terhadap para korban terdampak musibah tanah longsor beberapa waktu lalu.
“Atas nama pemerintah daerah kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Presiden melalui Kementerian terkait, menurut saya hal ini luar biasa buat pemerintah Natuna, khususnya buat masyarakat,” tuturnya.
Rumah Instan Sederhana Sehat ( RISHA ) adalah salah satu produk ungggulan dari Puslitbang Perumahan dan Permukiman Indonesia.
Panel-panel Rumah Instan Sederhana Sehat ( RISHA ) ini terbuat dari bahan beton bertulang, yang dihubungkan dengan menggunakan baut yang memungkinkan RISHA dapat dibongkar pasang/knock down.
Berat masing-masing Panel Rumah Instan Sederhana Sehat ( RISHA ) +/- 50kg, sehingga dalam proses pembangunannya RISHA tidak membutuhkan alat-alat berat seperti pada pengerjaan Struktur Beton Pra-Cetak umumnya.
Rumah Instan Sederhana Sehat ( RISHA ) ini sudah melalui serangkaian pengujian di Laboratorium Struktur Puslitbang Perumahan dan Permukiman Indonesia, serta memiliki Tingkat Kehandalan Struktur terhadap Risiko Gempa sampai dengan Zona 6.umah
RISHA UNTUK KORBAN LONGSO SERASAN
Adalah Menteri Basuki yang mencanangkan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana longsor yang menjadi prioritas untuk segera dilaksanakan Kementerian PUPR adalah relokasi permukiman warga bekerja sama dimana tanahnya disediakan pemerintah daerah. Hunian tetap (Huntap) bagi masyarakat terdampak longsor dilakukan dengan membangun rumah khusus tahan gempa dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).
“Segera siapkan pengangkutan RISHA sebanyak 100 unit dari stock di Palembang sebagai Huntap di titik relokasi yang aman dari risiko longsor dan sudah disiapkan tanahnya oleh Pemkab Kepulauan Natuna. Untuk mempercepat, masyarakat Kecamatan Serasan harus dilibatkan, ” kata Menteri Basuki. saat itu
Menteri Basuki memperkirakan, jika lahan sudah siap tersedia, maka pembangunan fisiknya kira-kira akan dapat selesai dalam waktu 3 bulan karena pembangunannya tidak begitu sulit dengan metode knock down RISHA yang sudah ada. Titik relokasi permukiman nantinya juga dilengkapi dengan infrastruktur pendukung, termasuk jaringan air bersih, sanitasi dan musholla untuk warga terdampak.
“Dengan pengangkutan dan pemasangan panel RISHA kita membutuhkan sekitar 3 bulan, termasuk untuk penyediaan prasarana dan sarana air bersih, sanitasi dan jalan lingkungan,” kata Menteri Basuki.
Rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah terdampak bencana di Kepulauan Natuna tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tetapi sebagai upaya untuk membangun kembali (build back better) permukiman baru yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana. Relokasi 100 rumah warga terdampak penting dilakukan karena berada di zona merah kerentanan tinggi terhadap bencana longsor.
Sebelum program relokasi sebagai tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana, Kementerian PUPR melakukan penanganan tanggap darurat bencana longsor yang telah memasuki hari ke-4 di Natuna dengan mengerahkan alat berat untuk membantu proses evakuasi, pembersihan lumpur, dukungan sarana dan prasarana bagi pengungsi, dan membuka jalur terdampak longsor.
Menteri Basuki menginstruksikan agar segera dilakukan perbaikan kondisi Jalan Lingkar Pulau Serasan sepanjang kurang lebih 15 km hingga 20 km yang terdampak longsor.”Perbaikan Jalan Lingkar Pulau Serasan diperlukan untuk membantu distribusi bantuan logistik, ditargetkan dalam waktu 2-3 hari selesai dan kalau sudah terbuka harus dibersihkan dari sisa lumpur longsoran. Perbaikan yang dilakukan termasuk pelebaran, pelapisan ulang aspal dan perbaikan geometrinya,” kata Menteri Basuki. (red)