Beda Perlakuan Karantina Kecamatan Suspek Covid-19 di Natuna, Kok Bisa?
Populinews, Natuna- Keluarga korban Suspek Covid-19 di kecamatan Bunguran Barat mengeluh di akun facebook terkait beda perlakuan Pasien Suspek Covid-19 di kecamatan Bunguran Barat, Tepatnya warga warga kelurahan Sedanau yang merasa dikarantina mandiri sebanyak 10 orang di rumahnya.
Akun Shope Aulua menyatakan sebagai keluarga korban dengan mencantumkan foto daftar inisial nama-nama keluarga yang menjalani karantina mandiri di rumahnya bercampur dengan keluarga yang negative Covid-19.
“ Kami sebagai keluarga korban merasa kecewa kenapa disini ditulis diisolasi terpadu, tetapi kenyataannya isolasi Mandiri satu rumah, dicampur yang positif ame negative, “ celetuknya
Akun lainya menjelaskan bahwa saat ini warga kelurahan disekitar tempat tinggal suspek Covid-19 patungan sukarela membantu keluarga korban Suspek Covid-19 sekedarnya.
Komen ini ditangapi beragam oleh Warganet di Natuna
Sementara Camat Bunguran Barat Didik, yang coba dikonfirmasi belum menjawab, meskipun tanda permintaan konfirmasi melalui pesan layanan Whattsap sudah di baca sekitar pukul 19.00 malam ini.
Sesuai data satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Natuna hingga tanggal 28 Mei 2021, Kasus Suspek di Natuna Bertambah 14 Orang, Sembuh 14 Orang Total Tembus 405 Orang,
“Penambahan Suspek terpapar Covid-19 di Natuna berdasarkan hasil tracing kontak erat kembali bertambah sebanyak 14 orang yakni Suspek no 392 sampai 405, penambahan dari Serasan Timur 1 orang, Kelurahan Sedanau 10 orang , Sementara kecamatan Bunguran Timur 3 orang.” Jelas Hikmat Aliansyah Selaku Jubir satgas
103 Suspek Dirawat di fasilitas Karantina Asrama Haji NGU Natuna
Data hingga tanggal 31 Mei 2021 malam sebanyak 103 Suspek masih menjalani perawatan di komplek Asramna Haji NGU Natuna, Sebanyak 25 Pasien besok Selasa (01/06) rencannaya dinyatakan selesai menjalani masa isolasi karantina dan diperbolehkan pulang setelah hasil test Swab PCR terakhir menunjukan negative Covid-19
Pasien suspek covid-19 ini mendapatkan fasilitas perawatan yang memadai, baik dari segi akomondasi, makanan maupun suplay obat dan gizi, serta pengawasan tenaga kesehatan yang rutin oleh tim Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid 19-Kab Natuna.
9 Suspek di Rawat di Kecamaatn Serasan
Kepala Puskesmas Serasan mengatakan Kecamatan Serasan membutuhkan tempat isolasi terpadu dan membutuhkan lebih banyak alat rapid tes Antigen untuk melakukan tracking pasca diketahuinya 9 orang warga Serasan dinyatakan terkonfirmasi positif COVID – 19.
Selain itu, dari 9 yang dinyatakan positif hanya 1 yang diisolasi karena 8 lainnya belum mendapatkan tempat untuk dilakukannya isolasi terpadu.
“Satu orang dirawat di Puskesmas, Delapan lainnya di rumah karena belum ada tempat untuk dilakukan isolasi terpadu”, kata Anisah.
Ia juga berharap secepatnya tempat karantina terpadu akan segera disediakan agar dapat menugaskan para tenaga kesehatan menangani pasien COVID – 19 secara baik.
“Yang positif kebetulan warga yang berada di Kelurahan, kalau di desa mereka telah ada menyediakan tempat secara terpadu”, tambahnya.
Sementara terkait 8 orang positif di Serasan dan belum adanya tempat isolasi terpadu , Hikmat Aliansyah Selaku jubir Satgas Kabupaten Natuna mengatakan sebelumnya telah diminta kepada pihak Kecamatan dan Desa untuk menyediakan tempat tersebut.
“Untuk tempat isolasi sebenarnya Pak Bupati sudah meminta kepada camat dan kades untuk menyiapkan dan biayanya ditanggung Pemda” kata Hikmat.
Sekretaris Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Natuna Syawal SE yang dikonfirmasi terkait dilema ini menjelaskan bahwa pada dasarnya kondisi yaag dialami kecamatam Serasan maupun Kecamatan Midai sama dengan Kondisi yang dialami kecamatan Bunguran Timur yang tidak punya wilayah desa hingga dapat mengelola dana desa untuk penanganan Covid-19, tetapi kondisi ini sudah disikapi dengan berlakuknya PPKM Mikro.
“” Ya dalam rapat terakhir kita sudah putuskan akan memberlakukan PPKM Mikro diseuluruh kecamatan yang terdapat suspek covid-19 di kabupaten Natun, Dengan pemberlakuan PPKM Mikro maka pihak kecamatan sudah bisa mernyusun estimasi anggaran guna penanganan covid-19, Baik operasional pencegahan, karantina maupun tindakan perawatan oleh Nakes, hingga ke pemakaman sesuai protokol Kesehatan, selanjutnya rencana anggaran ini disampaikan ke sekretariat Satgas kabupaten untuk selanjutnya diverifikasi dan divalidasi oleh Satgas Kabupaten, Inspektorat dan BPKAD sebalum nanti anggaran di kucurkan ke kecamatan, silahlan pak Camat koordinasi ke sekretariat Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Natuna,” Jelas Sawal SE saat dikonfirmasi media ini.
7 orang Suspek dirawat di Kecamatan Midai
Di Kecamatan Midai, tercatat ada 7 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Camat Midai, Jaunal Apandi mengatakan, masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 tersebut saat ini sedang melakukan karantina terpadu, yang dilaksanakan oleh pihak kecamatan.
“Awalnya hanya 4 orang, lalu hari ini bertambah 2 orang jadi totalnya 6 orang, kemudian 1 orang lagi sudah sembuh,” ucap Jaunal Apandi menjawab Konfirmasi media ini, Senin (31/5/2021).
Untuk memenuhi kebutuhan makan warga yang sedang melakukan karantina terpadu, Jaunal tidak sungkan memasak dan menyiapkan langsung makanan bagi warga tersebut.
“Alhamdulillah dibantu ibu RT dan satpol PP, kami siapkan makanan bagi warga kami yang sedang karantina terpadu,” ucapnya.
Bagi Jaunal, apa yang dilakukannya ini merupakan tanggung jawab seorang pemimpin kepada rakyatnya.
“Kami sangat merasakan apa yang dialami warga yang terkena Covid. Makanya kami akan terus melakukan yang terbaik bagi warga kami,” terangnya.
Dia juga berharap dan berdoa semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga kehidupan dapat kembali normal seperti sebelumnya
Sejak Minggu, (30/05) Jaunal mengaku berada di Ranai guna mencari Oksigen karena Puskesmas Midai kekurangan oksigen.
“Malam tadi kapal fisabilillah berangkat dari Selat Lampa tujuan ke Midai untuk mengantar oksigen karena Pukesmas Midai kehabisan oksigen, insyaallah malam Selasa ke kabupaten Natuna lagi untuk mengambil camat pulang hari Selasa ke Midai untuk masyarakat mau pulang ke Midai, “ jelas Jaumal menjawab Konfirmasi media ini.
“Hanya Allah lah yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir, namun kita harus terus berusaha dan berikhtiar supaya lonjakan dan kasus positif tidak terjadi lagi di Natuna, khusunya di Kecamatan Midai” pungkasnya.
Biaya Pelaksanaan PPKM Mikro di wilayah Kecamatan dan penanganan Covid-19 ditangung Pemkab Natuna
Sekretaris Satgas Penanganan Covid- 19 Kabupaten Natuna, Syawal SE mengatakan, hingga saat ini belum ada kecamatan yang mengajukan biaya pelaksanaan karantina terpadu di kecamatan.
“Belum ada yang mengajukan. Mereka baru nanya saja,” jelasnya ,enjawab Konfirmasi media ini
Syawal menerangkan, biaya pelaksanaan karantina yang dilakukan oleh kecamatan, dapat diajukan ke Pemerintah Kabupaten Natuna melalui Satgas Penanganan Covid..
“Mekanismenya mereka mengajukan melalui satgas, terus ke Inspektorat untuk kemudian diteruskan ke BPKAD,” terang Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Natuna ini.
Pihak kecamatan dipersilahkan untuk membuat dan menyiapkan rencana kebutuhan belanja, disesuaikan dengan kondisi yang real di lapangan dan petugas harus proporsional dan real bertugas.
“Biaya pelaksanaan karantina termasuk makan dan minum, persiapan tempat, temasuk honor petugas,” ucapnya.
Bagi pengajuan biaya makan minum, Syawal menekankan, harus sesuai dengan Standar Satuan Harga (SSH) Pemkab Natuna. Bisa saja diatas SSH, disesuaikan dengan kebutuhan gizi bagi para pasien, mengingat mereka kan orang sakit jadi kebutuhan gizinya harus ditingkatkan.
“Nanti ada ahli gizi dari Dinkes, yang menentukan kebutuhan gizinya,” tambahnya.
Terakahir Syawal menerangkan bahwa biaya pemakaman Covid seperti biaya peti mati, biaya penguburan juga boleh diajukan oleh pihak kecamatan. (red)