Mawardi Yahya Calon Gubernur yang Dikenal Dekat dengan Ulama
CATATAN : Drs H Iklim Cahya, MM (Wartawan/Pemerhati Politik dan Sosial)
CALON Gubernur Sumsel, H Mawardi Yahya kendati bukan ulama, tapi dikenal sebagai pejabat yang dekat dan peduli dengan para ulama, kiai, dan ustadz. Kedekatan ini sudah terlihat sejak dia menjadi Ketua DPRD OKI dan Bupati Ogan Ilir. Kalau tidak percaya silahkan tanya dengan para ulama yang ada di Sumsel ini.
Karena itu tidak heran dalam 12 program utama yang dicanangkannya, ada program bantuan untuk pondok-pondok pesantren, serta peningkatan kesejahteraan para guru ngaji dan P2UKD.
Bahkan Mawardi Yahya secara khusus menugaskan istrinya, Hj Fauziah Mawardi, sejak dulu untuk membina kelompok-kelompok pengajian di Ogan Ilir. Dan hal tersebut terus berlanjut hingga saat ini, bahkan sudah merambah ke kabupaten/kota lainnya, seiring naiknya posisi Mawardi Yahya menduduki jabatan wakil gubernur.
Saat sekarang Mawardi Yahya mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumsel, buah hasil binaannya terhadap kelompok-kelompok pengajian semakin terasa. Sejumlah pondok pesantren, ulama, dan kelompok pengajian terus mengundangnya, untuk mendoakan dan mendukungnya menjadi gubernur.
Seperti baru-baru ini Mawardi Yahya bersama calon wakil gubernur Hj RA Anita Noeringhati, menghadiri undangan Badannya Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Kabupaten Banyuasin.
Kegiatan yang dihadiri ribuan jemaah Majelis Taklim ini digelar di Desa Karangsari Anyar, Kecamatan Sumber Marga Telang, Kabupaten Banyuasin, Senin 4 November 2024 lalu.
Pada kegiatan ini, Mawardi dan Anita dielu-elukan jemaah yang didominasi emak-emak, dengan meneriakkan Mawardi Gubernur, dan Anita Wakil Gubernur Sumsel.
Tokoh masyarakat setempat, Nur Imanuddin dalam sambutannya menyampaikan, bahwa Ir H Mawardi Yahya adalah seorang tokoh di Sumsel yang menjadi panutannya.
“Pak Mawardi Yahya ini panutan saya, beliau adalah mantan Ketua DPRD Kabupaten OKI dan OI, mantan Bupati Ogan Ilir 2 periode, dan terakhir menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumsel,” tuturnya.
Dengan segudang pengalaman ini, pria yang juga anggota DPRD Banyuasin ini mengatakan, sudah sepatutnya Ir H Mawardi Yahya menjadi Gubernur Sumatera Selatan periode 2025-2030.
“Kita sebagai masyarakat harus jeli dalam memilih pemimpin Sumsel 5 tahun-tahun ke depan, dan pak Mawardi orang yang cocok untuk kita dukung dan pilih menjadi Gubernur Sumsel periode 2025-2030,” ungkapnya.
Menurut dia, dalam membangun sebuah daerah, butuh sinkronisasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
“Nah pak Mawardi ini calon Gubernur Sumsel pilihan presiden kita, pak Prabowo. Kalau beliau jadi, pembangunan di Sumsel ini akan lebih baik lagi,” imbuhnya.
Lebih lanjut katanya, persoalan yang dihadapi masyarakat Banyuasin saat ini adalah masalah ganti rugi lahan yang belum kunjung terealisasi.
“Lahan belum banyak diganti rugi ini, insyaAllah pak Mawardi dan ibu Anita bisa mengatasinya dengan cepat,” tukasnya.
Ketua panitia pelaksana, Syarifudin mengaku akan ‘all out,’untuk berjuang memenangkan Paslon nomor urut 3, Mawardi Yahya dan RA Anita Noeringhati atau populer disingkat MATAHATI.
“Kami disini memiliki ikatan emosional dengan pak Mawardi, dan beliau juga akan menjadi keluarga kami. Insyaallah MATAHATI menang pak,” tukasnya.
Sementara itu, Calon Gubernur Sumsel, Ir H Mawardi Yahya menyampaikan, bahwa dirinya sebelumnya sudah memiliki niat untuk tidak mencalonkan diri.
“Tapi, empat mantan Gubernur Sumsel sebelumnya, yakni pak Ramlie, pak Rosihan, pak Alex dan pak Syahrial memiliki kekhawatiran terhadap Sumsel, yang lima tahun kemarin tidak menunjukkan kemajuan yang berarti,” terangnya.
Merekapun, katanya, melakukan diskusi untuk memajukan Sumsel lebih baik lagi. Dari hasil diskusi ini, keluar nama Mawardi Yahya yang dinilai memiliki kemampuan untuk membangun Sumsel lebih baik lagi.
“Saya ini maju di Pilgub Sumsel, sebagai solusi dari para sesepuh Sumsel dan mantan Gubernur Sumsel. Insyaallah, saya siap untuk membawa Sumsel Bangkit bersama dan lebih baik lagi,” tukasnya.
Paslon MATAHATI ini memiliki 12 program, diantarnya Sekolah Gratis dan Berobat Gratis, mengembalikan bantuan untuk Desa, pondok pesantren, serta bidang infrastruktur, juga bidang pertanian serta ekonomi kerakyatan, ujar Mawardi. (*)