Badan Pengelola Geopark Natuna Latih Pengelola Geosite
KR Natuna- Badan pengelola geoprak natuna mengadakan pelatihan bagi pengelola geoste ynag ada di Natuna, Badan Pengeloala (BP) Geopark Natuna melalukan Kunjungan Lapangan(study tiru) Pengelola Geosite Geopark Nasional Natuna ke Ciletuh-Palabuhanratu Unesco Global Geopark di Kabupaten Sukabumi, 18-24 Okt 2024.
Sebanyak 20 peserta yang terdiri dari pengelola geosite di Natuna melakukan kunjungan lapangan atau studi banding ke Geosite Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu, yang berstatus sebagai Unesco Global Geopark, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung pada 18-24 Oktober 2024, sebagai kelanjutan dari pelatihan yang sebelumnya dilaksanakan pada 15-16 Oktober 2024 di Natuna.
Lima pengelola geosite dari Geopark Natuna yang turut serta dalam studi banding ini berasal dari Geosite Pulau Senue (Kecamatan Bunguran Timur), Geosite Gunung Ranai (Kecamatan Bunguran Timur), Geosite Batu Kasah (Kecamatan Bunguran Selatan), Geosite Pulau Akar (Kecamatan Bunguran Selatan), dan Geosite Pulau Setanau (Kecamatan Pulau Tiga).
Sekretaris 1 Badan Pengelola Geopark Nasional Natuna (BPGN), Tukino, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis bagi para pengelola geosite di Natuna dalam hal pengelolaan geosite.
“Dengan adanya pelatihan dan studi banding ini, diharapkan para pengelola geosite di Natuna dapat menerapkan hasil dari pengalaman mereka di Ciletuh dalam mengelola geosite di Natuna, sehingga mampu mengembangkan dan memajukan pariwisata daerah,” ungkap Tukino, Rabu (16 /10) (
Kegiatan ini diharapkan oleh Tukino juga akan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada para pengelola mengenai tata kelola geosite yang berkelanjutan dan berdampak positif terhadap perkembangan pariwisata Natuna.
“ Dengan penerapan praktik-praktik terbaik yang dipelajari selama kunjungan, para pengelola diharapkan mampu meningkatkan daya tarik geosite di Natuna sehingga dapat mendukung peningkatan ekonomi masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan,” tambahnya.
Studi banding ini di tegaskan Tukino menjadi langkah penting dalam upaya pengembangan Geopark Natuna agar dapat mencapai status Geopark Global UNESCO, sebagaimana yang telah dicapai oleh Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu. (Red)