12 Oktober 2024

Rolling Tugas di Lapas Lubuklinggau, Fokus Pembinaan dan Pengamanan Warga Binaan

Lubuklinggau,KoranRakyat.co.oid – Pergantian kepemimpinan di suatu lembaga merupakan hal lumrah untuk penyegaran dalam  tugas. Begitu juga yang terjadi sebagaimana dilansir Sumsel24.com di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kota Lubuklinggau –khususnya kepemimpinan di divisi Kesatuan Pengamanan Lembaga Permasyarakatan (KPLP).

Metta Putra, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala KPLP di Lapas Lubuklinggau, kini berpindahtugas sebagai Kasi Binadik di Lapas Banyuasin, menggantikan Adi Kusuma. Sementara itu, Adi Kusuma Wardana mengambil alih posisi Metta Putra sebagai KPLP di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau.

Dalam wawancara dengan media, Adi Kusuma menyampaikan bahwa dirinya akan melanjutkan program pengamanan dan pembinaan yang sudah ada, serta memperdalam pemahaman terkait kondisi di Lapas Lubuklinggau.

“Saya baru menjabat sebagai KPLP Lapas Kelas IIA Kota Lubuklinggau, menggantikan Metta Putra. Fokus utama saya adalah melanjutkan pembinaan dan pengamanan bagi warga binaan,” ujarnya.

Overkapasitas di Lapas Lubuklinggau

Lapas Kelas IIA Lubuklinggau saat ini mengalami kondisi overkapasitas. Terdapat sekitar 1.131 narapidana dan tahanan yang ditangani oleh hanya 71 petugas. Hal ini berarti rasio antara petugas dan penghuni lapas adalah 1:150, jauh dari ideal.

“Jumlah petugas sangat terbatas, dengan perbandingan 1 petugas untuk 150 penghuni lapas. Hal ini tentu menambah tantangan dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan warga binaan,” jelas Adi Kusuma.

Pendekatan Persuasif untuk Mengatasi Stres Warga Binaan

Untuk mengatasi potensi stres yang dialami para narapidana akibat overkapasitas, pihak lapas menerapkan pendekatan persuasif dengan berbagai program pembinaan.

Lapas Lubuklinggau bekerja sama dengan TNI, Polri, BNN, serta sejumlah pesantren untuk memberikan penyuluhan dan bimbingan agama kepada para penghuni lapas.

“Kami mengadakan program keagamaan, seperti shalat berjamaah dan membaca Alquran, agar penghuni lapas memiliki kegiatan positif yang bisa membantu mengurangi stres,” tutur Adi Kusuma.

Selain itu, berbagai program pembinaan yang dilaksanakan diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi warga binaan.

“Banyak dari mereka yang ingin bertaubat dan tidak lagi terlibat dalam tindakan kriminal, namun mereka membutuhkan bimbingan. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan pesantren untuk membantu proses pembinaan ini,” tambahnya.

Upaya Pengembangan Lapas dan Penambahan Petugas

Adi Kusuma juga menegaskan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan kepada Kemenkumham untuk penambahan personel dan pengembangan infrastruktur lapas.

“Kami sudah mengajukan proposal ke Kemenkumham untuk penambahan petugas dan perluasan lapas. Saat ini, kami hanya tinggal menunggu persetujuan,” tegasnya.

Idealnya, menurut Adi, satu petugas lapas seharusnya bisa mengawasi 50 orang narapidana atau tahanan, guna memastikan pembinaan berjalan lebih efektif.

Adi sendiri memiliki pengalaman yang luas dalam dunia pemasyarakatan, dengan sebelumnya pernah bertugas di Lapas Banyuasin sebagai Kasi Binadik, Lapas Kelas IIA Metro Lampung sebagai KPLP, dan Rutan Pakjo Palembang sebagai Kasi Pelayanan Tahanan.

Dengan kepemimpinan yang baru, diharapkan Lapas Kelas IIA Lubuklinggau dapat terus meningkatkan kualitas pembinaan dan pengamanan bagi para warga binaan, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama terkait overkapasitas dan keterbatasan personel.***