2 Sosok Pembelot yang Bantu Israel Bunuh Ismail Haniyeh, Gelagat Aneh Terekam CCTV

KoranRakyat.co.id – Setelah lama menunggu siapa yang berperan langsung atas kematian Ismail Haniyeh di Teheran beberapa hari lalu terungkap. Akhirnya terungkap sosok yang membantu Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Sosok itu seperti dilansir Tribunnews.com adalah dua anggota unit keamanan Ansar al-Mahdi dari Korps Garda Revolusi Islam (IRCG), menurut laporan terkini.
Keduanya merupakan warga negara Iran dan direkrut oleh badan mata-mata Israel, Mossad.
Jewish Chronicle, dikutip Anadolu Ajansi, melaporkan dua orang tersebut memperlihatkan gelagat aneh saat mendatangi wisma tamu tempat Haniyeh menginap di Kompleks Saadabad, Teheran.
Diduga, saat itulah mereka memasang bom di kamar tempat Haniyeh biasanya menginap.
“Para penjaga (anggota IRGC yang direkrut Mossad) terlihat dalam rekaman CCTV, bergerak diam-diam di lorong, menuju kamar yang rencananya diperuntukkan bagi Haniyeh.”
“Mereka membuka pintu menggunakan kunci dan memasuki ruangan,” ungkap laporan itu.
“Tiga menit kemudian, penjaga itu terekam kamera dengan tenang meninggalkan ruangan, menuruni tangga, menuju pintu masuk utama gedung, pergi meninggalkan gedung, lalu masuk ke dalam sebuah mobil hitam,” imbuh laporan Jewish Chronicle.
Lebih lanjut, laporan itu menyebut dua anggota IRGC itu ditawari sejumlah uang sebanyak enam digit dan evakuasi langsung ke negara Eropa utara.
Satu jam setelah memasang bom, keduanya langsung dievakuasi dari Iran oleh Mossad.
Setelahnya, Mossad mencari waktu yang tepat untuk mengeksekusi rencana pembunuhan Haniyeh.
Hingga akhirnya, Haniyeh menerima undangan ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
“Mossad, dengan bantuan unit intelijen 8200 (unit IDF yang bertanggung jawab atas operasi rahasia), menyadap panggilan telepon antara penyelenggara pelantikan dan tamu undangan.”
“Ketika Haniyeh mengonfirmasi kedatangannya, Mossad mulai melaksanakan rencananya; melenyapkan Haniyeh di wisma tamu tempat ia biasa menginap selama kunjungannya ke Teheran,” pungkas laporan Jewish Chronicle.
Sebagai informasi, Haniyeh tewas diserang di Teheran, 31 Juli 2024 dini hari.
Selain Haniyeh, pengawal pribadinya yang juga Wakil Komandan Brigade Al-Qassam, Wasim Abu Shaaban, juga tewas dalam serangan itu.
Insiden itu terjadi sehari setelah pelantikan Pezeshkian, yang juga menjadi kemunculan terakhir Haniyeh sebelum tewas.
Iran dan Hamas menuduh Israel membunuh Haniyeh, tetapi Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah hal tersebut.
Hubungan AS dan Israel Semakin Tegang
Usai tewasnya Haniyeh, ketegangan Amerika Serikat (AS) dan Israel dilaporkan meningkat.
Kepada Washington Post, tiga pejabat Gedung Putih mengklaim Israel langsung memberi kabar pada pejabat AS, mereka lah yang bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh.
“Meskipun Israel menolak berkomentar mengenai pembunuhan Haniyeh, Israel segera memberi tahu pejabat AS bahwa mereka bertanggung jawab,” demikian laporan Washington Post yang mengutip pernyataan tiga pejabat Gedung Putih itu, Rabu (6/8/2024).
Menurut keterangan tiga orang itu, pejabat di Gedung Putih kaget dan marah saat mendengar Israel telah membunuh Haniyeh.
Sebab, menurut pejabat AS, langkah sepihak yang diambil Israel justru memicu kemunduran atas upaya gencatan senjata di Gaza.
“Pejabat Gedung Putih terkejut dan marah atas pembunuhan Haniyeh pada 31 Juli, yang mereka lihat sebagai kemunduran dalam upaya mereka selama berbulan-bulan untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza,” lanjut surat kabar itu.
Washington Post melaporkan, “di balik layar” sangat terasa adanya ketegangan yang meningkat antara pemerintah AS dan Israel.
Lantaran, Israel dianggap terus mengambil langkah sepihak dalam serangan di Jalur Gaza.
“Pejabat AS juga marah karena Israel gagal memberi tahu mereka sebelum meluncurkan operasi untuk membunuh komandan Hizbullah atau Iran,” lapor Washington Post. (*/Sar)