20 Februari 2025

Mawardi Selalu Finish Terdepan, Kendati Start di Belakang

Oleh : Drs H Iklim Cahya, MM ( Wartawan/Pemerhati Politik dan Sosial)

Ir H Mawardi Yahya (66 tahun) dalam dunia politik, dikenal sebagai sang fighter, petarung sejati. Semangatnya selalu menyala, apalagi kalau dia diposisikan sebagai underdog (lebih lemah). Dalam hal “bertarung” atau berkompetisi, tekadnya selalu luar biasa. “Beras secanting ditanak galo. Tiduk di tanah pun tak masalah.” Artinya kalau sudah memutuskan ikut berkompetisi, maka tidak ada kata lain kecuali gass full alias bersungguh-sungguh.

Apalagi saat ini Mawardi Yahya sudah mengantongi rekomendasi dari partainya ; Gerindra. Rekom tersebut ditanda-tangani lansung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, calon Presiden terpilih. Ini juga pertanda Gerindra dan Prabowo serius mendukung Mawardi Yahya. Hal ini sangat wajar karena Mawardi Yahya sebagai Ketua TKD Prabowo-Gibran di Sumsel, mampu memenangkan pasangan capres/cawapres ini mencapai angka 69,8 persen. Raihan sebesar ini tergolong fantastis.

Prabowo sebagai presiden mendatang tentu juga berkepentingan daerah-daerah dipimpin oleh kader Gerindra atau setidaknya dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Hal tersebut untuk memudahkan program-program yang menjadi “jualan” Prabowo – Gibran saat kampanye lalu, dapat disukseskan dengan baik di daerah.

Karena itulah Mawardi Yahya menjadi pilihan Partai Gerindra, bukan kader lainnya. Selain teruji memenangkan pasangan Prabowo – Gibran di Sumsel, Mawardi juga mantan Wakil Gubernur, yang sudah hapal tentang seluk beluk Bumi Sriwijaya.

Tentu bukan hanya dari kaca mata atas, dari kaca mata arus bawah pun, Mawardi Yahya semakin moncer. Hal tersebut dikarenakan program-program yang dicanangkan juga aspiratif. Misalnya ia akan menggalakkan kembali program Sekolah Gratis dan Berobat Gratis yang di masa Gubernur H Alex Noerdin, sangat membantu masyarakat. Begitu juga pengembangan Pelabuhan Laut Tanjung Api Api (TAA) dan peningkatan prestasi klub sepakbola Sriwijaya FC, yang di era Gubernur Syahrial Oesman sudah terbukti. Termasuk mendukung usulan sejumlah wilayah untuk mekar, baik yang sudah lama tapi masih mandek, maupun usulan relatif baru.

Sebut saja misalnya usulan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Pantai Timur di OKI, Kikim Area di Lahat, Gelumbang di Muaraenim, Banyuasin Timur (Mariana) dan Kota Betung di Banyuasin, Muba Timur (Sungai Lilin) di Muba, bahkan usulan DOB Provinsi Sumsel Barat. Tentu Mawardi Yahya sangat berpengalaman, karena dia dikenal sebagai pelopor pemekaran Kabupaten Ogan Ilir. Apalagi ditambah dukungan mantan Gubernur dan Bupati OKU, Syahrial Oesman yang juga berpengalaman dalam pemekaran Kabupaten OKU.

Belum lagi program di bidang pertanian, yang membuat Mawardi didukung oleh jaringan petani andalan.

Tak pelak lagi dengan program-program yang nyata, dan menyentuh kepentingan rakyat, popularitas dan elektabilitas Mawardi Yahya terus merangsek naik. Bahkan ada lembaga survei yang mem publish bahwa saat ini elektabilitas atau peluang keterpilihan Mawardi Yahya sudah di atas angka 60 persen.

Selain kinerja Mawardi Yahya secara individual, peningkatan elektabilitas tersebut, juga tidak terlepas dari dukungan bakal calon wakil gubernur Dr Hj RA Anita Noeringhati, SH, MH. Sebagaimana diketahui tokoh perempuan Sumsel ini, sudah tiga periode duduk di DPRD Sumsel, dan saat ini sedang menjabat Ketua DPRD Sumsel periode 1999 – 2024. Ini menunjukkan Anita punya basis massa di Dapilnya Kota Palembang. Selain tentu dukungan mak-mak dan dukungan warga Sumsel keturunan Jawa yang saat ini diperkirakan lebih dari 30 persen.

Bersama panglima “perang”, Syahrial Oesman yang dikenal sebagai tokoh pemersatu antarsuku di Sumsel, diprediksi warga Sumsel yang memang majemuk dari berbagai suku di Nusantara ini, mayoritas akan berlabuh ke pasangan Matahati (Mawardi-Anita Noeringhati).

Ditambah lagi dengan usia yang sudah sangat matang dan berpengalaman. Juga secara ekonomi Mawardi sudah selesai untuk dirinya. Mengingat lima anaknya sudah mandiri semua. Maka ia diyakini akan lebih baik dan lebih focus bila dianugerahi menjadi gubernur.

Karenanya bagi banyak orang, kendati Mawardi Yahya dinilai start di belakang, tapi diyakini pada waktunya ia akan tampil di depan, lalu finish mendahului rival-rivalnya. Dan itu sudah dibuktikannya pada Pilkada Ogan Ilir tahun 2005 dan tahun 2015, serta Pilkada Sumsel tahun 2018 lalu. (*)