KR, Natuna-Sejak tahun 2014, Indonesia telah berhasil menerima sertifikat bebas polio. Namun akhir-akhir ini kasus polio ditemukan kembali di Indonesia. Namun Pada akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023 ditemukan kasus polio di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Jawa Barat. Kemudian diakhir tahun 2023 dan awal tahun 2024 ditemukan kembali kasus polio di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Hingga Awal 2024 sesuai data Kemenkes RI Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio telah menjangkau 8,7 juta anak di 74 kabupaten di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sub PIN ini merupakan respons cepat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terhadap wabah polio yang terjadi pada akhir Desember 2023.
Dalam penyelenggaraan Sub PIN Polio ini, Kemenkes bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan UNICEF. Putaran pertama imunisasi dimulai pada 15 Januari dan putaran kedua pada 19 Februari.
” Hingga 5 Maret 2024, sekitar 8,7 juta anak berusia 0-7 tahun di wilayah-wilayah sasaran telah menerima dua dosis penuh vaksin polio, yang melindungi mereka dari penyakit yang sangat menular itu.” jelas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu .
Pemerintah juga terus melakukan kegiatan surveilans lumpuh layu akut, dan surveilans polio lingkungan. Ia juga meminta masyarakat, terutama orang tua untuk melengkapi imunisasi polio anaknya, yakni 4 kali tetes usia 1 sampai 4 bulan dan 2 kali suntik usia 4 sampai 9 bulan, serta imunisasi rutin anak lainnya sesuai usia.
“Jangan buang air besar sembarang, harus sesuai di jamban, Jangan sembarangan, kemudian cuci tangan pakai sabun. Juga segera laporkan kepada petugas kesehatan jika mendapatkan kasus lumpuh layu pada anak di bawah usia 15 tahun,” kata dia.
Poliomyelitis (polio) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian dalam hitungan jam. Penyakit ini menyebar melalui air, makanan, atau tangan yang terkontaminasi kotoran orang yang terinfeksi virus polio.
Sejak 2014, Indonesia telah bebas polio dan mempertahankan status tersebut, bahkan di tengah respons COVID-19. Namun, tantangan tetap ada karena rendahnya cakupan imunisasi rutin dan kondisi sanitasi yang tidak memadai di daerah-daerah tertentu.
“Pencapaian ini adalah tonggak penting dalam perjuangan melawan polio. Kami mengapresiasi upaya yang tak kenal lelah dari pemerintah, tenaga kesehatan di garis depan, organisasi masyarakat sipil, komunitas bisnis, influencer, generasi muda, media, dan semua pihak yang telah mendedikasikan waktu mereka untuk keberhasilan upaya imunisasi ini,” ujar Maniza Zaman selaku perwakilan UNICEF Indonesia.
“Hal ini menggarisbawahi kekuatan kolaborasi dalam melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat dicegah dan merupakan bukti komitmen kita bersama untuk memastikan masa depan tanpa polio di Indonesia.”
“Dalam perjuangan melawan polio, keamanan dan kemanjuran vaksin polio telah terbukti secara konsisten, memberikan pertahanan penting terhadap penyakit yang tidak perlu–tidak boleh–bertahan lama. Khususnya, inisiatif global telah menghasilkan kemajuan yang signifikan dalam memperkenalkan alat-alat inovatif untuk meningkatkan pelaksanaan kampanye imunisasi yang cepat dan berkualitas tinggi, memastikan cakupan imunisasi yang luas selama wabah,” kata Dr N. Paranietharan selaku perwakilan Kemenkes RI
Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio serentak, dilaksanakan oleh Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda yang didampingi Ketua dan Ketua II Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Natuna, Secara simbolis pencanangan kegiatan PIN dilaksanakan di SDN 003 Singgang Bulan, Kecamatan Bunguran Selatan, Jum’at (26/7/2024).
Dalam kesempatannya, Rodhial Huda menyampaikan betapa pentingnya pemberian imunisasi secara masif yang perlu dilakukan melalui pekan imunisasi polio, dengan cakupan tinggi serta merata, guna untuk memutus rantai virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen bahkan kematian.
“Tidak ada obat untuk penyakit polio, namun penyakit ini dapat dicegah melalui imunisasi dengan vaksin polio tetes dan injeksi, ini merupakan pencegahan terbaik untuk melindungi generasi muda kita terhadap penyakit polio yang sangat berbahaya, ini juga merupakan komitmen kita bersama untuk mewujudkan Indonesia bebas polio khususnya di Kabupaten Natuna” terangnya.
Oleh karena itu, Rodhial Huda mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyukseskan PIN Polio di Kabupaten Natuna agar dapat melindungi anak-anak dari bahaya Polio.
“Pada kesempatan ini saya menghimbau seluruh komponen masyarakat, lintas sektor dan lintas program terkait untuk berperan aktif dalam mensukseskan kegiatan ini dengan perannya masing-masing,” pungkas Rodhial Huda.
Pencanangan PIN Polio dengan 2 kali pemberian imunisasi yang serentak dilakukan di sejumlah wilayah Indonesia sudah berlangsung sejak 23 Juli 2024 hingga sepekan mendatang ini dilakukan bersamaan dengan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2024 yang mengangkat tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” yang mana maksud dari kata terlindungi antara lain secara fisik maupun mental.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama Ketua TP PKK Kabupaten Natuna, Ny. Septi Dwiani Wan Siswandi menyampaikan melalui sejumlah langkah-langkah penting baik dari sosialisasi, pembinaan, pemantauan dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Ia menargetkan yaitu sebanyak 7729 orang anak usia 0-7 Tahun di Natuna yang harus mendapatkan Imunisasi Polio.
“Kegiatan PIN Polio pemberian dosis pertama sebelumnya telah dilaksanakan dari tanggal 23 Juli, sudah 4843 anak yang telah mendapatkan vaksin polio, dengan kata lain telah mencapai 62,66% dari target yang ingin dicapai yaitu minimal 95%, semoga dibantu dengan para kader PKK Natuna dapat mencapai target yang diharapkan,” terang Septi.
Pada kesempatan ini, di Provinsi Kepulauan Riau juga turut dilaksanakan PIN Polio di sejumlah wilayah yaitu Kepulauan Anambas, Karimun, dan Natuna, dengan turut dihadiri Gubernur Kepulauan Riau secara daring melalui media Zoom Meeting.
Kemudian, Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Natuna bersama Ketua dan Ketua II TP PKK Kabupaten Natuna juga turut serta membagikan vaksin imunisasi untuk anak-anak usia 0 tahun hingga 7 tahun yang hadir dalam acara tersebut.
Setelah akan tercapai target dari imunisasi tahap pertama ini, Pemerintah Kabupaten Natuna akan melanjutkan kembali pemberian imunisasi tetes polio pada tahap dua bagi anak-anak yang telah mendapat imunisasi tahap pertama pemberian tetes manis polio. (red)