Pengakuan Direktur RS Al-Shifa Disiksa Selama Ditahan Israel
Gaza City,KoranRakyat.co.id —-Penyiksaan pihak Israel terhadap warga Palestina khusus di Jalur Gaza sudah sangat keterlaluan.
Adalah Mohammed Abu Selmia yang merupakan Direktur Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, rumah sakit utama di Jalur Gaza, mengaku dirinya disiksa selama berbulan-bulan dalam tahanan Israel. Abu Selmia mengutip detikNews menyebut dirinya dan para tahanan Palestina lainnya menjadi korban berbagai bentuk penyiksaan oleh Tel Aviv.
Seperti dilansir Associated Press dan Al Arabiya, Senin (1/7/2024), Abu Selmia dibebaskan oleh Israel pada Senin (1/7) waktu setempat, atau sekitar tujuh bulan setelah militer Israel menggerebek RS Al-Shifa atas tuduhan rumah sakit itu menjadi pusat komando kelompok Hamas.
Direktur RS Al-Nasser di Gaza bagian selatan, Nahedh Abu Taema, dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa Abu Selmia termasuk di antara 55 tahanan Palestina dari Jalur Gaza yang dibebaskan pada Senin (1/7) waktu setempat.
Dia menambahkan bahwa semua tahanan Palestina yang dibebaskan, kecuali lima orang, dibawa ke RS Al-Nasser untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Tahanan lainnya dibawa ke RS Martir Al-Aqsa di area Deir al-Balah.
Pembebasan Abu Selmia tanpa dakwaan atau pengadilan menimbulkan pertanyaan lebih lanjut soal tuduhan Israel mengenai RS Al-Shifa, yang telah digerebek pasukan Tel Aviv sebanyak dua kali sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Abu Selmia mengatakan dirinya dan para tahanan lainnya telah disiksa dan ditahan dalam kondisi yang keras.
Klaim itu belum bisa dikonfirmasi secara independen, namun sesuai dengan keterangan para tahanan Palestina lainnya yang telah dibebaskan ke Jalur Gaza.
“Para tahanan kita telah mengalami segala macam penyiksaan di balik jeruji besi,” tutur Abu Selmia dalam keterangannya usai dibebaskan Israel.
“Hampir setiap hari terjadi penyiksaan. Sel-sel disergap secara tiba-tiba dan para tahanan dipukuli,” sebutnya.
Dia mengatakan bahwa para penjaga penjara mematahkan jarinya dan menyebabkan kepalanya berdarah saat pemukulan, yang menggunakan tongkat dan melibatkan anjing penjaga.
Disebutkan oleh Abu Selmia bahwa para staf medis di berbagai fasilitas berbeda di tempatnya ditahan juga menjadi korban tindak kekerasan yang “melanggar semua aturan hukum”.
Dia mengatakan bahwa beberapa anggota tubuh sejumlah tahanan terpaksa diamputasi karena perawatan medis yang buruk.
Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah maupun militer Israel terhadap klaim Abu Selmia tersebut.
Otoritas Israel juga belum memberikan pernyataan soal mengapa Abu Selmia dibebaskan dari tahanan.
Otoritas penjara Israel sebelumnya membantah tuduhan penyiksaan dan perlakuan buruk yang dilontarkan para tahanan.
Pasukan Israel menyerbu RS Al-Shifa pada November tahun lalu, dengan menuduh Hamas telah membangun pusat komando dan kendali yang rumit di dalam fasilitas tersebut.
Abu Selmia dan para stafnya membantah tuduhan tersebut, kemudian balik menuduh Tel Aviv secara sembrono membahayakan ribuan pasien dan para pengungsi yang berlindung di kompleks rumah sakit.
Militer Israel dalam pernyataannya mengungkap berhasil menemukan terowongan di bawah kompleks RS Al-Shifa yang mengarah ke beberapa ruangan, serta menyebut adanya bukti-bukti lainnya soal keberadaan militan di dalam pusat medis tersebut.
Namun bukti yang disebut itu tidak sesuai dengan klaim militer Israel sebelum penyerbuan dilakukan.
Abu Selmia ditahan militer Israel sejak 22 November 2023 saat mengawal evakuasi pasien yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari rumah sakit tersebut.
Dia menyebut penahanannya “bermotif politik” dan mengatakan dirinya dibawa ke pengadilan setidaknya tiga kali namun tidak pernah didakwa atau diizinkan bertemu dengan pengacara. (*/Sar)