Alur Penganugerahan Gelar Kebesaran Adat Melayu Kepada Panglima TNI Oleh LAM Kepri
Penganugerahan Gelar Kebesaran Adat Melayu Kepada Panglima TNI Oleh LAM Kepri
Selasa 28 Mei 2024
Penulis: Muhammad Sukur
TANJUNGPINANG l Koranrakyat.co.id – Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau (Kepri) adalah lembaga resmi yang diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kepri Nomor 1 Tahun 2014. Pada Bab IX, Pasal 13, ayat 3 yang mentebut bahwa LAM Kepri dapat memberi gelar adat kepada tokoh yang patut, sesuai dengan jasa- jasanya terhadap masyarakat dan daerah.
Kemudian turunan dari peraturan ini maka dibuat lah peraturan LAM Kepri Nomor 1 Tahun 2019, yang memuat tentang penganugerahan gelar adat dan tanda kehormatan adat melayu Kepri seperti pada hari ini Selasa, 28 Mei 2024, yang mana LAM Kepri mengadakan majelis adat untuk mengisytiharkan penganugerahan Gelar Kebesaran kepada Panglima TNI, Jenderal TNI H. Agus Subyanto SE.,M.Si.
Adapun gelar ini diberikan berdasarkan usulan dari Gubernur Kepulauan Riau, H Ansar Ahmad, SE., MM., pemberian atas usulan ini tercantum di dalam peraturan LAM Kepri sebagaimana disebut diatas. Berdasarkan usulan tersebut Ketua Umum LAM Kepri, Dato’ Seri Setia Utama H. Abdul Razak AB, membentuk Tim penganugerahan gelar yang di tuangkan di dalam Surat Keputusan LAM Kepri.
Tim pemberian gelar dan tanda kehormatan adat memiliki tugas dan kewajiban melakukan penilaian atau verifikasi yang meliputi, meneliti, membahas dan memverifikasi serta mengajukan rekomendasi atas usulan pemberian gelar dan tanda kehormatan adat. Lalu berdasarkan hasil dari penilaian Tim ini lah maka gelar tersebut dapat diisytiharkan.
Penganugerahan Gelar Kebesaran Adat Melayu Kepada Panglima TNI Oleh LAM Kepri
Gelar kebesaran adat melayu Kepulauan Riau ini sifatnya melekat selama-lamanya kepada nama batang tubuh yang dianugerahkan. Berdasarkan hasil penilaian dan musyawarah Tim, maka diberikan gelar kebesaran adat kepada Panglima TNI dengan sebutan, “Dato’ Seri Satria Bijaya Negara”.
Nama gelar ini berasal dari khazanah gelar–gelar kebesaran adat dan gelar–gelar pusaka melayu yang dipakai dalam adat istiadat kebesaran dan keagungan di Kepulauan Riau yang berpunca dari khazanah kebesaran sejarah kerajaan Riau Lingga sebagai sebuah kerajaan besar masa lalu yang susur galur kebesaran sejarah yang berkait kelindan dengan sejarah kerajaan–kerajaan yang gilang gemilang di alam melayu, sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Bintan, Tumasik (Singapura), Melaka (Malaysia) dan Johor (Malaysia).
Makna dari gelar kebesaran adat Dato’ Seri Satria Bijaya Negara ini tersusun dari empat perkataan dalam bahasa melayu Riau–Lingga yang dikenal juga sebagai bahasa melayu tinggi.
1. Seri : Asalnya adalah sebuah perkataan dalam bahasa Sansekerta yang telah dimelayukan menjadi bahasa melayu tinggi di Kerajaan Riau–Lingga. Kandungan maknanya adalah ‘Cahaya Kemuliaan’. Perkataan ‘Seri’ ini lazim dipergunakan sebagai awalan kehormatan dalam sebuah gelar adat melayu dan kini menjadi awalan kehormatan tertinggi dalam gelar kebesaran adat Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau.
Penganugerahan Gelar Kebesaran Adat Melayu Kepada Panglima TNI Oleh LAM Kepri
2. Satria : Sebuah perkataan dalam bahasa melayu tinggi maknanya adalah Pejuang yang Gagah Berani’ dan seorang prajurit yang memper tahankan kehormatan negara. fungsinya sama seperti perkataan Pahlawan, Prajurit, Pejuang, Pembela, yang sifatnya gagah berani di masyarakat Kepulauan Riau. Dengan fungsinya itu, perkataan ‘Satria’ dalam sebuah gelar adat melayu juga mengandung makna sebagai bentuk lain dari ungkapan rasa cinta kepada seseorang yang dihormati yang diberi tanggungjawab membela bangsa dann negara.
3. Bijaya : Sebuah perkataan dalam bahasa melayu tinggi yang maknanya adalah ‘Orang yang selalu membawa kejayaan dan kegemilangan bagi diri dan bangsanya’.
4. Negara : Dalam kosa kata bahasa melayu tinggi yang halus, Perkataan ini maknanya adalah ‘Kota’ (city), lebih khusus lagi ibu kota. Sebuah kosa kata yg juga digunakan untuk menyebutkan Negeri. Selain itu perkataan ini juga di pergunakan pada nama gelar kebesaran adat seperti ; Pengeran Paku Negara di Siantan di kawasan Pulau Tujuh, Kepulauan Natuna.
Mengacu kepada penjelasan masing–masing kata yang membentuk gelar kebesaran adat “Dato’ Seri Satria Bijaya Negara” maka takrif kandungan maknanya bila di terjemahkan dapat lah dijelaskan sebagai Cahaya Kemuliaan dan Pejuang Yang Gagah Berani dalam membela Kejayaan Negara. Nama gelar kebesaran adat “Dato’ Seri Satria Bijaya Negara“ pengertian hu kandungan maknanya akan dicantum dan dijelaskan pada selembar Warkah Pengistiharan yang akan dibacakan dalam istiadat penganugarahan gelar kebesaran adat