23 Januari 2025

Sangat Mengerikan dan Menyedihkan, Ditemukan Ratusan Mayat di RS Gaza, Sebagian dalam Kondisi Tangan Terikat

Jakarta, KoranRakyat.co.id – Informasi yang sanga mengerikan dan menyedihkan dari kawasan Jalur Gaza yang jadi sasaran kebiaban pihak Israel. Pejabat Palestina mengatakan lebih dari 300 jenazah ditemukan dalam kuburan massal di RS Nasser dan RS al-Shifa di Gaza, beberapa di antaranya dalam keadaan tangan terikat.

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM sebagaimana dilansir detikNews, Volker Trk menyerukan investigasi secara independen terhadap kematian-kematian itu.
Otoritas Palestina menyebut sebagian dari total 283 jenazah yang digali dari kuburan massal di RS Nasser ditemukan dengan tangan terikat. Belum jelas bagaimana mereka meninggal atau kapan mereka dikuburkan.

Juru bicara RS al-Shifa, Shamdasani, mengatakan laporan-laporan yang masuk ke meja Kantor HAM PBB menunjukkan sebanyak 30 jenazah terkubur dalam dua makam dan sejauh ini 12 di antaranya telah teridentifikasi.

Militer Israel menyatakan klaim bahwa mereka mengubur banyak jenazah adalah “tidak berdasar”.

Namun, Israel mengakui tentara mereka “memeriksa” jenazah-jenazah yang dikuburkan penduduk Palestina “di lokasi yang menurut intelijen menjadi tempat para sandera berada”.

Pemeriksaan ini dilakukan dalam operasi dua pekan di rumah sakit yang terletak di Khan Younis itu pada Februari silam.

Sepuluh sandera yang kini sudah dibebaskan mengatakan mereka ditahan di RS Nasser dalam waktu yang lama.

Sebelum operasi Israel di RS Nasser, para staf di sana mengaku dipaksa mengubur banyak jenazah di halaman gedung rumah sakit karena akses ke pemakaman terhalang pertempuran.

Berbagai laporan serupa datang dari RS al-Shifa sebelum serbuan Israel pertama di sana pada November lalu.

detiknews.com/BBC fotoPara sandera yang sekarang sudah dibebaskan mengatakan mereka ditahan di RS Nasser dalam waktu yang lama.

Militer Israel menyatakan sejumlah serangan ke berbagai rumah sakit di Gaza dilakukan karena pejuang Hamas beroperasi di dalam fasilitas-fasilitas kesehatan itu. Hamas dan para pejabat medis sudah menyanggah klaim ini.

Perang dimulai saat kelompok bersenjata Hamas melancarkan serangan tak terduga ke Israel bagian selatan pada 7 Oktober 2023.
Sekitar 1.200 orang tewas dalam insiden itu sebagian besar warga sipil dan 253 lainya diboyong ke Gaza sebagai sandera.

Kementerian kesehatan di teritori Palestina yang dipimpin Hamas menyatakan lebih dari 34.180 orang mayoritas di antaranya anak-anak dan perempuan di Gaza tewas dalam serangan balasan Israel.

‘Di antaranya ditemukan telanjang dengan tangan terikat’
Seorang juru bicara Dewan HAM PBB mengatakan pihaknya tengah mengonfirmasi laporan dari pejabat Palestina tentang temuan 283 jenazah di lapangan RS Nasser termasuk 42 orang yang sudah teridentifikasi.

“Para korban menurut laporan dikubur jauh di bawah tanah dan ditutupi limbah,” juru bicara Ravina Shamdasani mengatakan kepada wartawan-wartawan di Geneva.

“Di antara para almarhum ada lansia, perempuan, dan terluka sementara yang lainnya ditemukan telanjang dengan tangan terikat.”

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM, Volker Trk, menyerukan penyelidikan yang independen, efektif, dan transparan atas kematian-kematian ini.

“Mengingat iklim impunitas saat ini, investigator internasional perlu dilibatkan,” tambahnya.

“Rumah sakit berhak mendapat perlindungan secara khusus berdasarkan hukum humaniter internasional. Dan pembunuhan secara sengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan siapa pun yang tidak terlibat dalam perang adalah suatu kejahatan perang.”

Kementerian luar negeri AS mengatakan laporan ini “sangatlah meresahkan”.

Pada Senin (21/04), juru bicara pasukan Pertahanan Sipil Hamas, Mahmoud Basal, mengatakan dalam program Gaza Today dari BBC Arabic bahwa pihaknya mendapat laporan dari warga lokal Palestina bahwa “banyak” orang yang terbunuh dalam perang dikubur di pemakaman mendadak di halaman RS Nasser, kemudian dipindahkan ke lokasi lain saat terjadi serangan Israel.

“Setelah menelaah dan menyelidiki, kami menemukan bahwa pasukan pendudukan [Israel] membangun kuburan massal, menggali jenazah-jenazah dari halaman RS Nasser, dan menguburkannya di kuburan massal ini,” ujar Mahmoud Basal.

Gaza Today juga mewawancarai seorang laki-laki yang mencari jenazah dua anggota keluarganya yang diduganya diboyong pasukan Israel pada serbuan mereka baru-baru ini di Khan Younis.

“Setelah saya menguburkan mereka di apartemen, orang-orang [Israel] datang dan mengambil jenazah mereka,” ujarnya.

detiknews.com/BBC --fotoRekaman video IDF di RS Nasser menunjukkan pasien dengan tangan terikat

“Setiap hari kami berusaha mencari mereka, tetapi gagal.”

Hamas juga mengeklaim bahwa banyak dari jenazah merupakan orang-orang “yang dieksekusi secara keji” oleh pasukan Israel, tanpa alat bukti.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam pernyataannya pada Selasa (23/04) menyebut: “Klaim tentang IDF mengubur jenazah orang-orang Palestina tidak berdasar”.

“Selama operasi IDF di wilayah RS Nasser berlangsung, sejalan dengan upaya menemukan sandera dan orang yang hilang, jenazah-jenazah yang dikebumikan penduduk Palestina di dekat RS Nasser diperiksa.

“Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan hanya di tempat-tempat di mana badan intelijen mengindikasikan kemungkinan adanya para sandera.”

‘Mata ditutup, ditelanjangi, hingga berulang kali dipukuli’ – Kesaksian petugas medis Gaza yang mengaku disiksa tentara Israel
Menghitung penghancuran masjid dan gereja bersejarah di Gaza
‘Ayah, tolong jangan keluar’ Puluhan pengungsi Gaza tewas saat Israel bebaskan dua sandera
“Pemeriksaan jenazah dilakukan dengan terhormat dan memastikan harga diri almarhum-almarhumah terjaga. Jenazah-jenazah diperiksa yang bukan merupakan sandera orang Israel dikembalikan ke tempatnya.”

IDF menyatakan pasukannya menahan “sekitar 200 teroris yang berada di dalam rumah sakit” selama serbuan berlangsung. Mereka juga menemukan amunisi dan obat-obatan yang rencananya akan digunakan untuk sandera orang Israel.

IDF pun bersikeras bahwa serbuan ini dilakukan “secara terukur dan tanpa merusak rumah sakit ataupun menyakiti para pasien dan staf rumah sakit”.

Kendati begitu, tiga staf medis bulan lalu mengaku dipermalukan, dipukuli, diguyur air dingin, dan dipaksa berlutut selama berjam-jam dalam serbuan itu.

detiknews.com /BBC-

Petugas kesehatan yang tetap bertugas di RS Nasser setelah Israel mengambil alih mengaku kewalahan merawat pasien dan 13 orang meregang nyawa karena kondisi yang parah kurang air, listrik, persediaan lainnya.

Pada 1 April, pasukan Israel ditarik mundur dari RS al-Shifa di Kota Gaza.

Penarikan ini dilakukan IDF setelah operasi “terukur” yang dilakukan untuk merespons laporan intelijen tentang aktivitas Hamas di rumah sakit tersebut.

Saat itu, IDF menyebut 200 “teroris” tewas di dalam dan sekitar rumah sakit dalam serangan yang berlangsung dua pekan.

Lebih dari 500 lainnya menjadi tahanan sementara senjata dan alat intelijen ditemukan “di penjuru RS”, tambah IDF.

Lima hari kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendapat akses masuk ke RS al-Shifa dan fasilitas itu “sekarang kosong melompong”.

WHO menyebut sebagian besar rumah sakit rusak atau hancur parah dan kebanyakan fasilitas tidak dapat digunakan atau hancur jadi debu.

Penangkapan massal di kampus-kampus elit AS, protes menentang perang di Gaza meluas
Foto satelit perlihatkan konstruksi di perbatasan Mesir-Gaza, apa maknanya?
WHO juga mengatakan “banyak kuburan dangkal” digali di luar unit gawat darurat serta gedung operasi dan administrasi.

“Banyak mayat ditemukan terkubur sebagian dan anggota tubuh mereka terlihat,” imbuh WHO.

IDF juga menyatakan telah menghindarkan para pasien RS al-Shifa dari bahaya.

Namun, WHO mengutip pernyataan direktur sementara RS al-Shifa yang menyebut para pasien berada dalam kondisi mengenaskan dalam serbuan Israel.

Setidaknya 20 pasien dilaporkan meninggal dunia akibat minimnya perawatan dan dibatasinya pergerakan staf kesehatan.

Juru bicara Shamdasani mengatakan laporan-laporan yang masuk ke meja Kantor HAM PBB menunjukkan sebanyak 30 jenazah terkubur dalam dua makam dan sejauh ini 12 di antaranya telah teridentifikasi.

“Ada laporan sebagian dari jenazah ini kedua tangannya terikat,” ujar Shamdasani.

Sang juru bicara menambahkan jumlah orang yang terbunuh bisa jadi “lebih banyak” dari total 200 orang yang dilaporkan IDF.

Juru bicara pasukan pertahanan sipil Gaza mengatakan kepada CNN pada 9 April lalu bahwa 381 jenazah telah ditemukan di sekitar al-Shifa.

Namun, jumlah ini tidak mencakup orang-orang yang dikubur di area rumah sakit.


detiknews.com/ Reuters

Kantor HAM PBB menerima laporan bahwa 30 jenazah dikubur di halaman RS al-Shifa.

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Trk juga mengecam rangkaian serangan Israel yang “melampaui batas peperangan” di kota Gaza selatan, Rafah, dalam beberapa hari terakhir sebagian besar korbannya adalah perempuan dan anak-anak.

Serangan-serangan ini mencakup insiden Sabtu (20/4) malam, ketika seorang bayi lahir secara prematur dari ibunya yang kemudian meninggal bersama suami dan anak perempuannya yang lain.

Trk sekali lagi memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan darat berskala penuh di Rafah.

Sekitar 1,5 juta orang pengungsi bernaung di sana dan, menurut Trk, serangan berskala besar akan semakin melanggar hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia.


detiknews.com/ Reuters
IDF menanggapinya dengan mengatakan pihaknya “beroperasi untuk melucuti militer Hamas dan kemampuan administratif mereka”.

“Bertolak belakang dengan Hamas yang secara sengaja menyerang laki-laki, perempuan, dan anak-anak Israel, IDF mematuhi hukum internasional dan mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi korban warga sipil,” cetusnya.(*/Sar)