Netanyahu ‘Mengungsi’ ke Bunker Milyader Yahudi karena Serangan Iran
TEL AVIV,KoranRakyat.co.id —Setelah pihak Iran lakukan penyerangan terhadap Israel yang selama ini tidak mengabaikan imbauan dunia agar menghentikan serangan terhadap Gaza Netanyahu dan istri dikabarkan diungsikan.
Akibatnya, pihak Israel mengeluarkan instruksi penghentian kegiatan sekolah dan aktivitas remaja untuk beberapa hari ke depan, sambil menetapkan status kewaspadaan penuh menghadapi serangan balik dari Iran.
Seperti dilansir REPUBLIKA.CO.ID, Ketegangan di Israel terus meningkat menyusul rencana serangan balasan Iran atas pemboman kantor konsulat mereka di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.
Media Israel seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu (13/4/2024) juga melaporkan bahwa, kebijakan pembatasan aktivitas dari pemerintah juga mengakibatkan laga-laga sepak bola di Israel akan digelar tanpa penonton untuk dua hari ke depan.
Dalam sebuah taklimat di televisi nasional, juru bicara IDF, Daniel Hagari juga menginformasikan bahwa pihaknya telah menyiagakan puluhan jet tempur sebagai bagian dari peningkatan kewaspadaan.
Seorang pejabat AS menginformasikan kepada Al Jazeera bahwa, ada kemungkinan kuat Iran akan melancarkan serangan ke Israel pada Ahad (14/4/2024). Sementara, Walla News melaporkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan istrinya telah direlokasi ke suatu tempat yang aman jika perang dengan Iran benar-benar terjadi.
Berdasarkan laporan itu, Netanyahu dan istri ‘diungsikan’ ke rumah seorang miliader bernama Simon Falic di Yerusalem. Menurut sumber Jerusalem Post, rumah Simon Falic memiliki bunker beton bawah tanah.
Pada Jumat (12/4/2024), Presiden AS Joe Biden, memperingatkan Iran agar tidak menyerang Israel di tengah ekspektasi bahwa Teheran akan segera melakukan pembalasan atas pemboman konsulatnya di Damaskus, Suriah, awal bulan ini.
“Kami mengabdikan diri untuk membela Israel. Kami akan mendukung Israel. Kami akan membantu membela Israel, dan Iran tidak akan berhasil,” kata Biden kepada wartawan saat dia mengakhiri pidato virtualnya di depan kelompok hak-hak sipil dikutip Anadolu.
Ketika ditanya oleh seorang wartawan seberapa besar kemungkinan serangan Iran akan terjadi, Biden mengatakan perkiraannya adalah “lebih cepat daripada nanti.”
Eskalasi tersebut terjadi ketika Israel terus melancarkan serangan militer yang mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas pada awal Oktober 2023 oleh Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Lebih dari 33.600 warga Palestina telah tewas di Gaza dan lebih dari 75.800 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok. (*/Sar)