Kompak Bombardir Israel, Iran, Houthi Yaman dan Hizbullah Lepas Ratusan Rudal hingga Roket
KoranRakyat.co.id — Suasana kawasan Timur Tengah semakin panas setelah serine peperangan ditiup pihak Iran terhadap Israel. Setidaknya ada tiga negata di kawasan itu secara bersama menghadang Israel.
Seperti dilansir TRIBUNNEWS.COM , Iran, Houthi Yaman dan Hizbullah Lebanon kompak melakukan serangan ke Israel.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan telah mengidentifikasi lebih dari 100 drone ditembakkan Iran ke Israel.
Pejabat pertahanan Israel mengatakan kepada Radio Angkatan Darat bahwa lebih dari 100 drone Iran telah dicegat di luar wilayah udara Israel, dari ratusan yang ditembakkan ke Israel.
Laporan tersebut mengatakan bahwa drone tersebut ditembak jatuh oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Sementara pemberontak Houthi Yaman meluncurkan beberapa drone ke Israel melalui koordinasi dengan Iran, kata perusahaan keamanan Ambrey.
Proyektil tersebut kemungkinan besar akan mencapai Israel secara bersamaan, mengutip Times Of Israel.
“Kendaraan udara tak berawak (UAVS) dilaporkan diluncurkan oleh Houthi menuju Israel. UAV diluncurkan melalui koordinasi dengan Iran,” kata perusahaan itu.
Dan pelabuhan Israel dinilai menjadi target potensial.
Selain itu Kelompok Hizbullah Lebanon mengklaim telah menembakkan puluhan roket dari Lebanon ke pangkalan militer Israel di Dataran Tinggi Golan beberapa waktu lalu.
Serangan itu memicu sirene di komunitas utara Snir.
IDF mengatakan, tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban cedera, karena roket-roket tersebut menghantam wilayah terbuka.
Waspada Tinggi Dibayangi Serangan Iran ke Israel, AS Sampai Pindahkan Aset Militer Tambahan
Di tengah bayang-bayang serangan Iran ke Israel, Amerika Serikat (AS) memindahkan aset militer tambahan ke Timur Tengah.
Dilaporkan Jumat (12/4/2024), pemindahan aset militer tambahan itu klaimnya bertujuan untuk melindungi pasukan AS di Timur Tengah.
“Kami memindahkan aset tambahan ke wilayah tersebut untuk meningkatkan upaya pencegahan regional dan meningkatkan perlindungan kekuatan bagi pasukan AS,” kata seorang pejabat Departemen Pertahanan AS.
Diketahui Israel berada dalam kewaspadaan tinggi di tengah janji publik Iran untuk menyerang sasaran-sasaran Israel sebagai pembalasan atas serangan udara tanggal 1 April 2024 lalu terhadap fasilitas diplomatiknya di ibu kota Suriah, Damaskus.
Serangan Israel itu menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting.
Iran menyebut Israel melakukan serangan itu dan berjanji akan membalasnya, mengutip Anadolu Agency.
Namun Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, walau demikian selama berbulan-bulan Israel telah melakukan sejumlah serangan terhadap sasaran Iran di Suriah.
Baik Iran maupun Hizbullah, sekutu utamanya di Lebanon, mengatakan bahwa serangan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja.
Joe Biden Tetap Setia Dukung Israel, Klaim Iran Tidak akan Berhasil Serang Negara Sekutunya
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memperkirakan Iran akan berusaha menyerang Israel dalam waktu dekat.
Di tengah ketegangan dua negara tersebut, Biden menyebut tetap setia mendukung Israel.
Biden pun menjanjikan memberikan dukungan kuat untuk sekutu utama Washington tersebut.
Meskipun, ada ketegangan diplomatik mengenai tindakan militer Israel di Gaza.
Biden juga mengklaim bahwa Iran tidak akan berhasil menyerang Israel.
“Kami mengabdi untuk membela Israel, kami akan mendukung Israel, kami akan membantu membela Israel.”
“Dan Iran tidak akan berhasil,” katanya, dikutip dari ndtv.com.
Israel Waspada Tinggi
Sementara itu, saat ini Israel tengah berada dalam waspada tinggi, lantaran Iran diperkirakan akan menyerang negara tersebut dalam waktu dekat.
Mengutip dua pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, CBS melaporkan serangan itu mungkin melibatkan lebih dari 100 drone Iran dan puluhan rudal yang ditujukan ke sasaran militer Israel.
Pejabat AS itu pun memperingatkan Israel akan ditantang untuk menangkis serangan sebesar itu.
Namun, para pejabat mengatakan, ada kemungkinan Teheran masih memilih melakukan serangan dengan skala lebih kecil untuk menghindari eskalasi yang dramatis, dilansir Times Of Israel.
Disebutkan Iran akan melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran Israel dalam upaya membalas serangan udara Israel tanggal 1 April 2024 terhadap gedung konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus.
Dalam serangan itu menewaskan beberapa komandan Korps Garda Revolusi Islam, termasuk dua jenderal. (*/Sar)