18 Mei 2025

Dua Tahun LPTQ Kembalikan Pamor Sumsel di Ajang MTQ/STQH

TEPAT tanggal 28 Desember 2023, masuk dua tahun kepengurusan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Sumsel periode 2021 – 2025, yang diketuai Drs KH Mudrik Qori, MA. Itu artinya sudah separo jalan masa kerja kepengurusan LPTQ Sumsel, yang akan berakhir 28 Desember 2025 mendatang.

LPTQ periode 2021 – 2025 yang diketuai KH Mudrik Qori, memikul “beban” berat, karena harus mengembalikan marwah dan pamor Sumsel di ajang MTQ dan STQH, yang 16 tahun terbenam tanpa prestasi.

Di ajang MTQ Nasional, terakhir kali Sumsel masuk 10 besar yakni pada MTQ di Provinsi NTB tahun 2006. Sedangkan di ajang STQH sedikit lebih baik, yakni pada STQH di Pontianak Kalbar tahun 2019, Sumsel masih mampu masuk 8 besar. Namun pada STQH di Maluku Utara tahun 2021 kembali terpuruk.

Berbekal dengan semangat baru, dan sebagian pengurus wajah baru, KH Mudrik Qori bergerak cepat. Langkah pertama yang dilakukannya melakukan koordinasi dengan menggelar Rakerda I dan Pelatihan Dewan Hakim. Melalui dua moment ini, program kerja disepakati, regulasi dan rekomendasi disahkan. Termasuk memperbaharui sistem penilaian lomba secara digitalisasi, dengan sistem life score dan interval nilai. “Guru” dari LPTQ Jatim diminta berbagi ilmu dan pengalaman tentang sistem life score ini.

Sekretaris LPTQ Sumsel, KH Agus Jaya, Lc, M.Hum diminta untuk memperdalam masalah ini, dibantu Tim IT LPTQ. Sistem penilaian secara life score dinilai urgen, untuk mencegah subjektifitas dalam pemberian nilai oleh Dewan Hakim MTQ/STQH.

Sistem life score ini sukses diterapkan saat MTQ Provinsi Sumsel bulan Mei 2022. Sejumlah pengurus LPTQ Nasional memuji kemampuan Sumsel dalam menerapkan sistem life score tersebut, kendati masih ada sedikit kekurangan.

MTQ tahun 2022 yang sejatinya digelar di Kota Pagaralam sebagai tuan rumah, namun dengan berbagai alasan Pemkot di kaki Gunung Dempo itu, menyatakan tidak menyanggupi. Lalu pelaksanaan MTQ 2022 diambil alih oleh LPTQ Sumsel.

Memanfaatkan momentum ini, LPTQ Sumsel menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan untuk menggelar MTQ tingkat provinsi yang spektakuler.

Upacara pembukaan (opening ceremony) MTQ Sumsel pun digelar secara spektakuler di halaman muka Griya Agung Palembang. Konsep opening diselaraskan dengan nuansa dunia melayu dunia islam, permainan lampu yang menarik, parade kafilah yang diiringi seni Sarofal Anam, kembang api yang indah, pagelaran busana, serta penampilan lagu-lagu melayu islami oleh penyanyi kawakan.

Hebatnya di awal acara dilaksanakan mengaji massal oleh 999 qori/qoriah, baik di atas panggung maupun di tenda. Qori nasional dan internasional asal Sumsel, H Abdur Rouf tampil memimpin dengan mengumandangkan QS Al-Alaq, surah pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sedang KH Mudrik Qori bertindak sebagai dirijen. Suasana sangat syahdu karena sejumlah qori/qoriah tampil mengaji secara medley. Mengaji dengan cara seperti ini kemudian dianugerahi penghargaan oleh Museum Record Indonesia (MURI).

Opening ceremony yang gemerlap tersebut, ada juga kabupaten/kota yang mencontohnya, seperti terlihat saat Opening STQH di Muratara, Lubuklinggau dan OKI, kendati tidak semegah acara di tingkat provinsi.

Setelah sukses menggelar MTQ Provinsi, ujian sebenarnya saat Sumsel mengikuti MTQ XXIX Tahun 2022 di Kalimantan Selatan. Target yang ditetapkan oleh Gubernur, Sumsel masuk 10 besar nasional.

Dengan kekuatan penuh, Sumsel mengikuti semua cabang dan golongan yang diperlombakan. Kendati saat persiapan ada sejumlah calon peserta yang dicoret karena tidak disiplin.

Alhamdulillah saat mengikuti MTQ XXIX Kalsel ini, kafilah Sumsel dapat memenuhi target yang ditetapkan, bahkan lebih baik lagi yakni masuk 8 besar nasional, dari target 10 besar.

Sumsel meraih 1 emas dari cabang KTIQ putra, 2 perak dari cabang Fahmil Quran putra dan Tahfiz 10 juz putra, serta 1 perunggu dari Tilawah Remaja putra. Selain itu juga ada 4 orang yang meraih predikat juara harapan 1 (KTIQ putri, 30 juz putra, dan mujawad dewasa putra dan putri).

 

Prestasi yang diraih Sumsel ini sangat disyukuri, bukan hanya semata meraih predikat 8 besar nasional, tetapi kembali mengangkat moral kafilah Sumsel yang selama 16 tahun tenggelam di ajang MTQ Nasional.

Sukses di ajang MTQ, juga berimbas pada ajang STQH (Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits). Untuk target di ajang STQH ini, Pemprov Sumsel menetapkan masuk 5 besar nasional. Tentu sebuah target yang cukup berat.

Namun melihat prestasi Sumsel yang pernah masuk 8 besar nasional saat STQH di Kalbar tahun 2019, tentu target 5 besar nasional masih rasional. Dan alhamdulillah pada ajang STQH XXVII tahun 2023 di Jambi, kafilah Sumsel masuk tiga besar nasional, di bawah Jatim dan DKI Jakarta. Itu artinya Sumsel terbaik di luar Jawa di ajang STQH. Sungguh sebuah prestasi yang membanggakan.

Sumsel meraih 15 poin dengan tiga medali emas dari cabang/golongan Hifzil 1 juz tilawah putra, serta dari Hadits 100 Bersanad putra dan putri. Selain itu juga meraih juara harapan 1 dari Tahfiz 30 juz putri, juara harapan 2 Tahfiz 30 juz putra, dan juara harapan 3 dari Hadits 500 tak bersanad.

Prestasi ini semua patut disyukuri dan dijadikan motivasi bagi semua pihak terkait, khususnya Pengurus LPTQ Sumsel, Pemprov Sumsel (Asisten I dan Biro Kesra), serta Kanwil Kemenag Sumsel. Sinergitas antara ketiganya harus terus ditingkatkan dan disolidkan, tentu sesuai dengan fungsi masing-masing.

Prestasi ini juga berkat kerja keras tiga pilar tersebut, serta suport dari Gubernur/Wagub/Sekda, DPRD Sumsel, serta pihak BUMN/BUMD/BUMS.
Tentu juga karena kerja keras para pelatih, guru, orang tua, selain anak-anak sendiri.

Sinergitas dan suporting ke depan harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Tak ada istilah berleha-leha, karena mempertahankan prestasi tidak gampang.

Untuk itu diperlukan pendanaan yang cukup, kualitas lomba dan pelatihan (TC) yang makin baik, serta soliditas antara ketiga pilar (LPTQ, Biro Kesra, dan Bidang Penais Zawa Kanwil Kemenag) yang harus makin kokoh. Tanpa itu semua, maka prestasi yang bagus dan telah dicapai, bisa hilang. (ica)