Cegah Wilayah Terdampak Banjir Meluas Pemkab Natuna Wacanakan Bangun Waduk
KR Natuna, Wilayah terdampak anjir di Kota ranai setiap tahun selalu terjadi saat musim hujan tiba, BPBD Natua melaporkan dalam 2 hari intensitas hujan cukup lebat. sehiangga banjir mengenangi beberapa titik dio kota ranai, dilansir dari situs BNPB melaporkan bahwa Kejadian banjir dipicu hujan deras pukul 08.00 WIB. Wilayah terdampak meliputi desa Batu Hitam, Desa Bandarsyah, Desa Ranai Kota, Desa Sebadai Ulu di Kecamatan Bunguran Timur.
Laporan Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan tidak ada korban jiwa, tetapi sebanyak 24 jiwa dilaporkan mengungsi, dan 20 KK terdampak, sedangkan kerugian materil sebanyak 20 unit rumah terendam dan 1 unit motor terseret sungai.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Natuna Raja Darmika melalui sambungan telepon, Senin (20/11) mengatakan, Upaya penanganan banjir BPBD Kabupaten Natuna melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Serta melakukan pengumpulan data informasi, memberikan pertolongan, evakuasi dan bantuan logistik.
“Bencana banjir setinggi 100 cm yang terjadi merupakan becana banjir genangan yang rutin terjadi. Ini disebabkan oleh intensitas hujan meningkat, ditambah kurang baiknya drainase perkotaan serta adanya fungsi lahan sebagai daerah resapan telah berganti. Oleh sebab itu perlu upaya serius untuk melakukan kegiatan pencegahan dan mitigas bencana banjir kota Ranai. Bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai harus lebih waspada. Walaupun kondisi banjir berangsur surut, namun hujan masih terjadi, ujar Raja.
BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah agar meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi banjir susulan. Pastikan pemeliharaan drainase primer, sekunder dan tersier dilakukan agar infrastruktur keairan yang ada bisa berfungsi optimal saat menampung dan mengalirkan debit air saat curah hujan tinggi.
Terkait musibah tahuanan ini Pemerintah kabupaten Natuna berupaya mengatasi masalah banjir yang kerap melanda Air Lebai, Kelurahan Batu Hitam, Kecamatan Bunguran Timur.
Sekretaris Daerah (Sekda) Natuna, Boy Wijanarko, mengungkapkan bahwa penyempitan aliran di jalan Sihotang dan jalan Batu Hitam menjadi akar permasalahan. sehinga luapan air menuju daerah yang kondisinya merupakan dataran rendah, Batu Hitam, Aek Lebay dan sebagian Aek Lakon menjadi langganan banjir setiap kali hujan lebat melanda wilayah kota Ranai.
“Untuk mengatasinya mungkin harus dibuat kanal agak besar sehingga pembuangan air menjadi lancar,” ujar Boy, kepada pewarta.
Selain pembuatan kanal, Boy menyatakan perlunya pembangunan waduk di daerah Air Lebai sebagai solusi jangka panjang untuk menghindari banjir di sekitar wilayah tersebut.
“Kita sedang susun Detail Engineering Design (DED) dan akan dampaikan ke Kementerian PUPR,” tambahnya.
Dalam penanganan ini, Pemda Natuna menghadapi keterbatasan anggaran. Boy menjelaskan bahwa mereka mengusulkan langsung anggaran ke Kementerian, dan rencananya, pembuatan waduk akan diajukan dalam Musrenbang 2024.
“Masuk dalam renjanya OPD agar ada pembebasan lahan di daerah itu,” terang Boy, menunjukkan komitmen Pemda Natuna dalam menanggulangi dampak banjir secara menyeluruh.
BMKG Himbau warga waspada longsor dan banjir
Dilansir ari RRI.co.id Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG Ranai mengharapkan masyarakat Natuna dapat mewaspadai adanya potensi terjadinya longsor pada saat cuaca ekstrem memasuki musim utara di wilayah Natuna. pewarta, Prakirawan BMKG Ranai Reza Palefi menjelaskan potensi hujan lebat di wilayah Natuna dimungkinkan dapat terjadi kembali, pada Rabu 22 November dan Kamis 23 November 2023, yang diharapkan masyarakat Natuna dapat selalu mengupdate keadaan caua di Natuna. Reza juga menyatakan jika dinilai sudah urgent untuk lokasi yang rawan dan langganan banjir juga longsor dapat mengungsi demi keselamatan.
“ Potensi banjir dan longsor ini masih dimungkinkan dapat terjadi di Natuna, mengingat untuk hujan dengan intensitas lebat diprediksi masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan,” kata Reza Palefi
Reza Palefi juga menjelaskan khusus untuk potensi longsor di wilayah Natuna, BMKG Ranai sendiri telah memetakan wilayah yang rawan terjadinya longsor diantaranya di Serasan dan juga Pulau Tiga.
“ Kalau dari peta tingkat kerawanan untuk longsor itu yang pernah terjadi selain Ranai, ada Pulau Tiga dan Serasan yang kami harap masyarakat mewaspadai ini ,” harap Reza Palefi.
Selain potensi adanya banjir, longsor cuaca ekstrem memasuki musim utara di wilayah Natuna, juga disertai adanya gelombang tinggi khususnya di wilayah perairan Natuna Utara yang sebelumnya mencapai empat hingga enam meter. (red)
(red)