15 Januari 2025

Inilah Sejarah Singkat SMA Negeri Tanjung Raja

Oleh : Drs H Iklim Cahya, MM (Alumni ke-3 Tahun 1984)

TAHUN 1981 ke bawah, di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel, hanya ada satu SMA Negeri, satu SMEA Negeri dan satu SPG negeri, semuanya berlokasi di ibu kota kabupaten yakni di Kayuagung. Padahal saat itu jumlah kecamatan di OKI ada 18 kecamatan, dengan luas wilayah lebih dari 21.000 Km2. OKI disetarakan dengan luas Provinsi Bengkulu.

Saking banyaknya siswa yang masuk ke SMAN Kayuagung, maka untuk menampung tamatan SLTP yang melanjutkan ke SMAN 1 Kayuagung, terutama dari wilayah yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Ogan Ilir (OI), maka dibukalah Kelas Belajar (Filial) di Tanjung Raja, yang menempati gedung SD Inpres yang terletak di area samping Pasar Tanjung Raja, yang berdempet lokasinya dengan pemakaman umum.

Sebelum ada gedung SD Inpres ini, untuk siswa angkatan tahun 1979 (Angkatan 1) dan angkatan 1980 (2) numpang belajar di gedung SDN dan gedung SKB di dekat area lapangan sepak bola Tanjung Raja.

Karenanya ketika saya masuk ke SMAN 1 Kayuagung (lokal belajar Tanjung Raja) tersebut, pada tahun 1981 (42 tahun yang lalu), sudah ada kelas 2 dan kelas 3. Diantara mereka yg waktu itu duduk di kelas 2 adalah Bakhtiar Enaka, Joni Munir, Akmal Suryadi, Edi Suryadi, Samsuri, Husni, Baharia, Meri dan lain-lain, waktu itu ada jurusan IPA dan IPS. Sedangkan mereka yang duduk di kelas 3 antara lain Syarnubi Mustofa, Effendi, Rita, dan Bewok bersaudara.

Sementara saya bersama antara lain Muhsin Abdullah, Tapip, Tamzil, Yulita, Anita Rusdy, Kamaludin, M Nuroni, Humaidi, Rusli Azwar, Irwan Destra, Juni Asri, Kamaludin, Nusirwan, Joni, Edi Sarpani, Aryadi, Amancik dan lainnya, duduk di kelas 1, kami masuk sekolah bulan Juli 1981 untuk tahun ajaran 1981/1982.

Waktu itu Kepala SMAN 1 Kayuagung, otomatis juga termasuk filial Tanjung Raja adalah Pak Yuto Suparmo. Sedangkan guru-gurunya antara lain Pak Marbun, Hardiyo, Kholil, Parna, Herman, Fahrudin, Bustomi, Jamil dan lain-lain.

Bulan September ahun 1981 itu, sekitar tiga bulan kami masuk, diresmikanlah SMAN Tanjung Raja dgn Kepala Sekolah yang pertama adalah Mgs Mansyur Rahman, BA, yang sebelumnya Guru SMAN 2 Palembang. Beliau jago ilmu eksak terutama Fisika dan Matematika.
Diantara guru yang “idola” saat itu adalah Pak Kholil guru kimia, pak Marbun guru matematika, sedangkan untuk jurusan IPS adalah Pak Herman guru Sejarah, dan Pak Fahruddin guru Olahraga.

Sebelum saya masuk, sekitar tahun 1980 ada kunjungan Mendikbud, waktu itu Dr Daud Yusup ke Kayuagung OKI. Beliau naik darat dari Palembang, dan perjalanan tersebut ternyata dimanfaatkan oleh masyarakat yang dipimpin Camat Tanjung Raja kala itu, Drs Nazarudin Husin dan Kepala SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Dikbud, “mencegat” rombongan Menteri dan menyampaikan aspirasi supaya SMAN Tanjung Raja dapat diresmikan berdiri sendiri, tidak lagi hanya filial dari SMAN 1 Kayuagung.

Waktu itu masih berstatus filial, siswa angkatan pertama dan kedua yang belajar masih banyak menumpang di gedung SKB, juga ikut dalam perjuangan tersebut. Nah alhamdulillah setahun kemudian sekitar bulan September 1981, resmilah berdiri SMA Negeri Tanjung Raja disingkat SMANTRA.

Tahun 1983 dibangunlah gedung/lokal yang di tengah, sebelum tamat angkatan saya sempat menunggu gedung yang lokasi di tengah tersebut. Sepeninggal kami barulah kemudian di bangun gedung bagian depan, termasuk juga mesjid/musalah.

Barulah tahun-tahun berikutnya, setelah di Kecamatan Tanjung Raja ini berdiri SMAN lainnya, seperti SMAN 1 Indralaya, SMAN 1 Tanjung Batu, dan SMAN 2 Tanjung Raja. Karena sudah berdiri SMAN lainnya, alu nama SMAN Tanjung Raja menjadi SMAN 1 Tanjung Raja, tapi tetap disingkat SMANTRA. Walau beberapa waktu lalu ada usulan dari atas nama SMANTRA diubah menjadi SMAN 1 Ogan Ilir, tetapi secara operasional belum populer, karena banyak yang tidak sependapat, mengingat dapat menghilangkan jejak sejarah.

Perlu diketahui bahwa lokasi SMANTRA ini dahulunya adalah lokasi kuburan/pemakaman umum, yang telah dipindahkan.

Ketika saya kuliah di Fisip Unsri, bersama kawan-kawan lain yang kuliah di Unsri, yakni Edi Suryadi (FP), Rosita dan Kamila, dan lainnya, kami membentuk organisasi alumni yang diberi nama Keluarga Alumni SMA Negeri Tanjung Raja (KASMANTRA), dan saya Iklim Cahya dipercaya sebagai Ketua. Anggota KASMANTRA kemudian berkembang, termasuk kawan-kawan alumni yang kuliah selain di Unsri. Setelah saya kemudian dilanjutkan Ali Medi sebagai Ketua. Dan sayangnya setelah itu tidak ada kabar dan cerita lagi organisasi alumni tersebut.

Saat ini jumlah alumni SMANTRA dari alumni pertama angkatan tahun 1982, hingga alumni tahun 2023, sudah puluhan ribu. Mereka menyebar dengan beragam profesi dan pekerjaan, baik ASN, TNI, Polri, BUMN, swasta, wiraswasta, serta pejabat publik dan politik.

Diantara alumni SMANTRA tersebut adalah H Muhsin Abdullah, ST, MT, MM, yang saat ini menjabat sebagai Sekda Ogan Ilir, ada juga anggota DPRD OI seperti Amir Hamzah, SH, Pathul Jaya, Mulyadi, dan M Ikbal. Kemudian Ketua KONI OI, H Aswan Mufti, ST, MM, Anggota Bawaslu Sumsel, Dra Massuryati. Selain itu ada Drs H Iklim Cahya, MM yang pernah menjadi Ketua DPRD OI periode 2004-2009 dan 2009 – 2014, yang sekarang sebagai Tim Khusus Percepatan Pembangunan (TKPP) OI. Dan masih banyak lagi alumni lainnya yang hebat-hebat.

Saat ini SMANTRA dipimpin oleh Ibu Dra Sutinawati. Berbagai prestasi dari dulu hingga kini, terus diraih. Sehingga menjadikan SMANTRA yang terletak di tepi jalan Lintas Timur ini, tetap menjadi primadona bagi lulusan SLTP bersekolah disini.

Dengan narasi di atas, dapat diketahui bahwa SMANTRA adalah SMA Negeri pertama di wilayah yang sekarang bernama Kabupaten Ogan Ilir. Siswanya saat itu dari berbagai kecamatan seperti dari Indralaya, Tanjung Batu, Muarakuang, Tanjung Raja dan Rantau Alai. Kendati biaya operasional siswa menjadi cukup besar. Tapi hikmahnya perkawanan siswa menjadi luas, dan ini sangat dirasakan manfaatnya hingga kini. (*)