HD Minta Petro Muba Tekan Penjualan Minyak Ilegal
MUBA | Koranrakyat.co.id — Gubernur Sumsel Herman Deru meresmikan Stasiun Pengumpul Minyak Mentah PT. Petro Muba, di Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Rabu (19/12) siang. Dengan adanya stasiun ini HD menargetkan Petro Muba dapat menekan penjualan minyak ilegal ke luar Sumsel.
“Ini terobosan yang bagus, jadi masyarakat tidak lagi menambang ilegal. Bagi Kabupaten ini tentu dampaknya bagus karena bisa menambah PAD. Cuma itu dia, Petro Muba harus membeli minyak warga dengan harga yang bersaing. Kalau tidak mereka bisa saja lari menjual keluar minyak ini karena ada harga yang lebih menarik,” jelas HD.
Lebih jauh HD mengatakan Muba cukup beruntung karena diberi wilayah dengan kekayaan minyak berlimpah. Hal ini tak boleh disia-siakan oleh kepala daerah setempat untuk mengolah kelebihan ini untuk kesejahteraan rakyat.
HD juga mengakui bahwa kerjasama yang dilakukan Pemkab Muba, Petro Muba dan Pertamina ini sangat positif karena bisa membuka pemikiran baru baginya. Sebagai gubernur yang baru menjabat 77 hari, ia memerlukan banyak masukan brilian dan sumbang saran semua pihak.
” Harapan kita ini akan menambah hitungan lifting dan PAD Muba. Kalau pemerintah sifatnya membuatkan kanal dari suatu potensi yang abu-abu menjadi terang dan legal. Sehingga kekhawatiran masyarakat yang menambang juga berkurang,” ujarnya.
HD juga berharap penampungan minyak ini ditambah kapasitasnya ke depan agar lebih dari 2000 barel per hari. Sehingga para penambang makin bergairah menjual minyaknya ke stasiun pengepul minyak mentah. Mengingat banyak sekali potensi sumur tua dan marginal yang ada, agar minyak-minyak ini tidak dijual keluar Sumsel.
“Selain menambah PAD, dari sisi keamanan keberadaan pengumpul ini juga memperkecil kecelakaan penambangan liar, seperti ada yang terbakar dan sampai meledak. Semua itu bisa berkurang karena ada Pertamina dan Petro Muba yang ikut mengelola ini,” jelasnya.
Bukan hanya meresmikan storage, untuk menekan penjualan minyak ilegal Gubernur HD bahjan berencana membuat segera nota kesepakatan bersama Kapolda Sumsel, Pangdam II Sriwijaya, Pertamina dan Bupati Muba. Ini juga bertujuan agar minyak-minyak ini dapat terkelola dengan baik.
“Cuma itu tadi saya ingatkan harganya harus bersaing. Dan juga jangan sampai masyarakat yang jual minyak-minyak ini dibayar dengan sistem hutang,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Dirut Petro Muba Yuliar mengatakan, pembangunan stasiun ini dilakukan setelah adanya kerjasama antara Pertamina EP dan Petro Muba pada Maret 2018. Dimana sejak 7 Juli 2018 stasiun ini sudah siap dioperasikan di atas lahan seluas 2 hektar.
Stasiun ini terdiri atas 9 tanki lifting dan 9 tanki settling dengan kapasitas masing-masing tanki sebesar 40 KL. Untuk mencegah limbah pihaknya kata Yuliar sudah membuat kolam khusus dengan sistem pengendapan lumpur sehingga pencemaran limbah air bisa diatasi. Selain menambah lifting minyak di Muba, pengoperasian stasiun ini juga diharapkan dapat meningkatkan PAD dan menyerap tenaga kerja. Adanya stasiun ini ditargetkan mampu menertibkan minyak hasil penambangan masyarakat dengan standar yang sudah ditentukan Pertamina.
“Kita bekerjasama dengan PDPDE Gas yang back up semua termasuk teknologi, SDM financial sampai keamanan. Untuk sementara ini harga beli minyaknya kita tawarkan Rp2.650-2.700/liter menyesuaikan harga Dollar,” jelasnya.
Sementara itu Bupati Muba, Dodi Reza Alex mengungkapkan, peresmian storage ini adalah cita-cita kabupatennya sejak puluhan tahun silam. Keberadaan storage ini diharapkannya dapat menertibkan standarisasi dari.penambang minyak di Muba.
Sedikitnya ada 3 manfaat yang dihasilkan dengan adanya stasiun ini. di antaranya yakni pengumpul minyak mentah ini membantu lifting nasional yang produksi minyak RI terus menurun belakangan.
Kemudian yang kedua adalah storage ini diharapkan ikut mendongkrak PAD Muna yang selama ini cukup bergantung pada dana bagi hasil migas. ” Dengan adanya stasiun ini kita bisa mengoptimalkan sumur-sumur tua untuk membantu peningkatan PAD,” jelasnya.
Dan yang ketiga, keberadaan storage ini juga untuk menjawab isu lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat.
“Ini baru pertama sebuah BUMD bekerjasama dengan perusahaan yang punya kemampuan teknologi di bidang minyak dan gas berkolaborasi membangun stasiun pengumpul minyak mentah. Ini cita-cita kita sejak lama dan ini menjadi sejarah” tukasnya.
Storage dan settling milik Petro Muba ini jelas Dodi akan menampung minyak mentah dari sumur tua di Kelurahan Babat Toman Kecamatan Babat Toman Muba
Selain Gubernur Sumsel Herman Deru, dan Bupati Muba Dodi Reza Alex, peresmian itu juga dihadiri oleh Ketua PDPDE Gas Muddai Madang, Dirut Petro Muba Yuliar, sejumlah anggota FKPD, Kepala OPD di lingkungan Pemprov Sumsel dan Muba serta Staf Khusus Gubernur Sumsel. (hms)