13 Perusahaan Penikmat Keuntungan dari Penjualan Solar di Bawah Harga, Termasuk Adaro Milik Keluarga Tohir

KoranRakyat.co.id —- Kebijakan pemerintah menentukan penjualan solar di bawah harga yang sejatinya untuk masyarakat, justru banyak dinikmati setidak 13 perusahaan besar dengan nilai ratusan miliar untuk masing-masing perusahaan termasuk PT Adaro Indonesia milik keluar Tohir.
Terdakwa kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Riva Siahaan (kiri), Sani Dinar Saifuddin (kedua kiri), Maya Kusmaya (ketiga kiri), dan Edward Corne (keempat kiri) berjalan meninggalkan ruangan saat skors sidang dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (9/10/2025). (Foto: Inilah.com).
Dilansir Inilah.com sebanyak 13 perusahaan terungkap diuntungkan dalam kasus kontrak penjualan solar nonsubsidi yang ditengarai dilakukan dengan harga di bawah bottom price dan bahkan di bawah harga pokok penjualan (HPP) PT Pertamina.
Temuan itu terungkap dalam sidang kasus dugaan korupsi dengan terdakwa mantan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, yang didakwa melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang periode 2018–2023 di lingkungan PT Pertamina (Persero) dan Subholding Pertamina, termasuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Sidang digelar pada Kamis (9/10/2025).
“Para pihak terkait di PT Pertamina (Persero) periode 2018 sampai dengan 2021 serta PT PPN periode 2021 sampai dengan 2023 memberikan harga di bawah harga jual terendah (bottom price) atas solar nonsubsidi kepada pembeli swasta tertentu. Harga penjualan kepada pelanggan tersebut di bawah harga jual terendah bahkan di bawah harga pokok penjualan (HPP) dan harga dasar solar bersubsidi,”
kata jaksa membacakan surat dakwaan dikutip pada Jumat (10/10/2025).
Jaksa menyebut praktik itu dilakukan dengan dalih menjaga pangsa pasar industri, namun tanpa memperhitungkan profitabilitas maupun mematuhi pedoman tata niaga sebagaimana diatur dalam Pedoman Pengelolaan Pemasaran BBM Industri dan Marine PT Pertamina Patra Niaga No. A02-001/PNC200000/2022-S9.
Hasil audit internal dan pemeriksaan jaksa menunjukkan total keuntungan tidak sah yang diterima perusahaan-perusahaan tersebut mencapai Rp2.544.277.386.935 (sekitar Rp2,54 triliun).
Berikut daftar perusahaan yang diuntungkan dalam penjualan solar nonsubsidi di bawah harga pasar:
- PT Berau Coal — Rp449,10 miliar
Aktivitas utama perusahaan ini adalah menambang batu bara di wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, sejak tahun 1983. Perusahaan ini melakukan eksplorasi, penambangan, hingga penjualan batu bara ke pasar domestik dan internasional. Mereka mengekspor batu bara ke berbagai negara di Asia, seperti Tiongkok, Taiwan, India, dan Korea Selatan.
PT Berau Coal dimiliki oleh Sinar Mas Group, salah satu grup usaha terbesar di Indonesia. Perusahaan ini merupakan bagian dari Sinar Mas dan telah dikuasai oleh grup tersebut sejak 2015. Selain Sinar Mas Group, sejumlah 10% saham PT Berau Coal Energy Tbk (induk perusahaan Berau Coal) dimiliki oleh Sojitz Corporation.
Presiden Komisaris PT Berau Coal: Sulistiyanto Soeherman. Sebelumnya, ia menjabat posisi strategis di Sinar Mas seperti CEO PT Asuransi Jiwa Eka Life (kini Sinar Mas MSIG Life), Managing Director Sinar Mas; kemudian dipercaya sebagai Duta Besar RI untuk Korea; dan kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) era Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Presiden Direktur PT Berau Coal: Fuganto Widjaja. Fuganto Widjaja adalah seorang pebisnis asal Indonesia dan merupakan cucu dari Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group.
- PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) — Rp264,14 miliar
PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) adalah kontraktor pertambangan batu bara terkemuka di Indonesia, yang menyediakan jasa pertambangan menyeluruh dari hulu ke hilir, seperti pengupasan lapisan tanah, penambangan, hingga pengangkutan batu bara.
PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) merupakan anak usaha dari BUMA International Group (sebelumnya dikenal sebagai PT Delta Dunia Makmur Tbk, DOID).
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen PT BUMA International Grup Tbk: Hamid Awaludin — seorang akademisi dan politikus Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia serta Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarusia.
Direktur Utama PT BUMA International Grup Tbk: Ronald Sutardja — membawa pengalaman lebih dari satu dekade di tingkat CEO, serta memimpin transformasi kuat di berbagai perusahaan multinasional.
- PT Merah Putih Petroleum — Rp256,23 miliar
PT Merah Putih Petroleum adalah perusahaan penyedia dan penyalur minyak dan gas bumi yang didirikan pada tahun 2019. Pemilik perusahaan ini adalah PT Energi Asia Nusantara dan Andita Naisjah Hanafiah.
- PT Adaro Indonesia — Rp168,51 miliar
PT Adaro Indonesia terutama bergerak di bidang pertambangan dan jasa batu bara, serta memiliki aktivitas di sektor energi, mineral, perkebunan (kelapa sawit dan karet), jasa pertambangan, dan konsultasi manajemen. Perusahaan ini merupakan bagian dari grup besar Adaro dan memiliki sejarah panjang dalam eksplorasi, produksi, dan penjualan batu bara serta diversifikasi ke sektor lain.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melakukan spin-off PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) pada tahun 2024 — di mana ADRO melepas kepemilikan agar fokus pada bisnis energi berkelanjutan, sementara AAI berfokus pada bisnis batu bara termal.
Pemilik utama PT Adaro Energy Indonesia Tbk adalah gabungan dari dua entitas besar, yaitu PT Adaro Strategic Investment dan PT Trinugraha Thohir. PT Trinugraha Thohir sendiri merupakan perusahaan milik keluarga Thohir, yang didirikan oleh almarhum Teddy Thohir, ayah dari Menteri BUMN Erick Thohir.
Berdasarkan informasi dari laman resmi PT Adaro Energy Indonesia, saat ini perusahaan tersebut dikelola oleh anak-anak Teddy Thohir, terutama Garibaldi Thohir (Boy Thohir), yang menjadi pemegang saham individu terbesar sekaligus menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Indonesia. Boy Thohir mulai mengakuisisi saham Adaro sejak tahun 2005 dan kini menjadi sosok sentral dalam operasional serta arah strategis perusahaan. Selain Boy Thohir dan pihak keluarga, sebagian besar saham Adaro lainnya dimiliki oleh publik dan investor institusi melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
- PT Pamapersada Nusantara (PAMA) — Rp958,38 miliar
PT Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah perusahaan kontraktor pertambangan besar di Indonesia, terutama untuk batu bara, emas, dan mineral lainnya. PAMA merupakan bagian dari Grup Astra melalui anak usahanya PT United Tractors Tbk. Perusahaan ini memiliki keahlian dalam berbagai layanan pertambangan, seperti persiapan lahan, operasi penambangan, pembangunan infrastruktur tambang, dan reklamasi lahan, serta berkomitmen pada prinsip keberlanjutan dan keselamatan kerja.
Presiden Komisaris PT Pamapersada Nusantara: Djony Bunarto Tjondro — yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur Astra International. Djony Bunarto resmi menjadi presiden direktur setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 16 Juni 2020.
Presiden Direktur PT PAMA: Hendra Hutahean — lahir 1972, berdomisili di Jakarta. Memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (1996). Bergabung dengan PAMA pada 1996 dan telah menduduki beberapa posisi senior, antara lain Project Manager di beberapa distrik PAMA (2004–2016), Wakil Kepala Divisi Operasi (2016–2017), Kepala Divisi Teknik (2017–2023), Direktur (2020–2022), dan Wakil Direktur Utama (2022–2023). Diangkat sebagai Presiden Direktur sejak 31 Maret 2023 berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
- PT Vale Indonesia Tbk — Rp62,14 miliar
Vale Indonesia (sebelumnya bernama PT International Nickel Indonesia Tbk) merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. PT Vale merupakan bagian dari Vale, perusahaan multitambang asal Brasil.
Presiden Direktur: Bernardus Irmanto. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Ketiga PT Vale Indonesia Tbk telah menetapkan Bernardus Irmanto sebagai Presiden Direktur dan CEO PT Vale, efektif mulai 28 Juli 2025 sampai RUPST 2027. Bernardus Irmanto telah terlibat dalam industri pertambangan selama lebih dari 20 tahun, dimulai dari bidang teknologi informasi (TI). Ia meraih gelar sarjana Matematika dan Ilmu Komputer dari Universitas Gadjah Mada (1997) dan gelar Magister Ilmu dan Teknik Komputer dari University of New South Wales (2002). Pada 2016, Bernardus menyelesaikan program global executive MBA dari UCLA–Anderson / National University of Singapore (NUS).
Presiden Komisaris: F. S. Multhazar (Mayor Jenderal TNI (Purn.) F. S. Multhazar) — purnawirawan lulusan Akademi Militer Indonesia (1988) dan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (2003). Fauzambi memulai karier sebagai Komandan Unit di Kopassus pada 1988, kemudian menjabat perwira staf senior, komandan distrik militer, staf khusus Kepala Staf TNI AD, serta Kepala Satuan Pengawas di Universitas Pertahanan dan Kementerian Pertahanan RI. Fauzambi diangkat sebagai Komisaris pada RUPSLB 28 Juli 2025, dan akan menjabat Komisaris Utama hingga RUPST 2028.
- PT Ganda Alam Makmur — Rp127,99 miliar
PT Ganda Alam Makmur adalah perusahaan pertambangan batu bara yang berlokasi di Kutai Timur, Kalimantan Timur, dan merupakan bagian dari Titan Group. Perusahaan ini didirikan pada 2012 sebagai kolaborasi antara Titan Infra Energy dan perusahaan Korea, LG International Corp (sekarang LX International), dengan izin operasi produksi batubara dan pengelolaan konsesi seluas lebih dari 10.000 hektar.
- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk — Rp42,51 miliar
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) adalah produsen semen terbesar di Indonesia yang juga memproduksi beton siap pakai, agregat, dan tras, dengan merek terkenal seperti Semen Tiga Roda.
Indocement adalah perusahaan swasta yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Heidelberg Materials AG (sebelumnya HeidelbergCement Group). Induk perusahaan asal Jerman ini menjadi pemegang saham mayoritas sejak 2001, ketika Grup Salim menjual mayoritas saham Indocement.
Presiden Direktur / CEO: Christian Kartawijaya — warga negara Indonesia, usia 57 tahun. Beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 1 Mei 2014. Meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Trisakti, Magister Administrasi Bisnis dari San Diego University, dan Master of Arts in Christian Education (M.A.C.E) dari Fort Worth, Texas. Sebelumnya beliau pernah menjabat Deputi Direktur Keuangan dan Direktur Keuangan Indocement. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama dan Komisaris di entitas anak perseroan. Beliau memiliki hubungan afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Pemegang Saham Pengendali.
Salah satu Komisaris: Suharso Monoarfa — lahir 31 Oktober 1954; politikus dan pengusaha berdarah Gorontalo. Pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas pada Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Ia juga sempat ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 20 Maret 2019 dan terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP pada 19 Desember 2020.
- PT Aneka Tambang (Antam) Tbk — Rp16,79 miliar
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTAM) adalah perusahaan BUMN yang tergabung dalam MIND ID, bergerak di bidang pertambangan nikel, bauksit, dan emas. Hingga akhir 2021, perusahaan ini juga memiliki 15 butik emas yang tersebar di 11 kota di Indonesia untuk mendukung kegiatan bisnisnya.
Selain terseret kasus Pertamina, Antam tengah menghadapi kasus dugaan korupsi pengelolaan emas ilegal dan penempelan merek Antam secara tidak sah pada 109 ton emas swasta, yang menetapkan enam mantan GM sebagai tersangka. Antam juga pernah terlibat manipulasi jual beli emas dengan Crazy Rich Surabaya Budi Said.
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen PT Antam: Ir. Rauf Purnama, MSi, IPU — diangkat sejak 13 November 2024 berdasarkan Keputusan RUPS Luar Biasa 2024. Beliau pernah menempati berbagai posisi kunci, antara lain President Director PT Agro Industri Nasional (2020–2021), President Director PT Kertas Nusantara (2016–2019), President Director PT Batuta Chemical Industri Park (2009–2016), Staff Khusus Investasi di Kementerian Perindustrian (2006–2009), President Director PT Asean Aceh Fertilizer (2001–2006), Director Asean Potash Mining Company Ltd (1995–2001), dan President Director PT Petrokimia Gresik (1995–2001).
Direktur Utama PT Antam: Achmad Ardianto — diangkat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia sejak 15 Juni 2023 berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan Tahun Buku 2022. Berdasarkan Keputusan RUPS Tahunan Tahun Buku 2024, ia diangkat sebagai Direktur Utama. Sebelumnya menempati berbagai posisi kunci: Direktur SDM ANTAM (2008–2013), Head of Corporate HR PT Nestlé Indonesia (2013–2016), Director of HR & Security PT Freeport Indonesia (2016–2020), Direktur Utama PT Garam (Persero) (2020–2021), dan Direktur Utama PT Timah Tbk (2021–2023).
- Grup PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) — total Rp85,80 miliar (melalui anak usaha)
Grup PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) disebut memperoleh keuntungan melalui lima anak usahanya, yaitu:
a. PT Tambang Raya Usaha Tama — Rp29.507.605.368
b. PT Bharinto Ekatama — Rp11.753.230.820
c. PT Sinar Nirwana Sari — Rp21.478.060.717
d. PT Trubaindo Coal Mining — Rp10.704.527.795
e. PT Tunas Jaya Perkasa — Rp12.357.021.893
Indo Tambangraya Megah (ITM) adalah perusahaan publik di Indonesia yang bergerak dalam investasi, terutama melalui anak perusahaan yang bergerak di pertambangan dan perdagangan batu bara serta sektor lain seperti pembangkit listrik. Berkantor pusat di Pondok Indah Office Tower III, Jl. Sultan Iskandar Muda, Pondok Indah, Jakarta. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari Banpu Pcl (Thailand).
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) mayoritas dimiliki oleh Banpu Minerals (Singapore) Pte. Ltd., bagian dari Banpu Group, Thailand. Pemegang saham lainnya adalah publik (masing-masing di bawah 5%), dengan kepemilikan publik sekitar 34,73%.
Direktur Utama PT ITM: Mulianto — memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Atmajaya Yogyakarta dan gelar MBA dari National University of Singapore. Ia memulai karier di bidang akuntansi sejak 1995 di ITM, menjabat berbagai posisi hingga menjadi Director of Controller (28 Maret 2016), Direktur Keuangan (1 Maret 2019), dan akhirnya diangkat sebagai Direktur Utama ITM melalui RUPS Luar Biasa pada 27 Mei 2020.
Komisaris Utama & Independen PT ITM: Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak — diangkat sebagai Komisaris Independen pada 27 Juli 2007. Memulai karier sebagai auditor di SGV-Utomo (1973), pernah menjabat Kepala Departemen Economic Affairs di CSIS (1984), dan diangkat Chairman of the Board of Trustees Centre for Strategic and International Studies (1999). Saat ini ia juga Ketua Dewan Pengurus Prasetiya Mulya Foundation dan pernah menjabat Rektor Prasetiya Mulya University. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Parahyangan (1973), Diploma dalam Monetary Economics and Public Finance dari Universitas Cologne (1979), serta PhD Ekonomi dari Universitas Cologne (1983).
- PT Purnusa Eka Persada melalui PT Arara Abadi — Rp32,11 miliar
PT Purnusa Eka Persada adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi kemasan dari kertas dan karton seperti carton box, corrugated carton sheet, paper tube, dan paper cone. Perusahaan ini didirikan pada 1989 dan merupakan bagian dari Sinar Mas Group, lebih spesifik berada di bawah divisi Asia Pulp & Paper (APP). PT Purnusa Eka Persada memiliki fasilitas produksi di beberapa lokasi, termasuk Bandung, Bawen, dan Demak.
PT Arara Abadi adalah bagian dari Sinarmas Forestry dan APP Group, perusahaan hutan tanaman industri terbesar di Indonesia. PT Arara Abadi adalah anak perusahaan Sinarmas Group yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri (HTI) dan merupakan unit usaha dari APP Group Regional Riau.
- PT Maritim Barito Perkasa — Rp66.484.498.847
PT Maritim Barito Perkasa (MBP) adalah perusahaan jasa transportasi laut dan sungai yang berfokus pada pengangkutan batu bara. Perusahaan ini merupakan bagian dari Adaro Logistics, anak perusahaan dari Adaro Group, dan beroperasi di wilayah Kalimantan dan Sumatera untuk memindahkan batu bara dari tambang ke titik alih muat atau langsung ke pelanggan.
- PT Nusa Halmahera Minerals (PTNHM) — Rp14.058.741.054
PT Nusa Halmahera Minerals (PTNHM) adalah perusahaan pertambangan emas yang mengoperasikan Tambang Emas Gosowong di Halmahera Utara, Maluku Utara. Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan antara PT Indotan Halmahera Bangkit (75%) dan PT Aneka Tambang Tbk (25%). PTNHM berfokus pada penambangan emas dan perak serta melakukan eksplorasi untuk menambah usia produktif tambang.
Secara kepemilikan, PT Indotan Halmahera Bangkit dimiliki oleh H. Robert Nitiyudo Wachjo — sehingga perusahaan ini dapat dikatakan dimiliki oleh H. Robert Nitiyudo Wachjo (Haji Robert) bersama Antam. (*)
