17 Februari 2025

Dipertanyakan Siapa Dalang Pabrik Uang Palsu di UIN Alauddin?

KoranRakyat.co.id—Mencuatnya lembaga pendidikan tinggi keagamaan diduga memproduksi uang palsu dan mengedarkannya menjadi tanda tanya besar. Pasalnya tupoksi lembaga pendidikan  justru outputnya sumber daya manusia yang berkualitas, justru bukan dalam uang palsu.

Hal inilah yang menjadi persoalan dan tanda Tanya besar siapa dalang dibalik itu semua.

Seperti dilansir TRIBUN-TIMUR.COM, terbongkarnya pabrik uang palsu  di kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makasar, Sulawesi Selatan (Sulsel) bikin heboh.

Kampus II UIN Alauddin   berada di  Jl HM Yasin Limpo, Kelurahan Romangpolong, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) disebut jadi tempat mencetak  uang palsu. Ya, terbongkarnya pabrik uang palsu di UIN kini viral di media sosial.

Polisi disebut membongkar dugaan pabrik uang pals  di Perpustakaan Syekh Yusuf, UIN Alauddin.

Uang palsu diproduksi diperkirakan sudah mencapai ratusan juta.

Sejumlah alat bukti yang digunakan mencetak uang palsu telah diamankan polisi.

Terduga pelaku juga melibatkan pegawai kampus UIN Alauddin.

Pengungkapan peredaran uang palsu     berawal saat polisi mengamankan seorang terduga pelaku.

Lantas siapa sosok pegawai kampus UIN yang diamankan polisi?Sayangnya, pihak kepolisian belum mengungkap identitas terduga pelaku.

Kapolsek Pallangga Iptu Firman mengaku kasus tersebut telah ditangani Polres Gowa.

“Di Polres (yang tangani), komunikasi  dengan bapak Kapolres atau Kasat Reskrim,” ujarnya kepada wartawan

Sementara Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar tak menampik hal tersebut.

“Sabar dulu ya,” katanya, Sabtu (14/12/2024)

Kasus dugaan peredaran dan produksi  uang palsu ini masih dalam pengembangan pihak kepolisian.

Reaksi Rektor UIN Alauddin Prof Hamdan Juhannis.

Sementara Rektor   UIN Alauddin Makasar Prof Hamdan Juhannis  , tak ingin berspekulasi soal uang palsu  di UIN Alauddin.

Pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan polisi.

“Maaf, saya belum bisa menyampaikan (informasi) apa-apa, karena belum ada penyampaian resmi dari polisi ke kampus,” kata Prof Hamdan.

Menurut Hamdan, jika terbukti melakukan tindak kriminal maka sanksi akademik yang tegas akan diambil.

“Kami tegaskan bahwa pelaku yang ditangkap adalah murni oknum,” katanya.

Apalagi nformasi yang menyebar di media hanyalah desas-desus.

Polisi belum mengeluarkan pernyataan detail kasus ini.

Begitupula tak ada penyampaian resmi dari polisi ke pihak kampus.

Polisi Sita Mesin Cetak Uang Palsu di UIN Alauddin, Terungkap saat Pelaku Transaksi di Pallangga /TRIBUN-TIMUR.COM Headline 17 Desember 2024. Kepala perpustakaan UIN diduga terlibat kasus uang palsu. 

“Pihak kampus menunggu penyampaian resmi polisi dan bila terjadi pelanggaran hukum, kami akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku yang bersangkutan,” ujarnya.

Reaksi Guru Besar  UIN Alauddin Prof Qasim Mathar.

Kasus ini turut menyita perhatianGuru Besar UIN Alauddin, Prof Qasim Mathar.

Prof Qasim Mathar menyebut apabila ada hal buruk terjadi di dalam satu rumah, maka itu menandakan kepala rumah tidak melaksanakan fungsi kontrol internal.

“Kontrol internal yang tidak dilakukan, baru tersingkap ketika ada kejadian yang melahirkan berita besar,” ujar Prof Qasim Mathar , Sabtu (14/12/2024).

Apalagi seseorang pemimpin akan dikenang dengan peristiwa-peristiwa besar di zamannya, yang baik dan buruk.

Namun biasanya, peristiwa besar yang buruk walau lebih sedikit, bisa membuat lupa mengenang peristiwa besar yang baik walau lebih banyak.

“Di situlah ketidakadilan sejarah. Lebih tegasnya seperti peribahasa nila setitik merusak susu sebelanga,” kata  Prof Qasim Mathar.

“Hendaknya senantiasa diingat saat seseorang menjadi pemimpin,” imbuhnya.

Reaksi Anggota DPR RI Ashabul Kahfi

Sementara anggota DPR RI Ashabul Kahfi  , memberikan apresiasi yang tinggi kepada Polres Gowa atas keberhasilan membongkar kasus pabrik  uang palsu   yang diduga beroperasi di lingkungan Kampus UIN Makasar.

Ini merupakan langkah positif dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum.

Ia mendesak pihak kepolisian untuk menghindari munculnya spekulasi liar yang dapat merugikan citra institusi pendidikan.

“Segera bongkar dan ungkap siapa saja yang terlibat dalam kasus ini serta proses mereka sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” ujar Ashabul Kahfi yang juga alumni IAIN Alauddin, Minggu (15/12/2024).

Ia mendukung penuh pernyataan Rektor UIN Alauddin Makasar  bahwa ini adalah tindakan oknum yang tidak mencerminkan lembaga pendidikan secara keseluruhan.

Untuk itu, ia meminta agar polisi terus berkoordinasi dengan pihak kampus dalam penyelidikan ini.

Mengingat kasus ini diduga terjadi di lingkungan kampus dan melibatkan oknum dari alam institusi, penting untuk memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dapat diproses secara transparan dan adil.

Selain itu, meminta masyarakat untuk tidak memberikan penghakiman yang berlebihan terhadap institusi pendidikan seperti UIN Makasar .

Biarkan proses hukum berjalan sebagaimana mestinya.

“Kita harus bersabar menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian agar kasus ini dapat diselesaikan dengan tuntas tanpa merusak nama baik lembaga pendidikan,” tambah Ashabul Kahfitgr.

Ia berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan pengawasan di lingkungan kampus dan menjaga kepercayaan publik terhadap dunia pendidikan.

Mahasiswa: Kami Baru Tahu

Meski ada penggerebNamun tak ada police line atau garis polisi terpasang disekitar perpustakaan UIN lauddin.

Sejumlah mahasiswa tetap beraktivitas seperti biasanya di kampus UIN Alauddin.

Seorang mahasiswa mengaku baru mengetahui kabar dugaan uang palsu    itu setelah viral di sosial media (sosmed)

“Iye baru tahu setelah viral bilang ada  uang palsu  beredar,” ujarnya.

Apalagi ia tidak pernah melihat polisi melakukan penggerebekan di kampus UIN Alauddin Makasar.

“Kita baru tahu setelah viral ini di sosmed,” kata mahasiswa itu saat ditemui di kantin rusunawa depan perpustakaan Syekh Yusuf Kampus UIN Alauddin Makasar. (*/Sar)