14 Januari 2025

Projo Natuna Berharap Pak Jokowi Tetap Cawe-cawe Bangun Indonesia

KR, Natuna-  Sejak Presiden Joko Widodo menginstruksikan seluruh instansi terkait untuk membangun sentra perikanan dan migas di pulau Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).

Presiden Jokowi saat ke Natuna

“Sebagai pulau terdepan, Natuna harus kita bangun. Kita akan fokus pada industri perikanan dan migas,” ujar Joko Widodo melalui siaran pers yang diterima InfoPublik, Jumat (24/6).

Hingga saat ini pembangunan Infrastruktur di Natuna maju pesat ,  dibidang perhuungan laut , hamapirsemua pulau besar dibangun pelabuhan sehingga transportasi laut menjadi lancar, bukan hnay pelabuhan kapal penumpang maupun kapal barang juga tersedia, membuat arus penumpang dan barang menjadi lancar,

Pesatnya pembangunan natuan sebagai wilayah terdepan ini sangat terasa, dan terekam dengan Baik di benak masyarakat natuan dan kepulaun sekitarnya,

” Sejak saya masuk Natuan di tahaun 2004, saya merasakan bagaimana perkembangan oembanguan Natuna, dulu aspal Hotmix tidak banyak, semua jalan masih aspal makadam ynag lebarya hanya 3 meter,  leboh banyak jalan setapak di Natuna, pelabuhan jauh dan ala kadarnya, bahkan perlu 12 jam untuk bisa naik kapal perintis, dengan naiakmobil disambung jalan kaki,  listrik jangan ditanya, hanya ada dikota ranai, itupun hnay hidup 12 jam pada siang hari, jaringan telekomunikasi lebih parah lagi , sebagian besar wilayah blank spot,sekedar telpon dsn SMSpun tidak bisa, ” kenang A.E Hermawan ketua Projo Natuna menceritakan pengalamannya 19 tahun di Natuna.

Kondisi serba terbatas ini berlangsur membaik, tetapi tidak signifikan hingga tahun 2014, baru setelah pak Jokowi menjadi Presiden RI terasa pesat pembangunannya.

Keindahan ruan jalan Ranai -Teluk Buton, jaan nasional ynag dibangun diera presiden Jokowi

“Kami di Natuna seperti bangundari mimpi, sejak pak Jokowi menjadi Presiden RI natuan mendapat perhatian lebih, semua pembanunan infrastruktur besar langsung diambli alih oleh pemerintah pusat, sejak saat itu dalam kuurn 10 tahun Natuna berubah, dari daerah yang dulu serba tidak ada kini semua tersedia, jalan hotmix menghubungkan kota Ranai, Keliling pulau Bunguran Besar himgga kepelosok, jalannya mulus  hotmix, lebar dan seperti jalan tol, saya ingat program pertama saat itu Krisi listrik PLN ULP Ranai hanya punya 3 MW, tak cukup, maka kita usulkan minta pak prsiden tambah, hanya dalam waktu 45 ghari sejak diusulkan bupati saat itu diistana bogor, pak joowi perintahkan langsung datang mesin pembangkit tambahan 4 MW, pembangauann pertahanan juga maju pesat seiring rencana Nawacita pak Jokowi yang akan mengambil alih kedaulatan udara dari Singaura (FIR) dan kedaulatan alur laut indonesia agar bisa menambah pendapatan negara dan alhamdulilah sejak dibangunnya radar di natuna, kini FIR sudah dikuasai Indoensia, : jelas AE Hermawan panjang lebar

SKPT Selat Lampa

Masih perlu waktu kebijakan yang kuat untuk mewujudkan cita-cita Nawacita pak jokowi di Natuna, pembanguan indistri kelautan belum selesai meski tapaknya sudah ada, begitu juga dengan penguatan pertahanan dan pembanguaan infrastruktur lanjutan seperti jaringan Air bersih juga infrastruktur lanjutan untuk bisa memanfaatkan jalaur ALKI natuan utara yang padat.

“Masih banyak hal yang harus dikerjakan pemerintah untuk Natuna, dasrnya sudah dibangun pak jokowi, tinggal eksekusi pengembangannya ynag perlu dilanjutkan, untuk itu kamai kawatir ritme pembangan ini terhenti seiring terbentuknya kabinet baru dibawah presiden baru, meskipun ada janaji pembangan keberlanjutan, maka Untuk mengawal keberlanjutan pembangauan disegala aspek terutama di Natuna seiring terbitnya Perpres no 41 tentang pemanfatan ruang laut Natuna Utara ” tambah A .E Hermawan

Perpres no 41 Tahun 2022 ynag diteken pak Jokowi  mengatur mengenai perencanaan Zonasi Kawasan Antarwilayah Laut Natuna-Natuna Utara. Rencana zonasi sebagaimana diatur dalam Perpres ini berperan sebagai alat operasionalisasi dari rencana tata ruang wilayah nasional serta alat koordinasi dan sinkronisasi program pembangunan di Kawasan Antarwilayah Laut Natuna-Natuna Utara. Rencana zonasi wilayah perairan ini memuat: 1) tujuan, kebijakan, dan strategi perencanaan zonasi di wilayah perairan; 2) rencana struktur ruang laut di wilayah perairan; 3) rencana pola ruang laut di wilayah perairan; 4) kawasan pemanfaatan umum yang memiliki nilai strategis nasional; 5) alur migrasi biota laut di wilayah perairan; dan 6) peraturan pemanfaatan ruang wilayah perairan.

” Natuna sejak 1996 telah dicanangkan menjadi Kawasn Ekonomi Terpadu tetapi belumm dieksekusi sesuai KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 1996 TENTANG PEMBANGUNAN PULAU NATUNA SEBAGAI KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU,  kami sangat berharap presiden jokowi masih akan cawe-cawe untuk embangaun indonesia ksusunyadi natuna, jangan sampai semua rencana ynag sudah dicanangkan di era pak Jokowi kembali nasibnya sama seperti rencana presiden Ri ke 2 Soeharto,” tegas A.E hermawan

Pak Jokowi Terbukti Membangun Natuna 

Menurut Joko Widodo, sumber daya alam perikanan yang dimiliki melimpah ruah. Lalu, sektor migas Natuna memiliki 16 blok sektor migas yang lima diantaranya sudah menjalankan fase produksi, sedangkan 11 lainnya berada di fase eksplorasi.

pembanguan Instalasi mesin PLN 4,5 MW tambahan di Padang Angus. tahu 2023-2024 (Sumber foto Humas Natuna).

Pembangunan yang dilakukan, sebagai langkah pemerintah dalam mendorong perrtumbuhan wilayah perbatasan terluar, agar masyarakat disana dapat lebih sejahtera dari sebelumnya. “Itu kita lakukan untuk membuat saudara-saudara kita, di perbatasan, kawasan terluar dan pulau terdepan bisa maju bersama dengan saudara-saudaranya yang lain di tanah air,” imbuh pria yang kerap disapa Jokowi.

Cukup besar potensi yang dimiliki oleh Pulau Natuna, lanjut Joko Widodo, harus diikuti oleh pengamanan yang wilayah perairan yang ketat. Wilayah tersebut merupakan daerah perbatasan Indonesia dengan berbagai negara seperti Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, dan Malaysia.

Tak hanya itu, Pulau Natuna merupakan wilayah laut Indonesia yang menjadi jalur utama pelayaran laut dunia terutama bagi kapal-kapal yang hendak menuju Hongkong, Jepang, dan Korea.

FIR wilayah Natuna kini sejak 2022 dibawah kendali Indonesia

“Patroli dan penjagaan keamanan laut juga harus kita tingkatkan,” tuturnya.

Pembanguana Sentra Perikanan Terpadu (SKPT ) Selat Lampa diproyeksikan akan menjadi pusat labuh hasil perikanan tangkap laut Natuna Utara menjadi bukti keseriusan presiden Jokowi membangun Natuna.

Dibidang kelistrikan hingga tahun 2024 seuruh wulayah Natuan hingga pelosok telah tersedia jaringan listrik,

Vice Presiden Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah mengungkapkan, sejak PLN menambah pasokan listrik bertenaga diesel sebesar 9.500 killo Watt di tiga lokasi yaitu di Ranai tahun 2015 sebesar 4.000 killo Watt selanjutnya di Pian Tengah dan Klarik pada tahun 2018 dengan kapasitas masing-masing sebesar 5.000 dan 500 killo Watt, geliat ekonomi mulai tumbuh di daerah tersebut.

Selain menambah daya mampu pasokan listrik, PLN juga berhasil menghubungkan ketiga pembangkit dalam satu sistem interkoneksi 20 kV Natuna dan menambahkan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) hingga menjadi 320 kms, tinggal sekitar 40 kms lagi akan membentuk jaringan tertutup (Loop), PLN optimis seiring penyelesaian insfrastruktur jalan yang sedang dibangun maka untuk mewujudkan sistem kelistrikan jaringan tertutup (loop) akan segera terwujud.

Hal ini dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa penyiapan insfrastruktur kelistrikan di pulau Natuna akan meningkatkan daya tarik investor untuk berinvestasi. Meskipun secara geografis berada di perbatasan dengan negara Malaysia dan China, upaya PLN untuk membangun dan menambah infrastruktur kelistrikan tidak akan menurun .

Komitmen PLN untuk memerdekan warga dari kegelapan diwujudkan juga di Pulau Sabang Mawang, kecamatan pulau Tiga, Natuna. Terbukti semenjak PLN membangun jaringan listrik tegangan menengah 20 kV pada tahun 2018 yang dilengkapi dengan pembangkit listrik bertenaga diesel yang berkekuatan 1.000 MW.

PLN operasikan 16 mesin pembangkit listrik bertenaga diesel (PLTD) yang baru dengan total kapasitas 8.000 kilo Watt (kW) di Kabupaten Natuna,  pulau terdepan Indonesia. Mesin diesel berkapasitas masing-masing 500 kW tersebut ditempatkan di 6 lokasi, yakni di Pulau Laut, Pulau Serasan, Pulau Midai, Pulau Subi, Pulau Legong dan Sistem Listrik Klarik di Kecamatan Bungguran Utara yang berada di Pulau Natuna Besar.

Pengoperasian keenambelas mesin bertujuan untuk menarik investor, mendukung pertahanan keamanan dan meningkatkan perekonomian warga setempat. Pasalnya, kehadiran mesin-mesin tersebut akan menambah jam operasi listrik PLN menjadi 24 jam/hari.

“Sebelumnya, listrik di Pulau Laut, Pulau Serasan, Pulau Midai, Pulau Subi dan Pulau Legong atau yang dikenal dengan Pulau Tiga hanya beroperasi 14 jam. Oleh karenanya, hal ini dapat menjadi modal kuat bagi pemerintah untuk menarik investor, meningkatkan taraf hidup dan mencerdaskan masyarakat yang tinggal di pulau-pulau perbatasan dengan China, Kamboja, Filipina, Vietnam dan Malaysia,” ujar Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN, Wiluyo Kusdwiharto saat meresmikan pengorperasian listrik di Desa Sabang Mawang Pulau Tiga, Natuna, Selasa (29/5).

Selain mengoperasikan mesin diesel. PLN juga membangun insfrastruktur berupa Jaringan Tegangan Menengah 20 kV (kilo Volt), Jaringan Tengangan Rendah dan trafo distribusi untuk mengalirkan energi listrik ke 11 desa baru dan 2 desa lama.

11 desa yang baru berlistrik adalah:
1. Desa Pulau Tiga (Pulau Batang Kec. Tiga Barat)
2. Desa Tanjung Kumbik Utara (Pulau Batang Kec. Tiga Barat)
3. Desa Setumuk (Pulau Batang Kec. Tiga Barat)
4. Desa Selading (Pulau Batang Kec. Tiga Barat)
5. Desa Sabang Mawang Barat (Pulau Lagong)
6. Desa Tanjung Batang
7. Desa Kadur (Pulau Laut)
8. Desa Tanjung Pala (Pulau Laut)
9. Desa Terayak (Pulau Subi)
10. Desa Subi Besar (Pulau Subi Besar)
11. Desa Subi Besar Timur (Pulau Subi Besar)

Sedangkan 2 desa lama adalah :
1. Desa Meliah (Pulau Subi Kecil)
2. Desa Meliah Selatan (Pulau Subi Kecil)

“Beroperasinya listrik PLN selama 24 jam penuh merupakan berkah bagi masyarakat, khususnya pada bulan Ramadhan. Masyarakat dapat melaksanakan menunaikan ibadah dengan lebih baik, tambah Wiluyo.

Dewan Komisaris PLN, Ilya Avianti menyatakan rasa bangga kepada PLN yang telah mempersembahkan kerja nyata kepada warga Natuna.

“Kami berharap, seluruh warga bisa memanfaatkan listrik secara optimal untuk mendukung kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mengaji, belajar, menjahit hingga menyimpan hasil tangkapan ikan,” jelas Ilya.

Sebelumnya, masyarakat setempat menggunakan listrik dari Perusahaan Daerah (Perusda) dimana mereka harus membayar Rp 150.000 – Rp 400.000 per bulan untuk listrik yang belum menyala 24 jam.

“Alhamdulilah sangat senang sekali. Siang hari kita bisa bikin apa saja untuk membantu keluarga. Kalau malam ndak capai lagi menjahit pakai kaki,” ujar Wanzaimah (42), warga Desa Tanjung Kumbik yang berprofesi sebagai penjahit.

Listrik memberikan manfaat besar bagi kehidupan warga, terutama di daerah 3 T (Terluar, Tertinggal, dan Terdepan). Untuk itu PLN terus berupaya menyelesaikan pembangunan kelistrikan demi pemerataan Rasio Desa Berlistrik (RD).
Saat ini di Kabupaten Natuna sendiri sudah mencapai 90% (69 dari 76 desa sudah berlistrik). Target di tahun 2019, Natuna sudah 100% berlistrik. Dukungan dari seluruh pihak, termasuk masyarakat setempat sangat penting demi tercapainya target ini. (red)