Petani Israel Merugi Rp 2,04 Triliun Akibat Gempuran Rudal Hizbullah
TEL AVIV,KoranRakyat co.id – Akibat peperangan tidak hanya menyasar masyarakat sipil selain dari angkatan perang pihak yang bertikai, sektor lainnya juga kena imbas. Salah satu imbasnya adalah produksi pertanian dari pihak yang terlibat perang.
Seperti halnya yang diwartakan TRIBUNNEWS.COM selain perang dengan Hamas yang membuat pengeluaran perang Israel bengkak, serangan kelompok bersenjata Hizbullah belakangan ini juga menyebabkan kerugian finansial yang mendalam bagi perekonomian Israel.
Ketegangan ini pertama kali terjadi sejak November tahun lalu, tepatnya pasca Israel melakukan agresi ke Palestina pasca serangan Hamas ke Israel Selatan pada 7 Oktober 2024, hingga memicu aksi genosida yang menyebabkan korban tewas di Gaza melonjak mencapai 24.000 ribuan jiwa.
Tindakan Israel lantas memicu amarah kelompok kelompok bersenjata Hizbullah yang memiliki kedekatan dengan Hamas. Alasan ini yang mendorong Hizbullah melakukan serangan rudal ke wilayah pemukiman Israel Utara.
Namun serangan Hizbullah yang membabi buta telah memicu kepanikan warga. Imbas serangan itu, hampir sebagian besar warga Israel Utara yang rumahnya berbatasan dengan Lebanon mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Akibatnya, para petani di Israel Utara tidak dapat bekerja di lahan perkebunan mereka hingga sektor membuat sektor pertanian Israel mengalami kerugian besar mencapai 599 juta shekel atau sekitar Rp 2,04 triliun.
“Ketakutan akan serangan Hizbullah telah menyebabkan kerugian finansial bagi para petani, karena mereka tidak dapat bekerja di lahan pertanian yang mereka telah dirampas Hizbullah ,” ujar Yaron Belhassan, CEO Organisasi Petani Buah Israel.
“Para petani di wilayah utara juga mengeluhkan kesulitan merawat lahan pertanian yang berada di sepanjang wilayah perbatasan, imbasnya di musim 2024 mereka tidak bisa melakukan panen,” imbuh Belhassan, sebagaimana dikutip dari Almayadeen.
Untuk mencegah kerugian petani akibat gagal panen, asosiasi petani buah Israel kini tengah menggelar pembicaraan dengan pemerintah pusat untuk membahas ganti rugi atas konflik panas yang terjadi antara kelompok bersenjata Hizbullah asal Lebanon dengan militer Israel di perbatasan utara.
“Ada pembicaraan mengenai kerusakan parah, dan para petani menuntut dibuatnya rencana aksi untuk menerima kompensasi penuh atas kerusakan yang mereka timbulkan, seperti yang terjadi selama perang Lebanon kedua,” kata Belhassan.
“Jika kompensasi tidak diberikan, maka seluruh fasilitas di sektor pertanian akan runtuh,” tegas Belhassan.
900 Pekerja di Israel Jadi Pengangguran
Dampak perang di Gaza juga membuat angka pengangguran di Israel meningkat. Menurut laporan Taub Center for Social Policy Studies, sebuah wadah pemikir Israel total pengangguran di Tel Aviv saat ini telah mencapai 900 orang
Dampak perang juga membuat tingkat kemiskinan Israel melesat tajam, hingga pemerintahan Tel Aviv untuk melakukan pemangkasan bantuan ekonomi- sosial pada sejumlah lembaga amal.
Israel bahkan mulai menelantarkan 81,6 penerima bantuan lanjut usia, dengan dalih untuk menekan pembengkakan negara di tengah situasi perang di jalur Gaza.
Sementara 81,6 penerima bantuan lanjut usia hidup dalam kemiskinan dan 31,5 persen warga Israel menghadapi kerawanan pangan yang parah. (*/Sar)