17 Mei 2025

Brigjenpol  Hengki Haryadi Asal Palembang Pernah Tiga Kali Tangkap Hercules, Tak Gentar Meski Dapat Ancaman

KoranRakyat.co.id,Jakarta  —Pemberitaan tentang Ketua Umum GRIB JAYA Hercules betul-betul  menyita perhatian masyarakat karena –terkesan tidak ada yang ditakutinya di Bumi Indonesia ini.

Ternyata bukan cuma Sutiyoso dan Gatot Nurmantyo yang ditantangnya –keduanya Jenderal TNI bintang empat, ada juga Jenderal Polisi bintang satu asal Palembang  yang ditantang Hercules.

Pasalnya seperti dilansir  Tribunjakarta.com, tahun 2023, Hercules  pernah menantang Brigjen Hengki Haryadi yang kala itu menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Peristiwa tersebut terjadi saat Hercules memberikan sambutan dalam acara silaturahmi Partai Gerindra dengan GRIB Jaya pada Sabtu (3/6/2023Dalam tayangan Kompas TV, Hercules tampak mengenakan kemeja hitam merah dengan ikat kepala berwarna hitam.

Dia bersuara lantang dan menyatakan tak takut kepada Hengki secara pribadi, bukan institusi Polri.

“Seorang Kombes Hengki Haryadi, saya enggak takut sama dia pribadi, bukan institusi Polri, tapi pribadi dia,” ujar Hercules dalam pidato itu.

Setelah video pernyataan itu beredar luas, Hercules kemudian membuat video permintaan maaf kepada Hengki Haryadi.

Dalam video itu, terlihat Hercules yang memakai peci merah dan baju biru itu meminta maaf karena telah marah-marah dan menantang Hengki Haryadi.

Lalu Hengki Haryadi merespon ucapan Hercules.

Hengki Haryadi mengaku akan tetap menindak tegas jika Rosario de Marshal alias Hercules melakukan aksi premanisne.

Sebab, kata Hengki, masyarakat merasa resah dengan keberadaan preman-preman di Ibu Kota.

“Tapi, kalau buat salah, ya enggak ada alasan (untuk tak menindak),” sebut Hengki kepada awak media, Jumat (9/6/2023).

“Dasarnya, kami melakukan penindakan terhadap premanisme itu yang pertama adalah keresahan masyarakat,” lanjutnya.

Di satu sisi, meski ditantang  Hercules, Hengki mengaku memaafkan tindakan tersebut.

Usai menantang Hengki, Hercules diketahui meminta maaf atas penyataannya.

“Sebagai insan beragama, kalau orang minta maaf, ya kita maafkan,” tutur Hengki.

Bagaimana sosok Hengki Haryadi?

Sosok Brigjen Hengki Haryadi menjadi momok menakutkan bagi pelaku premanisme di Jakarta.

Dia tercatat pernah menangkap sejumlah tokoh besar seperti Hercules sampai John Refra alias John Kei.

Ia juga turut mengungkap kasus besar, seperti serial killer Wowon cs.

Dalam rotasi yang dilakukan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Hengki Haryadi ditarik ke Bareskrim Polri dan menduduki jabatan baru sebagai penyidik tindak pidana utama TK II dari jabatan lamanya sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya

Hengki Haryadi lahir di Palembang, 16 Oktober 1974 sehingga usianya sekarang adalah 49 tahun.

Hengki merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 yang berpengalaman dalam bidang reserse.

Lulusan SMA Taruna Nusantara itu pernah menduduki sejumlah jabatan penting di Korps Bhayangkara.

Ia pernah menjadi Kepala Satreskrim Polres Tulangbawang Lampung pada 2004 silam.

Setahun kemudian, Hengki diangkat menjadi Kapolsek Telukbetung Selatan, Bandar Lampung.

Tak lama kemudian, ayah empat anak itu dimutasi menjadi Kasat Reskrim Poltabes Bandar Lampung.

Dikutip dari Kompas.tv, Hengki menjadi Kanit III Sat I Dit Reskrim Polda Lampung tahun 2008.

Dua tahun kemudian, ia menyandang pangkat Komisaris Polisi (Kompol) dengan menjabat sebagai Pamen di Polda Metro Jaya.

Setelah berpangkat Kompol, jabatan pimpinan pertama yang diemban Hengki adalah menjadi Kapolsek Metro Gambir.

Kemudian, ia diangkat sebagai Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat lalu Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat.

Pada 2014, Hengki dipercaya menjadi Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok.

Jabatan itu ia emban selama dua tahun hingga akhirnya ditunjuk menjadi Wakil Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.

Tahun 2017, ia kembali dipindahtugaskan menjadi Kepala Subdit I Dittipideksus Bareskrim Polri.

Di tahun yang sama, Hengki lagi-lagi dimutasi menjadi Kapolres Metro Jakarta Barat, tepatnya pada Oktober 2017.

Kemudian, pada pertengahan November 2020, Hengki lalu diangkat menjadi Kapolres Metro Jakarta Pusat.

Satu setengah tahun kemudian, suami dari Duma Intan Karenina itu mengemban amanat sebagai Dirreskrimum Polda Metro Jaya sejak 13 April 2022.

Hingga akhirnya kini, Hengki kembali ditarik ke Bareskrim yang sebentar lagi akan bergelar Brigjen.

Tangkap Hercules 3 Kali

Hengki Haryadi dikenal sebagai perwira polisi yang memiliki sejumlah prestasi.

Ia pernah mengenyam pendidikan selama sembilan bulan di Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri ke-29.

Mengutip Kompas.com, ia menjadi lulusan terbaik di angkatannya.

Saat bertugas di Polres Metro Jakarta Barat, Hengki beberapa kali berhadapan dengan Hercules.

Ia bersama tim Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat mencokok  Hercules yang kerap melakukan tindakan kekerasan hingga pemalakan bersama anak buahnya kepada masyarakat di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada 2013.

Pada 2017, saat Hengki Hariyadi menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat, dirinya kembali menangkap Hercules atas kasus pemerasan dan pendudukan lahan di Kalideres.

Lalu di 2018, Hengki kembali berhadapan dengan Hercules.

Hercules beserta geng diketahui mengintimidasi dan menyebarkan ketakutan terhadap warga Kalideres saat mencoba menguasai lahan milik warga.

Saat dikonfirmasi, Hengki juga membenarkan dirinya tercatat sudah 3 kali menangkap mantan preman itu.

“Kalau dulu masih ingat keluar tahanan kita tangkap lagi. Pada tahun 2018 kita tangkap lagi kasus pemerasan dan kedudukan lahan,” ucap Hengki di tahun 2023 silam.

Selain Hercules, Hengki juga pernah menangkap sejumlah orang penting hingga artis.

Pada Desember 2018, ia menangkap aktor Steve Emmanuel gara-gara kedapatan membawa narkoba.

Tiga tahun kemudian, Hengki menangkap anak dan menantu konglomerat Aburizal Bakrie yaitu Ardi Bakrie dan Nia Ramadhani pada Juli 2021.

Pasangan ini ditangkap karena kasus narkoba.

Pertengahan 2019, Polres Metro Jakarta Barat berkolaborasi dengan penegak hukum narkoba dari Amerika Serikat, yaitu DEA.

Hasilnya, Polres Metro Jakarta Barat berhasil mengungkapkan penyelundupan sabu asal Amerika dengan modus bungkus kopi seberat 28 kilogram.

Pada Juni 2022, Kombes  Hengki Haryadi memimpin penangkapan pemimpin tertinggi ormas Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja di Lampung.

Saat itu, ormas Khilafatul Muslimin dianggap meresahkan masyarakat.

Agustus 2022, Hengki menangkap empat pejabat BPN dalam kasus dugaan mafia tanah di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Sindikat mafia tanah ini melibatkan sejumlah pegawai BPN, termasuk juga pendananya atau funder. (*)