21 September 2024

Kejutan Hasil Pileg 2024 di Ogan Ilir

Catatan : DRS H IKLIM CAHYA, MM ( Wartawan/Pemerhati Masalah Politik dan Sosial)

WALAU belum resmi, tapi Partai apa saja yang akan mendapatkan kursi di “Senai 03” (Kantor DPRD OI), sudah dapat terbaca. Dari 40 kursi DPRD Ogan Ilir (OI), terlihat ada sejumlah kejutan bila dilihat dari gambaran hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 ini.

Kejutan pertama datang dari Partai Golongan Karya (Golkar). Partai berlambang Pohon Beringin ini, sejak OI berdiri tahun 2004 selalu leading meraih kursi terbanyak, dan selalu mendapatkan pos Ketua DPRD. Tahun 2004 Golkar mendapat 7 kursi, tahun 2009 (10 kursi), 2014 (7 kursi), dan 2019 (8 kursi). Raihan kursi terbanyak 10 kursi, diraih saat Partai Golkar OI dipimpin duet Mawardi Yahya (Ketua) dan Iklim Cahya (Sekretaris). Saat itu Mawardi Bupati OI sedangkan Iklim Cahya Ketua DPRD. Namun pada Pemilu tahun 2024 ini diperkirakan Partai Golkar hanya meraih 1 – 2 kursi saja. Terjun bebas dibanding hasil Pemilu-Pemilu sebelumnya.

Walaupun ini kejutan, tapi bagi pemerhati politik seperti saya, hasil ini tidak begitu mengejutkan. Lantaran hal ini sudah diprediksi, bahwa suara Golkar pada Pemilu 2024 ini akan menurun.

Apa penyebabnya? Menurut saya ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

1. Hengkangnya tokoh Golkar, H Mawardi Yahya (MY) yang bergabung dengan partai lain. Untuk di OI “magnet” MY masih luar biasa. Setelah ia bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), maka sejumlah kader Golkar yang loyal kepadanya langsung merapat. Baik kader Golkar yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif, namun dulu pernah aktif di Golkar. Belum lagi bergabungnya orang-orang potensial lainnya.

2. Terjadinya perpecahan di internal Golkar antara kubu Endang PU dengan kubu Suharto. Perpecahan ini tidak terselesaikan sampai saat pencalegan. Akibatnya dari 5 anggota Fraksi Golkar kubu Suharto, tiga diantaranya hengkang ke partai lain, dan dua lagi mencalonkan keluarganya ke partai lain. Hebatnya 3 orang tersebut + satu keluarganya, diprediksi masih terpilih pada Pemilu 2024 ini. Hengkangnya kader-kader lama yang sudah berkali-kali terpilih saat Pileg ini, tentu merugikan Partai Golkar.

3. Para Caleg yang direkrut Partai Golkar untuk Pemilu 2024 ini, mayoritas orang-orang yang tidak kuat secara kapital, sehingga daya juangnya lemah. Karenanya dalam persaingan antar caleg yang saat ini kian ketat, mereka kalah bersaing.

Kejutan lainnya yang terlihat pada Pileg di OI ini, melambungnya suara yang didapat oleh Partai Gerindra. Hal ini berimplikasi pula dengan perolehan kursi di DPRD. Kalau pada Pemilu 2019, Gerindra hanya meraih 1 kursi. Nah pada Pemilu 2024 ini, Gerindra diprediksi meraih 10 – 12 kursi. Jumlah kursi ini diyakini yang terbanyak di DPRD OI, yang sekaligus mengantarkan Gerindra meraih kursi Ketua. Dan kalau melebihi 10 kursi berarti bakal memecahkan rekor yang pernah diraih Partai Golkar.

Penyebab melonjaknya kursi Partai Gerindra, lagi-lagi karena Mawardi effect. Setelah MY bergabung ke Gerindra, maka langsung ia memasang strategi yakni merekrut para Caleg yang kuat dana, dan juga baik dari sisi modal sosial, baik langsung calegnya atau faktor keluarganya.

Kejutan yang lain lagi yakni kalau hasil Pemilu 2019 lalu, tidak ada yang terpilih untuk periode keempat. Namun pada Pemilu 2024 ini terlihat ada kemungkinan beberapa orang yang akan berlanjut ke periode ke empat (2024 – 2029). Diantaranya berkemungkinan Wahyudi, ST (PDIP), H Marzuki A Karim (Hanura), dan Ahmad Yadi (PPP).

Namun kelihatannya yang belum ada, yang bakal memecahkan rekor Drs H Iklim Cahya, MM yang dua periode menjadi Ketua DPRD OI. Tapi kalau untuk posisi wakil ketua sudah terpecahkan oleh Wahyudi dan Ahmad Syafei. (*)