20 Maret 2023

Potensi Komersil Daun Ujung Atap Yang Tumbuh Subur di Area Calon Tambang Pasir Kuarsa Pulau Bunguran dan Subi Natuna

KR Online, Natuna-Berdasarkan dari data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terdapat 31 perusahaan pemegang Wilayan Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Pencadangan tambang pasir silika dengan total luasan 78.182 H (hektare) dan dua perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Explorasi tambang pasir silika dengan luas 190 H serta satu perusahaan pemegang (IUP) Explorasi tambang pasir uruk seluas 20H. Jika ditotalkan secara keseluruhan luasan wilayah yang akan ditambang di Pulau Natuna sekitar 78.392 H. Hampir 3/4 sebagian pulau Natuna akan dijadikan wilayah tambang.

Alasan sejumlah oknum pejabat dan masyarakt menjual tanahnya karena dianggap tidak produktif, tidak produktif ini diukur karena dilahan tersebut tidak ada tumbuh pohon besar yang diambil pohonnya untuk kayu olahan ataupun tidak ada tanaman pangan yang bisa ditanam,

“ Kita tidak bisa menolak alokasi tambang itu karena selain menaismenya memnag perijinannya dari pusat, lagian ditanah itu tak produktif, biar sajalah masyarakat menikmati hasil penjualan lahannya.” Jelas oknum pejabat yang dipilih rakyat saat dikonfirmas media ini beberapa saat lalu.

Pandangan senada juga sering dilontarkan paa broker tanah dan calo yang mrmpertemukan pihak perusahaan dan pemiluik  tanah yang akan dijadikan lokasi penambangan pasir kuarsa,

Luasnya rubuan hektar, kasawsan ini rata rata memiliki ciri yang sama yakni, berisi tumbuhan perdu dan semak belukar, ada beberapa phohon saja seperti akasia dan pohon ukuran sedang lainnya,

Tetapi siapa sangka ternyata bukannya tidak produktif, Allah SWt yang maha kaya sudah menumbuhkan tanaman produktif diarea tersebut, dan memiliki nilai ekonomis sangat tingi, apa itu?
Nama tumbuhan itu adalah pohion sapu-sapu, tumbuh liar sangat subur diarea calon tambang ini, tanpa budidaya olah tanah pupuk dan keluar moal. hanya tinggal petik proses panen cuan!

Nilai ekonomis minyak atsiri yang dikandung dari daun pohon sapu-sapu mencapai RP, 300.000 perliter
Jauh lebih mahal dari harga pasir kuarsa ynag hanya dihargai 100.000/kubik.

Adalah DR (HC) Letjen Purn TNI Doni Monardo yang mebuka wawasan peluang ini, sebagai Komisaris Utama Mind ID bel;iau dan direksi jajaran Tambang di Indonesia tengah mengembanggkannya di Pulau bangka belitung, sebagai pilot prjeck.

“Harga pastinya masih terus dikaji, tapi kisarannya sekitar tiga-ratus-ribu rupiah per liter,” kata Doni. “Jika kerja keras, hasilnya melebihi penghasilan petambang liar,” tambahnya.

Doni hadir sebagai Komisaris Utama Mining Industry Indonesia (MIND ID). Sebuah BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), PT Timah Tbk., dan PT Vale Indonesia.

Komisaris MIND ID lainnya yang juga hadir: Martuani Sormin, Ilyas Asaad, Nicolaus Teguh Budi Harjanto, dan Ridwan Djamaluddin. Nama terakhir, kebetulan saat ini menjabat Pejabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung. Dari jajaran direksi, hadir Danny Praditya (Direktur Operasi dan Portofolio) dan Dany Amrul Ichdan (Direktur Hubungan Kelembagaan).

Hadir pula Komisaris Utama PT Timah, M. Alfan Baharuddin, Direktur Utama PT Timah, Achmad Ardianto dan jajarannya. Hadir pula direktur PT Freeport Indonesia, Claus Oscar Ronald Wamafma. Sedangkan, dari PT Vale Indonesia, hadir Direktur Strategis Budiawan Syah.

Ciri Ciri Pohon Ujung Atap (Baeckea frutescens) Di Alam Liar

Ujung atap atau Cucur atap (Baeckea frutescens) adalah tanaman obat dan jamu-jamuan tradisional. Kayunya sering digunakan untuk membuat pagar, bedak, dan obat gosok.

Di Indonesia, pohon ujung atap dikenal dengan banyak nama, seperti Ujung atap (Kalimantan dan Sumatra), Aron (Aceh), Jungle-jungle dan Sapu atap (Bangka Belitung), Si-gamei-gamei (Minangkabau), Permainan (Batak), Sawajane dan Sawajale (Sulawesi), Wile-wile (Baliem)

Ujung atap berasal dari Cina selatan, New Guinea, dan Australia. Di Kalimantan, ujung atap ditemui di Serawak, Sabah, dan di sekeliling wilayah Kalimantan Timur, Selatan, dan Tengah.

Penyebaran pohon ujung atap di Indonesia meliputi wilayah berikut ini :
• Kalimantan Barat – Cagar Alam Muara Kendawangan, dan sabana pada ketinggian 1.000 m dpl
• Sumatra – Sumatra Utara hingga ke Palembang (biasanya tumbuh di rawa-rawa), Bangka Belitung, dan Kepulauan Anambas
• Sulawesi – Sulawesi Tengah, Tenggara, dan Selatan
• Maluku – Kepulauan Taliabu
• Irian Jaya – Pulau Trangan
• Papua – Pulau Misool

Ciri Ciri Daun Ujung Atap

Daunnya harum (seperti lavender karena mengandung minyak esensial pinena, g-terpinena, p-sinmonena, limonena, linalol, dan lain-lain), tunggal, menggerombol, saling berhadapan, bentuknya seperti jarum, tegak, berukuran panjang 5-11 mm.

Pucuk daun ujung atap berwarna merah tua, dan keras. Pepagan dan percabangan berwarna abu-abu.

Ciri Ciri Bunga Ujung Atap

Bunganya berukuran 3-5 mm, termasuk bunga tunggal, berwarna putih-merah muda, dan tumbuh di ujung percabangan.

Ujung atap berbunga sepanjang tahun, dan berbuah hampir sepanjang tahun pula.

Ciri Ciri Buah Ujung Atap

Buahnya berukuran 5 mm dan berwarna coklat. Buah ujung atap tumbuh pada bulan Juni hingga Oktober dan Februari sampai April.

Ciri Ciri Pohon Ujung Atap

 

Pohon ujung atap berbentuk semak dengan tinggi maksimal 6 meter dan diameter batang 11 cm.

Meskipun pohon ujung atap memiliki banyak sekali manfaat yang bisa digunakan manusia, namun belum ada yang melakukan pembudidayaan besar-besaran.

 

MANFAAT POHON UJUNG ATAP :

Simplisia (bahan dasar obat) dari ektrak ujung atap, secara farmakognosi dikenal sebagai Baeckea Folium, dan setidaknya pada masa lalu, dimasukkan sebagai salah satu simplisia yang wajib tersedia di apotik.

Ekstrak etanol dari ujung atap menunjukkan aktivitas sitotoksik melawan sel leukemia. Tiga flavonoid yang ditemukan dari daun ujung atap, yaitu BF-4, BF-5, dan BF-6.

Dikatakan pula, 50% sel leukemia mati oleh ekstrak metanol dari ujung atap. Sehingga, ekstrak metanol ujung atap mungkin bisa dikomersialkan dan dikembangkan sebagai anti-leukemia di masa mendatang.

Kandungan ekstrak ujung atap lainnya menunjukkan aktivitas anti-inhibisi yang kuat terhadap parasit malaria (Plasmodium falciparum) namun tidak mampu mengatasi babesial (Babesia gibsoni).

Dalam pengobatan tradisional, baik di Malaysia maupun Indonesia, pohon ujung atap digunakan untuk menyegarkan tubuh ibu yang baru saja melahirkan

Daunnya ini juga bermanfaat sebagai obat gosok ke seluruh tubuh.
Bunga ujung atap dalam pengobatan tradisional bermanfaat untuk mengobati masalah nafsu makan.

Di Lembah Baliem, digunakan untuk obat demam, sakit perut, pengusir nyamuk dan digunakan untuk membuat sapu. (Red)

Lewat ke baris perkakas